Mengapa dengan gadis itu? Apakah gw udah keterlaluan ya?
Batin Zeevan.Apaan si gw mikirin dia, ga penting banget.
Tiba tiba Zeevan mengingat kalau ada tugas yang diberikan oleh gurunya tadi disekolah. Dan sialnya dia berkelompok berdua dengan Rinai.
Zeevan
Val, gw minta no Rinai, skrng cpt.Valerie
iya iya, sabar napa aelah.
ni nmrny 08****
Mau apa lu?pdkt ya?wkwkZeevan
Kaga la, orang gw mau kerja kelompok
Mksih y.Zeevan sebenarnya malas jika harus berkelompok dengan Rinai, tapi ya mau gimana lagi.
Zeevan langsung menelpon Rinai untuk pertama kalinya./Zeevan off.
Rinai hari ini hanya mengurung diri dikamar saja, dia sedang mengobati luka sayatan dan melapisinya dengan perban.
Tiba tiba saja ponsel Rinai berbunyi dengan no yang tak dikenal.Drttt drttt drttt
Siapa ini? Angkat tidak ya?
Rinai langsung mengangkat telpon, siapa tahu ini penting.
"halo, siapa ya?" tanya Rinai santai.
"ini gw Zeevan, tadi ada tugas dan sialnya gw sekelompok ama lu. Jadi lu hari ini kerumah gw siang nnti." jelas Zeevan yang datar.
"tapi gw lagi sakit Van," kata Rinai malas.
"halahh gw ga peduli, intinya siang nanti lu kerumah gw. Gw tunggu!" jelas Zeevan langsung mematikan telponnya.
Rinai hanya bisa pasrah mengikuti apa yang Zeevan bilang.
Rinai pergi ke meja belajarnya, dia membuka laci meja dan mendapatkan obat lalu langsung meminumkannya karna penyakit Rinai lagi lagi kambuh.
*****
Rinai menuruni tangga, ya dia pergi ke rumah Zeevan untuk tugas sekolah. Tapi rasanya dia malas jika melewati orang tuanya."maa, Rinai keluar kerumah Zeevan ya." ucap Rinai meminta izin.
"sudah saya bilang, jangan panggil saya mama! Saya bukan ibu kamu!" lagi lagi mamanya teriak.
"apa salah Rinai ma..?" Rinai menunduk sambil menahan air mata yang sebentar lagi akan turun.
"kamu itu anak haram, pembawa sial!" jelas mama Rinai yang semakin membentak.
Rinai tak tahan lagi dengan bendungan air matanya. Air mata Rinai langsung jatuh dengan deras.
Didalam mobil, Rinai masih meningat perkataan mamanya..rasanya ucapan itu selalu terucap dari mulut ibunya sendiri. Tetesan hujan mulai turun, sepertinya hujan tau jika Rinai sedang bersedih.
Hati telah retak seperti kaca.
Luka didalamnya sangat sakit.
Beribu luka tertancap seperti jarum.
Aku rapuh bagaikan kapas yang lembut.Mobil Rinai telah terparkir rapi dihalaman rumah Zeevan. Sebenarnya Rinai tau dimana rumah Zeevan, tapi baru pertama ini dia kerumah cowok yang selalu membullynya itu.
"assalamualaikum.." ucap Rinai sopan sambil mengetuk pintu rumah itu.
"wa..waalaikumsalam, cari siapa ya?" balas seorang wanita yang anggun itu membuka pintu ya itu ibunya Zeevan.
"cari Zeevan tante, mau kerja kelompok untuk tugas sekolah." jelas Rinai tersenyum manis.
"oh, baiklah nak ayo masuk..tante panggilin Zeevan dulu ya sayang." ajak tante Reyna dan pergi ke kamar Zeevan untuk memanggil Zeevan.
Mata Rinai melihat isi ruangan ini, sangat hangat.
Zeevan beruntung punya ibu yang cantik dan baik seperti tante Reyna."rinai..kata Zeevan, Rinai langsung aja ya ke kamar Zeevan." ucap mama Zeevan yang mendekat ke arah Rinai.
"iya tante, makasih ya." balas Rinai tersenyum.
"nai, panggil tante mama saja ya. Tante suka melihat Rinai, mata Rinai seperti anak tante." kata mama Zeevan sembari memeluk Rinai.
Mama Zeevan tahu sepertinya Rinai sedang ada masalah, terlihat dari mata Rinai yang mati dan sayu itu.
"baik ma, terima kasih." Rinai membalas pelukan mama Reyna dan berjalan ke kamar Zeevan
Mataku sama dengan anak mama
Reyna? Siapa? Adik Zeevan kah?Klek.
"lu lama amat si, gw dari tadi nungguin lu." kata Zeevan ketus tanpa melihat kearah Rinai.
"iya..maaf tapi gw kan tetep kesini." kata Rinai meminta maaf.
"yaudah, lu kerjaiin aja itu sendirian. Gw males mau ngegame." Zeevan memerintah Rinai seperti babu.
"lah kok gitu si?kan kita berekelompok, kerjainnya sama sama la." kata Rinai tak terima.
"lu nurut aja napa si, bawel amat jadi cewek." kata Zeevan dengan nada ketus khasnya.
Rinai menuruti saja, akhirnya Rinai mulai mengerjakan tugas dan melihat lihat diinternet tentang tugas tersebut.
"gw ke kamar mandi dulu, lu jan ngintip ye." kata Zeevan lalu pergi ke kamar mandi.
Dih, ngapain jg aku mau ngintip kamu. Dasar!
Rinai mencari gunting dimeja belajar Zeevan, tetapi mata Rinai tertuju pada foto yang difoto itu ada Zeevan dan orang yang disebelahnya sangat mirip dengan Zeevan.
Siapa dia?mirip sekali dengan Zeevan
Batin Rinai penasaran."heh, lu ngapain kesitu?" Zeevin yang tiba tiba keluar dari kamar mandi melihat Rinai berdiri dimeja belajar dia.
"eh ngga kok, gw cari gunting tapi rupanya ga ada." kata Rinai lalu melanjutkan tugasnya.
Zeevan melihat Rinai sangat pucat, dia sangat mirip dengan mayat hidup. Tapi mata Zeevan tak sengaja melihat tangan Rinai yang dilapisi perban dan masih ada bekas darah ditangannya.
Kenapa dengan gadis ini?apa dia berusaha menyakiti dirinya sendiri?
"sini gw bantuin" kata Zeevan yang lansgung membantu Rinai.
"eh makasih." ucap Rinai pelan.
Tiba tiba penyakit Rinai kambuh.
Padahal saat dia ingin pergi kesini, Rinai sudah meminum obatnya."nai, lu kenapa? Lu sakit kan? Udah biar gw aja." Zeevan spontan berkata seperti itu, dia khawatir dengan Rinai.
Kedua kalinya dia melihat Rinai kesakitan."ngga, gw gapapa.." kata rinai sangat pelan lalu tiba tiba rinai pingsan.
Gaiss gimana banyak misterius disini?
Siapa orang yang ada difoto itu? Kenapa dia mirip dengan Zeevan?very mysterious
Nah, makanya tetep tungguin par selanjutnya ya...
jan lupa share, support trus author ya
KAMU SEDANG MEMBACA
TETESAN HUJAN
Teen Fiction(7/09/2020)~~ Rinai Keyvaryn Hezzel Althasea yang biasa dipanggil dengan Rinai seorang cewek yang memiliki sifat sangat aneh. Rinai adalah cewek yang tinggi, cantik, pintar, dan berkulit putih tapi kulitnya seperti mayat hidup. Sebenarnya Rinai cewe...