Prince masuk ke sekretariat Debating Society dengan langkahnya yang cepat. Hanya ada dia dan Kelsea di dalam ruangan itu. Ia menarik lengan Kelsea, teman setimnya dalam NSDC maupun perlombaan debat lainnya.
"Apaan sih lo narik-narik?" tanya Kelsea kepada Prince.
Prince langsung tersenyum ramah karena ia ingin meminta tolong suatu hal pada Kelsea.
"Kels, gue boleh minta tolong ga? Kali ini aja, please" kata Prince memelas."Giniiii nihhhh, giliran ada maunya baik banget sama gue. Minta tolong apa?" tanya Kelsea dengan gaya juteknya.
"Gue hari ini nggak bisa latihan. Cuma hari ini aja kok. Please banget lo bilang sama pelatih kalau gue ngerjain tugas remedial" jawab Prince.
"What? Lo nggak latihan? Gimana sih lo? Lomba udah dekat lo mau bolos aja" omel Kelsea.
"Please, Kels!!! I need you!! Pelatih kan paling percaya sama lo. Gue janji kali ini aja, soalnya gue ada urusan penting" kata Prince memelas.
"You need me?" tanya Kelsea.
"Yes" jawab Prince dengan cepat
Kelsea menatap wajah Prince yang memelas minta tolong. Kelsea memikirkan permintaan Prince kepadanya. Kelsea sedikit setuju untuk membantu Prince karena selama ini Prince tidak pernah bolos selama latihan debat.
Kelsea memiringkan garis bibirnya, "Iya deh" jawab Kelsea setuju.
Prince terlihat semangat sambil meloncat kegirangan. "Makasih banyakkkkk yaa Kelsss!! Gua pergi dulu yaa" kata Prince sambil berjalan keluar dari sekretariat debat.
>>Prince<<
Aku langsung melajukan mobilku ke suatu tempat yang aku rasa harus aku datangi. Aku ingin mengakhiri rasa penasaranku dengan mengetahui apa sebenarnya yang spesial dari Harry, pujaan hati Ellen. Akhirnya aku menginjakkan kakiku di aula kantor penerbitan itu. Aku melihat Ellen duduk tepat di samping Joshua pada kursi barisan ke- 5 dari depan. Ellen tidak menyadari kehadiranku yang sedari tadi mengawasinya dari kejauhan. Pada barisan ke-2 dari belakang aku melihat Harry bersama partner lombanya yang aku bahkan lupa siapa namanya. Entah apa yang terjadi tetapi tiba-tiba Ellen menoleh ke belakang hingga ia menyadari kehadiranku yang berdiri di belakang. Aku berpura-pura tidak menyadari Ellen yang menoleh ke arahku. Ellen datang menghampiriku dan menepuk pundakku untuk mengejutkanku."Eh!" ucap aku yang pura-pura terkejut. Aku melihat Ellen berdiri di depanku saat aku sedang pura-pura sibuk main hp.
Ellen tersenyum tipis saat ia melihat raut wajahku yang seakan terkejut melihatnya. "Lo ngapain di sini? Pasti mau lihat doi lo lomba kan???" ganggu Ellen sambil menyenggolku.
Aku tidak tahu harus menjawab apa, jika aku mengaku kalau aku ke sini untuk mengakhiri rasa penasaranku terhadap Harry, hal itu akan terasa canggung dan merusak suasana ini.
"Hmm, nggak kok. Gue ada urusan aja" jawabku.
Sekarang aku merasa kesal terhadap Ellen yang tak kunjung peka akan semua perhatian dan perlakuan yang kuberikan kepadanya. Dan sekarang Ellen mengira kalau aku datang ke sini karena aku ingin melihat "doi" ku. Doi apa yang dia maksud? Apakah waktu yang sering kuhabiskan dengannya tidak cukup untuk mengungkapkan kalau aku tidak punya orang yang kusuka? Hmm, tapi iya sih aku sebenarnya ke sini untuk melihat orang yang kusuma tetapi hal yang ia tidak tahu bahwa dialah Orang yang kusuka yang sesunguhnya.
"Lo ngapain berdiri di sini? Nggak capek? Ayo duduk sama kita. Ada kursi yang kosong loh" ajak Ellen.
"Boleh?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Letter To Prince [Complete]
Storie d'amore(COMPLETED STORY) Warning : 16+ Cowok ganteng bisa sakit hati? Dear Prince I don't know how many times i write letters about you. I really miss every single thing about you now. Your perfect sharp nose, your perfect jawline that i forever adore. Kar...