Di koridor menuju ruang guru banyak siswa yang berbisik mengenai anak baru itu.
Dia siapa ya. Keren
Kayaknya anak baru tuh, lumayan buat di gebet.
Itu yang sama Gita siapa ya?
Liat deh, cool nggak tu anak.
Bad boyy, huhuhhu
Kira-kira seperti itu bisikan siswa yang nyaris terdengar oleh Gita.
"Ini anak baru itu ya? Abi?" Ternyata didepan ruang guru ada Bu Nina, mungkin dia sedang memang menunggu Abi.
"Iya bu" jawab Abi singkat
"Saya wali kelas kamu. Tapi kayaknya Ibu nggak bisa nganterin ke kelas. Nanti untuk perkenalan kamu bakal dibimbing oleh guru yang mengajar jam pertama" jelas Bu Nina. Sepertinya Bu Nina memang sedang tergesa-gesa saat ini.
"Iya Bu" jawab Abi singkat
"Nah kamu kelas 10 MIPA 4, kebetulan deket sama kelasnya Gita. Yaudah kamu dianterin Gita aja. Ibu pergi dulu ya" ujarnya dan langsung pergi menuju parkiran.
Kedua orang yang tadi berbicara dengan Bu Nina hanya mengangguki dan tersenyum.
"Yaudah bareng aja, bentar lagi juga mau be--"
Kring.... Kring...
"Bell" lanjut Gita yang ucapannya terpotong tadi dan dihiraukan oleh Abi. Cowok itu masih menatap lekat ponselnya. Entahlah ada apa didalam sana. Mungkin ada yang lebih menarik dari pada Gadis yang sedang menolongnya ini.
Padahal, cukup banyak siswa yang menyukai Gita. Dari segi penampilan, kepintaran dan cara bergaulnya, seolah membuatnya berbeda dengan siswi lain. Senyuman yang selalu terukir diwajahnya menjadi daya tarik tersendiri dari Gadis itu.
'Tembok' kata itu terlintas di pikiran Gita karena dari tadi Abi hanya mengangguk bahkan mengabaikannya. Mungkin seperti itu rasanya jika kita berhadapan dengan orang bermuka datar. Huhh.
Saat didepan kelas MIPA 4 ternyata disana ada seseorang dengan setelan khasnya. Baju cream yang disandingkan dengan warna lipstik merah terang dan ditambah dengan kerudung loreng-loreng. Kadang penampilannya yang sangat nyentrik ini menjadi buah bibir siswa bahkan merambat ke staf guru.
Siapa lagi kalau bukan Bu Reni dan kelihatannya dia sedang menunggu orang yang diantar oleh Gita.
"Nah ini kelas lo" kata Gita memecah keheningan
"Oke, thanks" jawab Abi sambil memasukan ponsel kedalam sakunya. Dari tadi memang Abi hanya memainkan ponselnya saja.
"Hm" sambil tersenyum
▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Jam pertama dikelas, Gita disibukkan dengan latihan soal matematika yang sangat menguras otak dan tenaga. Entah berapa banyak buku coretan yang dimilikinya. Dia memang tergolong anak yang rajin dan berprestasi disekolah, tidak heran jika dia banyak dikenal oleh warga sekolah. Apalagi sejak dia menjabat sebagai Wakil Ketua Osis.
"Git, tadi beneran lo barengan sama anak baru MIPA 4?" Tanya Chika yang dari tadi selalu dia tanyakan pada Gita temannya itu.
"Iyaa Chikaa. Perasaan dari tadi lo nanya itu terus" jawab Gita sambil mengayunkan kakinya menuju kantin
"Nahh, duduk tempat biasa ya. Tuh lagi kosong" ujar Mute sambil menunjuk meja kantin yang strategis.
Sebenarnya nama Mute itu Mutiara Rahma. Tapi entah sejak kapan dia dipanggil Mute. Dia juga tidak keberatan atas panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Roman pour Adolescents[[Follow dulss. Baru bacaa yaaa, pasti back]] [UPDATE TIAP JUMAT, SABTU & MINGGU] Ayunda Legita Seorang sekretaris OSIS yang sering behadapan dengan para badboy disekolahnya. Bukan karena kecentilan tapi salah satu badboy yang sering mencari masala...