Happy Reading😍
Pagi yang cerah ini, Abi datang tepat waktu kesekolah. Saat dia turun dari mobilnya banyak siswa yang membicarakannya. Abi hanya menatap datar, sifat dinginnya seperti sudah permanen dalam diri Abi.
Sangat melelahkan baginya, sejak jam pertama sampai jam istirahat kedua tidak ada free class. Rencananya untuk dua jam terakhir Abi akan membolos di rooftop untuk merefreshing otaknya yang sudah mulai penat.
"Mau kemana lo?" Tanya Azka kepada Abi yang akan beranjak keluar kelas.
"Rooftop"
"Ikut, gue dari tadi juga mau bolos" jawab Agdil yang langsung ikut berbicara.
"Yaudah buruan"
"Oii, tungguin gue nyett" teriak Agdil yang sedang membereskan bukunya.
Setelah dirooftop mereka duduk dan memainkan ponselnya.
"Udah tau rooftop aja lo. Jarang-jarang anak baru udah mau bolos" ujar Agdil kepada Abi
"Gue udah biasa bolos ke rooftop" dengan jawaban itu kedua temannya mengangguk mengerti.
"Azam kemana? Nggak ikut?" Tanya Azka yang baru saja sadar bahwa mereka kekurangan satu personil.
"Astagaa, gue lupa bangunin anak kebo"
"Kasian banget tu bocah, mana gurunya kiler lagi. Palingan disuruh keluar, kalo dia masih belum bangun" jelas Azka lalu tertawa saat dia membayangkan bagaimana ekspresi muka Azam nanti.
"Dia juga bakal kesini, kalau disuruh keluar"
"Lagian gara-gara Abi nih, bikin gue panik. Jadikan gue lupa bangunin anak kebo" lanjut Agdil dengan muka seriusnya.
"Lah kok gue, salah sendiri situ ya--" ucapan Abi terputus karena terdengar teriakan orang yang akan mengamuk.
"WOII KAMPRETT!!" Teriak Azam dan menuju ketiga temannya yang sedang bersantai.
"Udah gue bilang. Dia bakal kesini, nongol kan tu anak" ujar Agdil dengan rasa tanpa bersalah.
"Ngegas banget lo" kata Azka yang menggeserkan dirinya untuk memberi tempat duduk kepada Azam.
"Santai mamenn" ucap Agdil sambil menepuk pundak Azam.
Sebenarnya ketiga temannya itu sangat ingin tertawa. Melihat kondisi Azam sangat kesal membuat mereka untuk menahan tawanya. Mungkin Azam akan melempar temannya itu dari puncak gedung karena menertawakannya. Kan seruu.
"Apa kabar lo?" Tanya Abi yang mulai membuka mulutnya.
"Baikk, sebaikkk yang lo lihat!. KESELL GUEE!! Kalian juga, ngapain nggak bangunin gue. Enak kalo gue langsung disuruh keluar pas bangun. Ya gue fine fine aja. Lah ini? gue dikasih soal dipapan tulis" cerocosnya
"Bisa ngerjain soalnya?" Tanya Abi lagi seraya menahan tawanya
"Bukan gue yang ngerjain soal. Malah soalnya yang ngerjain gue!" Ujar Azam yang masih bisa melawak.
Tawa ketiga temannya pecah saat mendengar ucapan Azam. Untung saja dia benar-benar tidak marah kepada temannya yang tidak membangunkan saat itu. Sepertinya kesal Azam masih meluap-luap, sehingga dirinya tidak berhenti berbicara.
Bel pulang akan segera berbunyi. Gadis yang sering dipanggil Gita itu, kini ia sedang membereskan bukunya. Pulang sekolah hari ini, sepertinya dia akan pulang naik taksi karena Bara ada jam tambahan untuk persiapan ujian kelulusan.
Saat dia menuju halte sekolah, disana terlihat Dicky yang bertengger diatas motornya. Awalnya Gita sempat takut dengan orang itu karena akhir-akhir ini Dicky sering mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Teen Fiction[[Follow dulss. Baru bacaa yaaa, pasti back]] [UPDATE TIAP JUMAT, SABTU & MINGGU] Ayunda Legita Seorang sekretaris OSIS yang sering behadapan dengan para badboy disekolahnya. Bukan karena kecentilan tapi salah satu badboy yang sering mencari masala...