Mau Kacang-kacang!

2.1K 205 15
                                    

Kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang wajar dalam cerita ini!🙏
Mohon koreksi, kritik, dan sarannya!😉

Happy Reading!😘

👑

Davian mengamati Elle yang tertidur di ranjang rumah sakit. Sungguh, lega rasanya saat dokter mengatakan Elle sudah baik-baik saja setelah beberapa waktu di IGD. Rasa menyesal masih saja melingkupinya, bagaimanapun ini masalahnya tetapi justru putranya yang terkena imbasnya.

"Maafin papa ya?" ucapnya dengan tangan kiri mengusap rambut Elle dan tangan kanan mengusap punggung tangan Elle. "Cepat sembuh Elle! Papa sayang kamu," lanjutnya mengecup dahi Elle.

Ia memang sendirian di kamar Elle. Tadi memang orang tua dan saudara-saudaranya kesini, tetapi beberapa ada yang pamit dan ke kantin karena memang sudah hampir menjelang Magrib.

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Davian dari Elle. "Anak Invowl di kantin Bang," ucap Devo lalu berjalan menuju keponakannya.

Tak lama, lagi-lagi pintu terbuka menampilkan empat sosok laki-laki yang tak lain adalah anggita Invowl. "Gimana Elle?" tanya Damar salah satu anggota Invowl yang memang paling dekat dengan Elle.

"Lagi tidur, dokter bilang udah gak apa-apa," jawab Davian mendapat anggukan dari keempatnya. "Parah Lo Dav! Kebiasaan kalau ada masalah gak pernah cerita," ucap Karan menggelengkan kepalanya.

"Sorry Bang, gue cerita semuanya. Termasuk sama Bang Rhaffi, Papa, sama Mama," terang Devo saat wajah Davian terlihat kebingungan. "Lagian, apa-apa tuh cerita Bang!" balas Dirga si ketua Invowl angkatan paling akhir. "Gue pikir gue bisa selesaiin masalah ini sendiri," ungkapnya.

"Gue tahu, tapi gue masih gak ngerti lagi sama dia," celetuk Sunu menatap yang lain. "Padahal bukan salah Vian juga," ucap Damar membenarkan Sunu. "Gimana pun ini risiko gue, gak ada pekerjaan yang gak ada risikonya," balas Davian mendapat anggukan mereka. "Tapi dia emang salah, dan udah sepantasnya dapat hukuman kan?" imbuh Devo dengan nada sedikit tak suka.

"Ya, gimana lagi? Namanya juga...." Ucapan Karan terpotong lenguhan Elle. "Eungh! Mau bolu kacang," lirihnya dengan mata terpejam, membuat enam orang di ruang itu terkekeh gemas sendiri melihatnya. "Kayak ya si Elle beneran kepingin bolu kacang deh Bang," ucap Dirga diangguki Sunu yang sependapat. "Gue trauma sama tuh bolu satu," jawab Davian bergidik kala mengingat raut kesakitan Elle saat muntah-muntah tadi.

"Wah, udah gak jadi favorit lagi dong," ucap Kalan tertawa. Pasalnya, Davian itu maniak bolu kacang dari pertama kali dia bisa makan.

Karena semakin malam, hanya tersisa delapan anak Invowl yang ada di ruang rawat Elle. Dan ada Sevanya yang pastinya beserta Rhaffi serta Hendra dan Anna.

"Pa!" panggil Elle yang sedang bersandar di tubuh Devo. Tom Jerry satu itu kalau Jerry nya sakit pasti jadi akur, soalnya si kecil manjanya gak ketulungan sedangkan yang besar bucinnya sudah kuadrat. "Kenapa?" tanya Davian yang sedang mengunyah kripik.

"Susu pisang," ucapnya dengan memainkan jari-jarinya. "Adanya susu pink, mau?" Justru Sevanyalah yang menjawab. Elle menggeleng, "Mau susu pisang pokoknya!" ucapnya lagi mengerucutkan bibirnya.

"Ke minimarket gih Dav! Bayi Lo minta susu," ucap Ryu anggota Invowl yang malah dilempari Elle biji ketus yang dimakannya. "Om jangan fitnah! Elle kan udah SMA, udah enam belas tahun. Bukan bayi tahu!" ucapnya tersungut-sungut sok polos. "Ye! Nyambung aja si bocah! Orang gue ngomong sama Bapaknya," balas Ryu.

PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang