"Ibu ... bagaimana jika aku tertarik dengan sesama jenis?"
"Ap-Apa?! Bagaimana bisa?!"
° D R E A M °
<~~~~~>
Es Batu present
■■■
Eren x Levi
■■■
「進撃の巨人」© Hajime Isayama
■■■
Eren: 24 y.o
Levi: 23 y.o
Hanji: 25 y.o
■■■
Enjoy^^
◇•◇•◇•◇•◇•◇Sinar sang Mentari menyongsong dari arah barat. Bukan! Ini bukan tanda Kiamat, namun sang Mentari ingin berpamitan pada penduduk bumi dibagian Pulau Paradis. Bahasa apiknya, Senja. Dimana sang Penguasa siang akan bertolak menuju belahan bumi lainnya dan bergantian jam jaga dengan sang Rembulan.
Dua insan berstatus Ibu-Anak menikmati indahnya sore hari. Ditemani minuman favorit yang turun menurun dari sang buyut, Teh Hitam. Surai berwarna senada berbeda gaya mengayun lembut terterpa angin.
Netra sama bertubrukan satu sama lain. Si Anak memandang Ibunya mantap, dengan Ibunya yang balas menatap terkejut. Mulut berlapis pelembab tipis hendak terbukaーmengatakan sesuatu, namun tak ada suara yang keluar.
Si Anak menguatkan mental hatinya. Menguatkan batin apabila nanti sang Ibu akan mencaci maki, menampar, mengusir, mengutuknya menjadi batuーpun ia tak masalah.
Tapi apa yang ia dapat. Tatapan berbinar sang Ibu mengenyahkan segala pemikiran negatif yang berseliweran dibenaknya.
"Kau ... yakin dengan apa yang kau katakan barusan?" Si Ibu memandang penuh keseriusan pada Anaknya.
"Ya."
Jawaban singkat yang mampu membuat Sang IbuーKuchel memeluk anak semata wayangnya. Harapan hidupnya.
"Benarkah?" Kuchel meminta jawaban lagi.
Si AnakーLevi mengerlingkan mata jengah dalam pelukan sang Ibunda.
"Ya. Aku serius dengan apa yang kukatakan barusan." Ujarnya mantap. Kuchel melepas pelukannya. Memandang wajah duplikatnya dengan tatapan penuh binar harapan.
"Katakan. Siapa orang itu."
~~~
"Permisi, Dr. Jaeger, bolehkah saya masuk?"
Alunan suara lembut khas seorang gadis baru dewasa menyadarkan Eren dari peningnya menatap laptop hampir 2 jam lamanya.
"Ya. Masuk saja, Historia."
Historia masuk membawa beberapa dokumen dipelukannya. Eren mempersilahkan Historia untuk menyerahkan dokumen-dokumenーyang Eren yakini adalah data-data pasienーdiatas meja berantakan milik Eren.
"Oh iya, Eren. Nanti malam datanglah kekediamanku. Ayahku merindukanmu." Eren memutar mata jengah menanggapi ucapan Historia.
"Dan satu lagi, tadi Dr. Kuchel menitipkan salamnya untukmu, agar menemuinya ditaman dekat kafetaria. Segera." Lanjut Historia lalu menghilang ditelan pintu khas bercat putih.
Menghela napas, Eren mengecek jam diponselnya.
09:34 a.m
KAMU SEDANG MEMBACA
D R E A M
أدب الهواة[On-Going] EreRi Mereka berdua terikat dengan benang merah lewat sebuah MIMPI 《□•□•□•□•□》 MIMPI seringkali disebut Bunga tidur. Tapi tidak bagi Eren. Mimpinya yang berisi teka-teki selalu berhubungan dengan apa yang akan terjadi diwaktu mendatang. S...