Rinai benar-benar canggung saat ini, bagaimana tidak. Setelah perkataan ibu Kenzo tadi, banyak orang yang menatapnya dengan berbagai macam tatap. Seperti tatapan terluka dan iri yang terlihat jelas dari gadis yang sedang duduk bersebelahan dengan laki-laki yang Rinai ingat betul telah menghinanya waktu itu.
" kenapa nay?" bisik Kenzo dari belakang Rinai,
" hem? Oh engga papa." Jawab Rinai pelan.
" kamu engga nyaman ya sama tatapan tatapan itu?"bisiknya lagi,
" kok lo tahu?" tanya Rinai cukup terkejut.
" apa sih yang engga Kenzo tahu." Balas Kenzo sembil memberikan senyuman mautnya.
Melihat itu Rinai hanya memutar bola matanya,
" hati gue yang engga lo tahu." Batin Rinai kesal.
....
Saat ini acara utama tengah berlangsung dimana seluruh anggota keluarga Kenzo di minta berkumpul untuk ikut dalam proses peniupan lilin bersama.
" ayo, semuanya sini." Ajak bu Indira yang sudah ditemani sang suami di depan kue tart besar itu,
Di susul oleh si kecil Putri yang berlari ke arah orang tuanya itu. Lalu Sania sembari menggandeng Teri dan terakhir Kenzo yang tiba-tiba menggenggam tangan Rinai.
Setelah MC memberi aba-aba, secara bersamaan pun keluarga tersebut meniup lilin tersebut di susul oleh tepuk tangan para tamu. Setelah itu bu Indira memotong kue dan menyerahkan kepada anggota keluarganya, mulai dari suami, si kecil Putri, Sania dan Teri lalu Rinai dan Kenzo.
" makasih mama." Ucap Rinai saat menerima potongan kue tersebut,
" sama-sama sayang." Jawab bu Indira sambil tersenyum manis.
" BIAR MAKIN SERU, GIMANA KALAU SALING SUAP-SUAPAN? KAN PADA PUNYA PASANGAN NIH." Usul sang MC yang langsung di setujui para tamu,
Mendengar itu, mereka pun dengan senang hati menyuapi pasangan mereka masing-masing. Dimana bu Indira menyuapi sang suami, pak Wiguna. Begitupun sebaliknya. Sania menyuapi calonnya, Teri. Begitupun sebaliknya. Sedangkan si kecil Putri tampak bodoh amat dengan hal tersebut, terbukti dia yang asik memakan kuenya sendiri dengan khidmat
" ayo mas ganteng sama mbak cantik yang ini kok diem-dieman sih, malu ya." kelakar sang MC, karena kedua remaja itu hanya saling berhadapan namun saling diam.
" ayo nay, mereka pada nungguin kita." Bisik Kenzo,
" aaaa.." ucap Kenzo sembari menyendokan kue ke arah Rinai.
Melihat itu mau tidak mau Rinai pun membuka mulutnya menerima suapan dari Kenzo,
" ayo sekarang mbak cantiknya dong, kasihan mas gantengnya engga ada yang nyuapin." Ucap sang MC.
Dengan gugup Rinai pun menyuapkan sesendok kue kemulut Kenzo, yang di terima laki-laki itu dengan senang hati.
" manis, kayak yang nyuapin." Ucap Kenzo cukup kencang di saat suasana yang senyap itu.
" OMG.. UHUUUYYY." Sahut MC yang heboh mendengar itu, di ikuti gelak tawa dari para tamu,
Sedangkan Rinai, wajahnya benar-benar memerah sekarang. Ia bahkan bingung di mana ia akan menyembunyikan wajahnya.
" sini..sini.. malu ya? maaf ya nay." Ucap Kenzo dengan kekehannya sembari menutupi wajah Rinai dengan tubuhnya dan mengelus kepala gadis itu.
" sialan lo ken, bikin gue gagal move on kan lo." Batin Rinai , sembari menyembunyikan wajahnya dalam dada Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulit Untuk Dimengerti (Sudah Terbit)
Подростковая литература[COMPLETED] " saat gue mendekat, lo menjauh. Saat gue mau ngelupain lo, lo semakin mendekat. Lo mainin perasaan gue kayak gini. MAU LO APA SIH?" - Rinai . . . . " semua ini konsekuensi dari kebodohan ku, maaf sudah menjadi pengecut yang membuat mu m...