“Berita terkini.
Di Kota Indapura, pelaku pembunuhan berantai yang dikenal sebagai ‘Psikopat’ kembali beraksi. Sepuluh korban ditemukan tewas di sebuah gedung yang terbakar. Warga sekitar memperkirakan gedung itu mulai terbakar sejak semalam. Pihak kepolisian menduga, kebakaran itu disengaja oleh pelaku.Sayangnya, belum ada titik terang dalam kasus ini. Warga mulai resah dan mempertanyakan kinerja kepolisian. Kasus pembunuhan yang tak pernah terselesaikan membuat banyak pihak gelisah. Hingga kini, polisi belum memberikan pernyataan resmi terkait perkembangan penyelidikan.”
“Ganti channel, Almira. Cari film aja. Beritanya serem banget...” ucap Rahma sambil membawa beberapa snack di tangannya.
Almira mengangguk menyetujui. Tak lama, teman-teman lain mulai berkumpul di ruang keluarga.
“Mau nonton apa?” tanya Nabila, salah satu dari mereka.
“Gak tahu... dari tadi isinya cuma berita pembunuhan,” jawab Almira sambil terus mengganti saluran TV. Namun setiap channel menayangkan berita yang sama.
“Berita terkini:
Ditemukan jasad seorang pemuda di pinggir Jalan Mengati. Diduga menjadi korban tabrak lari oleh mobil yang melaju kencang. Di seberang jalan, juga ditemukan mayat seorang wanita paruh baya yang diduga bunuh diri.Warga sekitar mengenali keduanya sebagai ibu dan anak. Berdasarkan rekaman CCTV, terlihat sang pemuda melarikan diri sebelum akhirnya ditabrak oleh sebuah mobil hitam. Pemilik mobil sempat turun, namun tidak membawa korban ke rumah sakit.”
“HEBOH!
Ditemukan mayat wanita muda terbungkus karung dan dibuang ke sungai. Korban diperkirakan berusia sekitar 20 tahun. Terdapat bekas sayatan pisau di wajah dan bekas cekikan di leher. Saat ini jenazah sudah dibawa ke RS terdekat untuk dilakukan autopsi.”“Astaghfirullah... Beritanya penuh dengan kasus pembunuhan. Gak ada film lain selain berita seseram ini?” keluh Almira sambil terus memencet remote.
“Kenapa sih hari ini semua berita isinya kayak gini? Bahkan dari minggu kemarin, polisi masih kewalahan,” ucap Kamila, gadis berkerudung coklat.
“Aku dengar, pelakunya itu selalu ninggalin jejak,” timpal Nabila. “Setiap korban punya ukiran aneh, kadang bentuk hewan, kadang juga senjata tajam.”
Nabila menyerahkan ponselnya ke teman-temannya. “Nih, lihat fotonya. Ini ukiran serigala!”
“Ya Allah... Lihat deh! Ini beneran ukiran serigala,” seru Rahma.
Mereka menatap foto itu dengan ngeri. Ukiran di tubuh korban benar-benar membentuk wajah serigala, tergores rapi dengan benda tajam. Mereka bergidik membayangkan jika bertemu dengan pelaku tersebut secara langsung.
“Aku gak bisa bayangin... Ya Allah, lindungi kami dari bahaya ini,” ucap mereka hampir serempak, lalu mengaminkan doa tersebut.
“Sudah yuk, kita siapkan makan malam. Sebentar lagi Papa sama Mami pulang,” ajak Almira.
Mereka pun mulai sibuk di dapur. Tak lama kemudian, tiga perempuan berkerudung hitam masuk sambil membawa kantong jajanan.
“Assalamu’alaikum teman-teman! Lihat, aku bawa apa!” seru Afifah ceria.
Rahma langsung menghampiri Afifah dengan semangat. “Fifah! Kamu tahu aja aku lagi pengen pempek yang di depan masjid itu!”
Afifah, Alya, dan Azizah baru pulang dari mengajar mengaji ibu-ibu. Alya segera bergabung ke dapur. “Aku bantu apa?”
“Bantu atur piring ke meja makan ya, Al,” sahut Almira sambil menyerahkan piring bersih. Alya mengangguk dan mulai merapikan meja makan. Azizah membantu menyiapkan gelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE'S FOR THE DEAD. (SEGETA TERBIT)
Science FictionDi balik wajah dunia yang damai, tujuh pemuda menyimpan luka, kemarahan, dan dendam yang tak berkesudahan. Zed, pemimpin dingin yang tak pernah ragu membunuh. Zion, bagaikan api liar, brutal dan tak terkontrol. Kalif, diam dan sadis seperti kematian...