05. PENDEKATAN

38 31 15
                                    

“Key, bisa gak gue minta tolong sama lo?” ucap Reygan kepada Keyvan.

“Minta tolong apa Rey?” ucap Keyvan di sela-sela mereka menuju kantin sekolah.

“Gimana ya gue ngomongnya” ucap Reygan.

“Udah, ngomong aja. Apaan?” ucap Keyvan penasaran.

“Gini, gu-gue” ucap Reygan.

“Gue apaan sih?” ucap Keyvan tak sabaran.

“Gini, gue kayaknya udah suka sama Zilda. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya” ucap Reygan malu-malu.

“Haa? Lo suka sama adek gue?” ucap Keyvan tak percaya.

“Hehe iya, jangan bilang siapa-siapa ya, plis” ucap Reygan.

“Hmm yaya, tapi jangan sakitin adek gue” ucap Keyvan serius.

“Oke oke. Gue janji deh” ujar Reygan sambil mengangkat kedua tangan membentuk huruf V.

“Lo minta tolong gue ngapain nih?” ucap Keyvan.

“Tolong dekatkan gue sama Zilda yaa” ujar Reygan.

“Hmm okee” ujar Keyvan.

“Thanks yaa bro” ujar Reygan menepuk pundak sahabatnya.

“Okee. Emang lo serius sama adek gue?” ujar Keyvan.

“Iya lah. Kalo gue nggak serius ngapain gue minta tolong sama lo” ujar Reygan sambil memakan makanannya.

“Ya iya juga sih. Emang kok bisa lo suka sama adek gue?” ujar Keyvan penasaran.

“Ceritanya gini, kan gue pernah ke kelas dia tuh waktu kita memperkenalkan ekskul musik. Gue lihat dia, dia juga lihat gue. Tapi, lihatnya cuma sebentar. Lah, dari kejadian itu gue tertarik sama adek lo” ujar Reygan.

“Lho, berarti yang lo tanyakan ke gue itu, lo udah punya rasa sama adek gue” ujar Keyvan.

“Hehe, iyaa” ucap Reygan.

Bel masuk pun berbunyi. Semua siswa-siswi SMAN 1 MERDEKA pun masuk ke kelas masing-masing. Saat Zilda dan teman-temannya menuju kelas X IPA 1, ada kak Keyvan dan teman-temannya mendekat ke arah mereka.

“Zilda” panggil Kak Keyvan.

“Iya kak, ada apa?” ucap Zilda.

“Malam minggu ikut kakak yuk” ucap Kak Keyvan.

“Kemana kak?" kata Zilda.

"Udah ikut aja yaa" ucap Kak Keyvan kepada Zilda.

“Oke kak. Aku ke kelas dulu yaa” ucap Zilda.

“Oke dek” kata Kak Keyvan.

“Tuh, malem minggu gue temuin lo sama adek gue” ucap Keyvan kepada Reygan.

“Yuuhuuu thanks sobat” ucap Reygan.

“Lo suka sama Zilda Rey?” tanya salah satu sahabat mereka, namanya Steven.

“Hehe iya Stev” ucap Reygan.

“Kenapa lo nggak bilang sama kita. Malah bilangnya sama Keyvan” ucap teman mereka, namanya Bryan.

“Kan Keyvan kakaknya Zilda” ucap Reygan.

“Eheh. Iya juga sih” ucap Bryan.

“Ya udah yuk ke kelas. Nanti telat lagi” ucap Steven memperingatkan mereka.

“Wokeee” ucap mereka bertiga.
                 
                            💦💦💦💦

Hari Kamis ini Zilda mempunyai kebiasaan baru. Di jam istirahat seperti ini, dia pergi ke kelas sebelah tepatnya di kelas Rasya. Dia memulai aksi mendekati cowok itu. Sejak semalam pun Zilda memikirkan cowok yang dia temui di Ruang Seni. Dia masih celingak-celinguk ke kelas Rasya melihat cowok itu ada di sana atau nongkrong di kantin.

“Kamu lihat Rasya nggak?” ucap Zilda pada salah satu siswi berkacamata.

“Tadi dia keluar bareng teman-temannya tapi nggak tau kemana” ucap siswi itu.

"Oh iya makasih” ucap Zilda.

“Ya sama sama” ujar siswi itu.

Zilda pun menghampiri teman-temannya yang berada di depan kelas X IPA 2. Entah kebetulan atau keberuntungan Zilda hari ini, Rasya dan kawan-kawan berada di Kantin sekolah. Tanpa menunggu lama, Zilda langsung berlari mendekati meja Rasya dan kawan-kawannya.

“Hai” sapa Zilda sambil memamerkan lesung pipinya dan langsung menyodorkan kotak bekal serta coklat avocado di depan Rasya.

“Hai juga” ucap ke tiga teman Rasya.

“Kenalin nama gue Shakila Zilda Putri Anastasya panggil Zilda, ini Meta Yura Yuarsha panggil Yura, ini Kinanti Aulia Winata panggil Kinan, dan kalo yang ini Ghevania Monica Agustin panggil Monic” ucap Zilda memperkenalkan teman-temannya.

“Eh, iya nama gue Willyam Ghevan Asyara panggil aja Ghevan, ini Yezki Pratama Adinata panggil Yezki, dan ini Husnain Dheo Ghifari panggil aja Dheo” ucap Ghevan memperkenalkan teman-temannya.

“Bekal buat siapa ini?” tanya Yezki antusias.

“Hehe, buat Rasya” ucap Zilda malu-malu.

Rasya, orang yang mendapat bekal malah tidak merespon sama sekali. Ia hanya sesekali melirik ke arah Zilda. Setelah itu, ia sibuk memainkan game yang ada di handphonenya. Dheo yang duduk di sebelah Rasya ingin menyikut rusuk Rasya karena membiarkan Zilda menyodorkan bekalnya terlalu lama.

“Ras, di kasih makanan tuh” ucap Ghevan yang mulai jengah melihat tingkah Rasya.

“Nggak butuh” jawab Rasya singkat padat dan jelas.

“Ambil gih” ucap Dheo.

“Kalo lo mau ambil aja sendiri. Gue udah kenyang” ucap Rasya tanpa melihat Zilda.

“Nih orang, dikasih bekal bukannya nerima malah di cuekin. Aneh lo” ucap Yezki.

"Makasih bekal sama coklat avocado, Zil. Nanti gue pastiin Rasya makan bekal dari lo” ucap Dheo.

Zilda hanya tersenyum pahit saja mendengar kata-kata dari Dheo. Zilda mengerti akan seperti ini jadinya. Tapi, apa salahnya berusaha? Toh kata pepatah “usaha tidak akan mengkhianati hasil”.  Zilda melirik Rasya dengan tatapan lesu tapi, semenit kemudian, senyumannya tampak kembali ceria lagi.

“Ya udah deh, gue pergi dulu ya” pamit Zilda kepada Rasya, Dheo, Yezki, Ghevan.

“Iya, hati-hati Zilda” ucap Yezki mewakili ketiga temannya.

WHEN I SEE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang