55.

4.6K 163 24
                                    

Kini semua orang tengah berkumpul begitupun dengan fanca dan rinjani,semua orang tengah dilanda kekhawatiran dan kebingungan. Perasaan radit sudah tak menentu dan campur aduk,ia merasa bersalah sekaligus takut jika istrinya kenapa kenapa.

Radit melangkahkan kakinya keluar villa,ntah kemana ia hanya ingin vio berada disisinya.

"Radit lo mau kemana heh!" Ucap fanca

"Gue mau cari vio bego!"

"Lo mau cari kemana hah? Ini udah malem gini!"

"TERUS? GUE HARUS SANTAI SANTAI AJA KETIKA ISTRI GUE GATAU DIMANA KEBARADAANNYA?!"

"Sabar radit! Disini yang khawatir bukan lo doang,kita semua! Lagian lo kalo mau bikin surprise gausah keterlaluan!" Timpal jani

"Ya mana gue tau kalo akhirnya gini setan!"

"Terakhir vio chat gue kalo mau ke villa,tapi gue tungguin ga dateng dateng!"

Radit mengusap dan mengacak rambutnya kasar,ia tak tau lagi harus bagaimana "ARRRGGHHH!!!" Teriak radit kesal

Handphone radit berbunyi menandakan ada panggilan masuk,ia berdoa didalam hatinya semoga itu vio. Namun,nihil ternyata nomor yang tidak dikenal.

"Hallo?"

"Selamat malam pak,kami dari pihak kepolisisan. Ingin menyampaikan bahwa..."

•••

Radit,rinjani,dan fanca melangkahkan kakinya di koridor rumah sakit yang sudah mulai menyepi,didalam hati radit ia terus memanjatkan doa pada yang maha kuasa semoga istrinya tak apa apa.

"Permisi sus,saya mau tanya pasien kecelakaan tadi malam ada diruangan mana?" Tanya fanca

"Sebentar,saya cek dulu" jawab suster

"Pasien wanita itu berada diruang icu" tambah suster tersebut

Deg

Radit terdiam kaku,jiwanya kalut dan ketakutan sesuatu buruk terjadi pada istrinya. Memang sedari tadi perasaannya tak enak tapi semoga saja vio tak apa apa. Mereka bertiga berjalan menuju ruang icu sesuai petunjuk arah yang diberikn suster tersebut.

Sudah berada didekat pintu ruang tersebut,ruangan itu dilapisi dengan jendela yang transparan membuat siapapun bisa melihat apa yang terjadi didalam sana,langkah radit tiba tiba saja berat. Ia tak sanggup untuk melihat bahkan masuk kedalam sana.

Fanca memberanikan diri untuk melihat dijendela,dan ia berdoa semoga itu bukan vio. Betapa terkejutnya fanca,ternyata vio istri sahabatnya sekaligus teman bagi fanca,tengah terbanring lemah disana. Fanca berjalan ke arah radit,dan mengusap punggung lelaki tersebut.

"Sabar" ucap fanca

Radit tertawa renyah dengan keadaan mata yang sudah memerah "ga mungkin,lo pasti becanda kan ca hahaha...ga lucu lo"

"Gue tau lo suami yang kuat"

"GA MUNGKIN!" Ucap radit sambil menyingkirkan fanca dari hadapannya,lalu ia menuju jendela itu.

Ya,ternyata benar. Istrinya yang ia cari semalaman ini,tengah menutup matanya dengan damai diranjang rumah sakit,dibantu oleh beberapa alat dan masih ada dokter suster disana. Radit menjatuhkan dirinya,dan menyenderkan badannya pada tembok rumah sakit. Menekuk lutut dan memeluknya,membenamkan kepalanya diantara kedua kakinya,ia sedang menangis sekarang ini.

Pintu ruangan menakutkan bagi radit terbuka,tapi radit masih setia dalam posisinya.

"Pasien sudah diketahui siapa keluarga nya sus?" Tanya dokter pada suster disampingnya

"Belum dok,polisi belum berhasil melacak siapa keluarganya. Tapi,polisi sudah berhasil membuka ponsel korban,dan menemukan kontak suaminya"

Dokter tersebut melihat jani dan fanca didepan ruangan icu.

"Maaf anda?" Tanya dokter

"Kami keluarga pasien itu dok!" Jawab jani dengan nada yang bergetar

Radit teralih mengangkat kepalanya,dan berlari kearah dokter tersebut.

"DOK SAYA SUAMINYA DOK! GIMANA KEADAAN ISTRI SAYA DOK?!" Tanya radit

"Pasien mengalami benturan yang lumayan keras dibagian kepalanya,ia terpental karna mobil yang menabraknya dari samping dengan kecepatan diatas rata rata"

Radit hanya diam tak berkata kata lagi,ia tak tau harus bagaimana lagi.

"Terus gimana dok?" Sahut fanca

"Pasien sedang berada di masa kritisnya,dan kemungkinan besar...korban mengalami amnesia"

"A-amnesia?" Beo radit

"Iya,seperti yang saya bilang tadi benturan dikepalanya cukup keras. Kalo gitu saya permisi dulu"

•••

Pagi hari radit tak seindah pagi hari yang sebelumnya,ia tak semangat,muka nya kusut,pikirannya kacau. Malam tadi radit menginap dirumah sakit,sedangkan jani dan fanca pulang menemani anak anak dirumah.

Radit mengganti bajunya menjadi baju hijau milik rumah sakit,ia begitu tak tega melihat istrinya diranjang rumah sakit,dengan keadaan yang menyedihkan. Ia melangkahkan kakinya walaupun terasa berat,matanya terasa panas menahan cairan bening yang memaksa keluar dari matanya.

Suara itu,suara yang radit benci yaitu EKG. Ia mendekati ranjang yang ditiduri istrinya,dan duduk disampingnya. Sungguh,ia tak sanggup menatap wanita didepannya ini. Yang membuat hatinya terasa sakit adalah vio amnesia,radit meraih lengan pucat istrinya menggenggamnya menyalurkan rasa rindu padanya.

"Sa-sayang..." ucap radit dengan nada bergetar

"Ini aku"

Radit mendekati wajah istrinya itu,dan berbisik ditelinganya.

"Selamat ulang tahun,sayang" berat sekali radit mengucapkan itu,air matanya jatuh membasahi pipi istrinya.

"Sayang,aku minta maaf. Aku berlebihan sama kamu waktu kemarin,aku nyesel aku bener bener bodoh malam itu"

"Kamu kapan bangun? Baru semalem aja kamu tinggalin aku,aku udah kangen banget sama kamu"

Diam. Tak ada jawaban,radit seperti berbicara pada patung,ia percaya biarpun vio menutup matanya tapi telinganya masih bisa mendengar.

"Aku percaya,kamu bisa denger aku kan?"

"El,alan,alana,udah nungguin kamu tuh dirumah. Ayo katanya mau jalan jalan,tapi..."

Radit tak sanggup melanjutkan kata katanya,selama ia berbicara pada vio ia terus meneteskan air matanya. Ia tak peduli ia disebut pria lemah ataupun yang lain.

"Ka-kamu bangun dong,aku ga-gabisa hidup tanpa kamu..."

"Kamu jangan diem terus dong,ak-aku ngomong loh dari tadi"

Sudah cukup,ia ingin mengulang waktu ini. Ia tak ingin berada diposisi ini,ia tak sanggup melihat vio terbaring lemah diatas ranjang yang ia tak suka.

"Sa-sayang...aku pamit ya,aku ga sanggup liat kamu kaya gini."

Sebelum radit keluar,ia beralih untuk mencium kening istrinya. Ia mengambil lengan istrinya,dan menggenggamnya sekuat mungkin,radit menaruh kepalanya diatas lengan vio dan menangis sejadi jadinya.

•••

—DIVO—
#RADIT VIO








Haiii...aku up nii!

Seneng banget liat komenan kalian,yang excited banget nungguin up selanjutnya. Seseneng ituu aku liatnyaa hehehe...

Memang keliatan sepele,tapi ituu ada rasa tersendiri buat aku yang nulis cerita ini. Semoga kalian suka ya...jangan lupa vote,dan komen. ThxUuu

My Husband Is A PlayBoy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang