Bunga dan Kupu-kupu

96 22 3
                                    

Layaknya kupu-kupu yang jatuh di satu bunga sebagai tempatnya berlabuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Layaknya kupu-kupu yang jatuh di satu bunga sebagai tempatnya berlabuh

•••••

Ada beberapa hal di dunia ini yang tidak terpikirkan sama sekali, tapi justru terjadi pada kita. Seperti saat kamu tiba-tiba saja menabrak seseorang ketika sedang terburu-buru di jalan, ketika tiba-tiba saja kamu terkena kecelakaan di jalan raya, ketika kamu mendadak beruntung memenangkan sebuah undian, dan masih banyak hal lain tentunya.

Bagiku sendiri, hal yang tidak terpikirkan sekalipun itu hanya sebentar adalah ketika aku secara tanpa sadar mulai menjatuhkan hati dan perasaanku pada seseorang yang ternyata juga dekat denganku.

Teman.

Aku tidak pernah berpikir bahwa menyukai teman sendiri adalah hal yang akan kujalani dalam hidup. Maksudku, dulu ketika masih sekolah aku tentunya mengidolakan beberapa kakak kelas. Seperti Kak Reano si ketua OSIS, Kak Tian si ketua tim basket, Kak Fin si jenius juara satu olimpiade tingkat nasional, atau Kak Kin yang prestasi akademiknya biasa saja tapi ramah sekali ke semua orang termasuk adik kelasnya sendiri.

Ku pikir, kisah cintaku sekitaran itu saja. Maksudku, menyukai orang lain tentunya lebih mudah daripada harus menyukai temanmu sendiri bukan?

Belum. Belum saatnya.

Ah, aku terburu-buru sekali. Ini kan masih bab-bab awal kisah cinta kita bukan? Tunggu, apa? Oh, ya aku salah. Maksudku adalah kisah cintaku.

Sekalipun kamu tokoh utama dalam cerita ini, sepertinya aku harus menyembunyikanmu dulu. Tunggu, ya. Sebentar saja, karena kisah tentangmu belum saatnya di mulai. Karena sesungguhnya, saat ini hati dan atensiku belum mengarah padamu. Saat ini, kamu masihlah si pemeran pembantu yang hanya muncul sesekali di kisah ini. Kendati, tentu saja di saat yang tepat, aku akan memenuhi janji untuk menjadikanmu si tokoh utama.

***

Perasaanku tidak baik-baik saja.

Aku bukanlah gadis kolot yang tidak pernah menyukai lelaki sebelumnya. Namun, aku sendiri tidak tahu apa yang membuatku begitu resah sehingga akhir-akhir ini tidak bisa menjadi orang normal ketika di kampus.

Bahkan ketika Kak Baskara sedang presentasi di depan, sekalipun penjelasan yang dia paparkan tampak lugas dan sangat jelas, aku memilih tidak memerhatikannya. Duduk di bangku paling belakang bersama dengan teman-teman yang lain sambil diam-diam memakan cemilan yang dibawa Adrian sepulangnya dari Solo.

Oke, untuk bagian paragraf atas jangan meniru tingkah kami. Sama sekali tidak baik.

Hembusan napas beratku menarik atensi Lestari yang duduk di samping, "Ada apa, Ru?" tanyanya.

Aku menoleh sebentar, menatapnya datar karena dia sedang menutup mulut menyembunyikan bibirnya yang bergerak kala mengunyah, menggeleng singkat sebagai tanda jawaban, "Nggak pa-pa."

Malam & Mahesa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang