Sebatas Patok Tenda

78 3 2
                                    

Perkenalkan namaku igo, saat ini aku kuliah di salah satu universitas negeri di kotaku di jurusan Hukum. Cerita ini terjadi sekitar 6 tahun lalu di kelas 11 SMA. Aku sekolah di salah satu sekolah favorit di kotaku, sekolah negeri dengan sejarah panjang yang manis di masa lampau hingga hal-hal mistis yang sangat kental di dalamnya.
.
Aku sangat hobi dengan pramuka, mungkin lebih ke menggilai karena hampir sebagian besar waktu luangku kuhabiskan "mengabdi" disana.
.
Tibalah hari dimana siswa baru masuk sekolah, calon anggota baru pun berdatangan cukup banyak karena ekskul pramuka disekolahku termasuk yang jempolan di kotaku, kami menyebut acaranya tamu ambalan.
.
Malam tepat sebelum hari H, aku dan 2 orang seniorku yaitu riki dan alimsyah berjaga sambil menegakkan tenda untuk keperluan besok di tepi lapangan basket sekolahku.
Ide gila muncul dari bang riki, "kita main jalangkung yok, mumpung sepi kita cuma bertiga". "Serius bang?aku nggak mau macem-macem disini" sahutku. "Ayoklah siapa takut, penasaran aku" tambah bang alimsyah.
.
Akhirnya kami membuat boneka jalangkung dan melakukan ritual pemanggilan arwah, sebelumnya bang riki berbekal kemampuan tenaga dalam dari latihan bela dirinya sudah "memagari" tenda kami terlebih dahulu supaya makhluk astral tak bisa masuk kedalam tenda
.
Tak lama dari ritual itu, tenda kami seperti dipukul - pukul dan di gebrak - gebrak hingga terguncang, aku dan bang alimsyah sangat ketakutan dan langsung masuk ke selimut. Dari selah-selah alas tenda sangat jelas terlihat bayangan hitam mengitari tenda kami dalam waktu yang cukup lama sambil mengeluarkan suara-suara menyeramkan.
.
Aku dan bang alimsyah tak tau harus berbuat apa sedangakn bang riki malah tidur terlelap, mungkin baginya ini sudah biasa terjadi, dan mungkin saja "tamu" itu marah kepada kami karena diundang tapi tak dipersilahkan masuk.
.
kami memainkan jailangkung dari jam 12.30 malam dan sampai jam 3 pagi bayangan hitam itu masih saja gaduh disekitar tenda kami, sampai akhirnya "brang!!!!" Bunyi tralis pintu kelas dibuka paksa dan terhempas ke dinding, aku hanya berdoa dalam hatiku karena ketakutan. "Brak!!! Brak!!!! Brak!!!" Suara meja dan kursi dibanting ke lantai dengan sangat keras, papan tulis terjatuh dari dinding dan gedoran - gedoran di kaca saling bersahutan.
.
Akhirnya adzan subuh berkumandang, suara gaduh dalam beberapa kelas itu tiba-tiba lenyap  begitu saja tanpa jejak. Saat mentari telah muncul, aku ,bang riki, bang alimsyah memeriksa seluruh kelas yang gaduh semalam benar saja seluruh meja dan kursi, papan tulis pun ikut berantakan seperti habis ada amukan hebat didalam kelas ini bersanding dengan jendela-jendela kelas yang menganga.
.
Kami merapikan seluruh kelas yang berantakan sebelum peserta acara datang kesekolah dan merahasiakan kejadian ini dari siapapun sampai akhirnya aku menceritakan cerita ini kepada sahabat saya SatrioME.

Batas WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang