¬2¬

1.1K 221 8
                                    

DORR




"AAAAAARGHG!"

"TOLOONGGGGGG!"

Teriakan yang berasal dari gedung depan mereka–aula.









"Kyu, gue gak salah dengerkan?" tanya Jihoon pelan.

Junkyu mengangguk kaku.

"Kita cari Jeongwoo. Bahaya dia sendiri!" kata Jihoon sambil menarik Junkyu untuk turun ke lantai bawah.

Namun mereka berhenti tepat didepan toilet perempuan. Darah mengalir dari dalam toilet itu melewati pintu.

Kaki mereka melemas. Mereka saling bertatapan seolah sedang berbicara melalui tatapan itu.

"Hoon," panggil Junkyu pelan.

Jihoon menatap Junkyu yang keadaannya sama seperti dia. Namun Junkyu lebih parah, sepertinya dia akan menangis.

Jihoon menatap sekitar. Kosong. Sepi.

Lalu perlahan membuka pintu toilet itu.

Bruk

Bersamaan dengan pintu terbuka, sesuatu jatuh dari balik pintu dan benda menyerupai bola pingpong menggelinding tepat di depan sepatu Jihoon.

Ah, sepertinya ini sebuah kesalahan yang fatal. Jihoon menyesal telah membuka pintu itu.








Didalam ada Bu Taeyeon–ah lebih tepatnya mayat Bu Taeyeon yang berlumuran darah. Dan juga bagian mata yang sudah bolong dan tubuh yang sudah berlumuran darah.











Jihoon langsung menarik tangan Junkyu. Berlari menuju tangga untuk mencari Jeongwoo.

























Disisi lain

Jeongwoo melangkahkan kakinya dengan waspada. Takut jika ada guru yang melihat. Dia berjalan melewati ruang perpustakaan yang pintunya sedikit terbuka.

"AAAAAARGHG!"

"TOLOONGGGGGG!"

Jeongwoo terdiam. Menatap aula yang berada di gedung depan.

"Itu suara dari aula?"

Entah mengapa dia jadi takut sendiri. Saat hendak membalikkan badan

Sreng

Jeongwoo berhenti.

Suara paan tuh? pikirnya.

Jeongwoo menatap kearah pintu perpustakaan yang sedikit terbuka. Lalu berjalan pelan, mengintip sedikit ada yang terjadi didalam nya.

Seketika kaki Jeongwoo melemas. Jantung nya berdegup kencang. Kemudian berlari tanpa mengeluarkan suara langkah maupun dari mulutnya.

Tubuhnya terasa kaku untuk dibawa pergi. Namun ini demi keselamatan hidupnya, dia memaksa tubuhnya berlari menuju tangga. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat tadi.

















Pak Mino–salah satu guru tampan dan favorit sedang mengasah kedua pisau yang ada di tangannya. Setelah itu menusuk-nusuk tubuh penjaga perpustakaan itu.





















































Bloody Day ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang