Chapter 22

14.2K 1K 35
                                    

Shin Zhui menatap Yuan dengan tatapan jahilnya, sedangkan yang ditatap merasa canggung dan menggaruk tekuknya yang tak gatal.

"Ya, kesepakatan yang wajib kau turuti!" Ucap Shin Zhui yang disertai dengan senyum jahilnya. "Kesepakatan apakah itu, yang mulia?" Tanya Yuan. "Ah tidak! Jangan memanggilku yang mulia jika sedang disini! Karena aku ingin merasakan hidup sederhana tanpa embel-embel itu. Panggil aku nona saja!" Ucap Shin Zhui yang diangguki Yuan.

"Baiklah, kesepakatannya adalah kau harus tinggal disini bersamaku dan Mingfen! Kau harus menuruti semua permintaanku dan kau tak boleh melapor apapun kepada kaisar menyebalkan itu!" Ucap Shin Zhui dengan lancarnya. Yuan meneguk saliva nya dengan susah payah, ia berada dalam dilema sekarang. Di satu sisi ia adalah kepercayaan kaisar yang menugaskannya untuk mengawasi permaisuri lalu sesering mungkin melapor dan di satu sisi permaisuri memintanya untuk tinggal disini dan melarangnya untuk melapor kepada kaisar. Sungguh keputusan yang sulit.

Shin Zhui yang melihat Yuan sedang berfikir keras hanya tertawa kecil.

"Bagaimana? Kalau kau mau, aku akan menjadikanmu tangan kananku dan kau bisa selalu menjagaku tanpa tekanan dari kaisar bodoh itu! Akan tetapi jika kau tak mau, maka sekarang kau pulanglah ke tuanmu itu dan jangan harap semua orang bisa melihatku lagi di dunia ini!" Ucapan Shin Zhui barusan mengandung ancaman yang berhasil membuat Yuan bergidik ngeri. Bahkan Mingfen pun terlihat gemetar mendengar ucapan nonanya itu.

"Apa yang anda maksud dengan 'tak bisa melihat anda lagi di dunia ini'?" Tanya Yuan yang masih ragu, ia takut jika yang ia pikirkan benar. "Ya, aku yakin kau tahu maksudku!" Ucap Shin Zhui acuh. Yuan benar-benar dibuat gemetar oleh Shin Zhui. Pertama kalinya Yuan tak dapat berfikir jernih hanya karena, permaisuri.

"Bagaimana? Aku tak punya banyak waktu!"

"Ba-baik ya- ehh nona!" Sahut Yuan sedikit tergagap.

"Baik apa?"

"Saya mau menjadi tangan kanan anda."

"Bagus! Baiklah sekarang kau bantu Mingfen untuk mencari mangga muda, jambu air, dan bengkoang! Kau harus mendapatkannya! Jangan kembali jika kau dan kau Mingfen belum mendapatkannya!" Pinta Shin Zhui.

"Baik nona." Sahut Mingfen dan Yuan serempak.

"Baiklah, sekarang aku harus menyiapkan bumbu rujak itu, aku sudah tak sabar ingin memakannya." Gumam Shin Zhui sembari berjalan menuju dapur rumah sederhananya itu.

___________

Yuan dan Mingfen berjalan menyusuri pasar mencari barang yang diinginkan Shin Zhui. Sebenarnya Yuan sedikit bingung dengan apa yang diminta Shin Zhui hingga akhirnya ia bertanya kepada Mingfen.

"Mingfen, mengapa permaisuri menginginkan buah-buah itu? Apalagi mangga muda, bukankah itu sangat asam?" Tanya Yuan sedikit ragu.

"Permaisuri sedang ngidam." Jawab Mingfen singkat tanpa menoleh ke lawan bicaranya. Yuan yang mendengar jawaban Mingfen membelalakkan matanya tak percaya.

"Jadi maksud mu permaisuri tengah mengandung?" Tanya Yuan memastikan. "Ya." Sahut Mingfen singkat. Entah mengapa Mingfen sangat irit bicara, atau mungkin ia sedang gugup berjalan berdua dengan pria setampan Yuan? Entahlah.

___________

Dirumah sederhana Shin Zhui, ia sedang sibuk membuat bumbu rujak yang ia inginkan. Sampai terdengar suara langkah kaki dari luar rumah, ia mengira jika itu adalah Yuan dan Mingfen namun setelah ia pikir-pikir mereka berdua baru saja pergi tak mungkin jika kembali secepat itu.

"Siapa yang ada diluar itu? Dari suara langkah kakinya sepertinya ada banyak sekali orang diluar. Atau jangan-jangan diluar itu ada penyusup?" Gumam Shin Zhui.

Empress Lu Shin Zhui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang