Suara pintu berderit terdengar agak nyaring membuat si empu yang berbaring lemah di kasur itu sedikit membuka kelopak matanya dan melirik ke arah lelaki tampan yang sedang berjalan santai sambil membawa baskom air tak lupa handuk kecil yang bertengger rapi di sisi bahunya.
Lelaki itu duduk di tepi ranjang, mencelupkan handuk kecil ke dalam baskom yang berisi air dingin dan tak lupa memerasnya agar airnya tak sampai merembes ke bantal.
Rasa dingin merambah di keningnya, tak hanya dikening, handuk itu juga menelusuri perpotongan leher dan badannya berharap sedikit mengurangi rasa panas yang ada di tubuhnya.
"Mama mana ya Koo?". Racaunya dengan suara sedikit serak.
"Belum pulang".
Meskipun berucap singkat dengan tampang datar bak tembok, Taehyung tau kalau saudaranya itu sedang mengkhawatirkannya. Terbukti dengan betapa telatennya dia merawat saudaranya yang sedang demam.
Meskipun bagi kebayakan orang beranggapan itu hanya demam biasa, namun itu adalah efek dari paparan energi negatif makhluk astral yang sengaja menyerap energi tubuh Taehyung, karena efek itu tubuhnya bereaksi dan berakhir demam.
Hanya dengan terus berasa disamping Jungkook, Taehyung bisa cepat pulih karena efek dari energi positif yang menguar di sekeliling Jungkook dapat mengusir energi negatif yang berada di dalam tubuhnya.
Setelah selesai mengelap tubuh Taehyung, Jungkook mengambil segelas air putih yang memang selalu tersedia di kamar Taehyung.
"Aku gak haus", tolaknya lemah
"Minum!"
"Jangan maksa Koo~". Rengeknya.
Meskipun mulutnya berkata seperti itu namun tubuhnya tidak demikian, dia reflek memiringkan tubuhnya dan sedikit demi sedikit meneguk air minum yang disodorkan oleh Jungkook.
Koo adalah nama panggilan kesayangan Taehyung untuk Jungkook, meskipun awalnya Jungkook menolak dipanggil seperti itu karena menurutnya panggilan itu terlalu memalukan dan terkesan alay, namun demi tidak membuat sang kakak tersayangnya terus menangis dan merengek akhirnya dia mengalah dan membiarkan Taehyung memanggilnya seperti itu.
PATSS
"AAAAKKHHHH~~~~"
Setelah Jungkook meletakkan kembali air minumnya di nakas, tiba-tiba lampu padam. Dan yah~ kalian pasti tau siapa yang berteriak tadi...
"Hanya mati lampu".
"Lepas!"
Taehyung yang sibuk memeluk pinggang ramping Jungkook, tak menggubris ucapannnya.
"Aaakkkhhh ada yang narik selimut gueee~".
Teriaknya panik sambil lebih mengeratkan pelukannya
"Itu gue"
Sungguh, saudaranya itu benar-benar seorang penakut. Padahal ini masih jam setengah 6 sore, sayup-sayup sinar matahari masih meninggalkan sinarnya, efek warna jingga sedikit menyinari kamar yang tirai jendelanya belum tertutup sepenuhnya. Jungkook ingin pergi ke dapur untuk mencari lilin, tapi niatnya diurungkan karena kungkungan yang berada di pinggangnya enggan lepas dan malah semakin erat memeluknya.
Tangan lentik Jungkook berusaha melepas lengan kakaknya, meskipun mereka lahir hanya berjarak beberapa menit, namun Taehyung tetaplah yang lebih tua darinya.
"Mau ambil lilin". Ucapnya singkat
"Ikut~".
"Lo masih sakit"
"La terus lu mau ninggalin gue sendirian gitu?".
Akhirnya si penakut sedikit melepaskan pelukannya dan menatap wajah datar Jungkook a.k.a adiknya, meskipun tak terlihat jelas karena sinar orange kini perlahan berganti menjadi gelap tak membuat Taehyung gagal melihat mata hitam legam miliknya yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf Aku Mencintaimu
Fanfic⚠️COMPLETE⚠️ "Maaf, karena keegoisanku yang berani mencintaimu dengan lancang telah merusak hubungan kita" KOOKV or not???... Silahkan menebak readersnim, entah cerita ini nanti bakal happy ending atau sad ending, entah nanti akan kookv atau tidak...