Invisibles [✔]

223 21 7
                                    

Warning: Abusive relationship (Imseung), mention of ghost, graphic description of death.
4,5k word
Terinspirasi dari lagu [Invisibles - Bandage]

-

-

-

-

-

Holding my hands, you told me
'Hope you've been sincere'

----

17 Oktober 2019

Hari ini bukan hari yang berbeda. Lagi-lagi sebuah tamparan dan puluhan kata makian. Itu biasa.

Kini kedua lengannya dicengkeram dengan keras. Ia mengaduh kesakitan, tapi toh orang di depannya tidak akan pernah mendengarkannya.

"Lo berani-beraninya selingkuh!"

Sebuah tamparan yang cukup keras mendarat lagi di pipi Seungsik, membuat warna merah berbentuk jiplakan telapak tangan terbentuk di sana.

"Ga gitu, Jun-"

Belum sempat Seungsik melanjutkan perkataannya, namun tangan kekasihnya, Sejun, sudah mencengkeram pipinya dengan sangat kuat.

Sakit. Tapi Seungsik sudah biasa.

"Apa maksud lo jalan sama cowo lain?! Mau ganjen, iya?!"

Seungsik tidak bisa berkata-kata. Ia hanya keluar dengan adik kelas yang juga dikenal oleh pacarnya itu, ia juga yakin ia sudah ijin, tapi akhirnya tetap sama saja.

"Lo mau ngelonte di sana?! Suka ya kalo deket cowo lain?!"

Sejun mengencangkan tangannya di pipi Seungsik, membuat kekasihnya yang sekarang tak bisa menjawabnya menangis.

Dengan kasar, Sejun menghempaskan Seungsik. Yang lebih tua terhuyung ke belakang menabrak sofa apartemen mereka, sementara yang lebih muda berlalu begitu saja ke kamar mereka, menguncinya sebagai tanda bahwa Seungsik harus tidur di sofa malam ini.

Seungsik menghela napasnya dengan berat. Rasa asin terkecap di lidahnya. Ia yakin gusi atau mungkin sudut bibirnya berdarah lagi.

Seungsik mengingat terakhir kali kekasihnya tidak seperti ini. Terakhir kali sang kekasih tidak posesif dan keinginannya harus dituruti.

Terakhir kali hubungan mereka 'normal'

Ia mengingat Sejun yang menyatakan perasaannya 5 tahun yang lalu. Yang lebih muda mengambil kedua tangan yang lebih tua sambil menatap matanya, mencari kebohongan di mata yang lebih tua saat ia menerimanya.

Seungsik tersenyum mengingat memori itu. Memori indah itu, adalah alasan ia bertahan, karena ia tahu Sejun bukan orang yang seburuk itu.

Seungsik akhirnya bersiap tidur di sofa, tanpa bantal dan selimut. Ia sudah biasa. Terlalu biasa dengan tingkah Sejun, tapi sedikit rasa kecewa tetap terselip di hatinya.

---

Eventually you hurt me running away

---

15 November 2019

Hari ini juga tak banyak berbeda dari sebelumnya. Belasan tamparan, ratusan kata makian, dan cekikan.

Oh, cekikan itu baru.

Napas Seungsik tercekat. Rasanya ia tak akan selamat hari itu. Mungkin ini saatnya mengucapkan selamat tinggal pada dunia yang ia kenal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Match Made In Heaven [2Seung Oneshots]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang