Dua hari yang lalu jimin sudah pulang dari rumah sakit walaupun ada sedikit perdebatan antara ia, seokjin dan sang dokter.
Awalnya jin tidak mau jimin pulang terlebih dahulu, jin ingin jimin sembuh dengan total tapi sifat keras kepala jimin membuat dia kewalahan dan menyerah dengan satu syarat bahwa jimin tidak boleh bersekolah dulu
Dan disini lah sekarang ia, dirumah megah milik jin. Dia ingin pulang kerumah keluarganya tetapi tidak di izinkan oleh pemilik rumah megah ini
Jin tahu jimin sudah tidak pulang selama lima hari, ia yakin jika jimin pulang jimin akan kembali di marahi dan lebih parahnya dipukuli. Tentu saja jin tidak ingin hal itu terjadi kepada jimin
Jimin duduk termenung dikamar yang sudah di siapkan jin tadi. Membuka jendela kamar dan menatap langit pagi yang begitu nyaman dipandang
Angin berhembus menyapa kulit putih jimin. Suara burung yang begitu merdu di pagi hari. Suasana damai yang begitu menyelimuti. Jarang sekali jimin mendapatkan kenyamanan seperti ini jika dirumahnya.
"Namjoon hyung!" Bocah lelaki dengan perawakan mungil memanggil hyung-nya dengan penuh semangat yang membara
"Jimin!!" Tidak kalah saat sang kakak juga ikut memanggil namanya dengan senyuman hangat
"Aku merindukanmu hyung.. " mereka berpelukan dengan sensasi rindu yang kental
"Aku juga. Apa kau baik-baik saja jimin-ah?" Namjoon terkekeh dan mengelus lembut rambut jimin
Jimin tidak menjawab. Seharusnya namjoon tahu bahwa jimin tidak akan pernah baik-baik saja.
"Hyung mau berjanji kepada jimin tidak?" Jimin mengalihkan pembicaraan, dia berbicara dengan serius kali ini
"Tentu saja. Aku berjanji" namjoon berucap dengan begitu yakin
"Tolong jangan tinggalkan aku" jimin berucap dengan begitu nada keputuasaan
"Tidak akan pernah!" Namjoon berujar dengan senyum hangat dan kembali memeluknya
Dan ternyata janji kakak nya itu hanya bualan semata
Memori itu kembali diotak jimin yang mana membuat sang empu tersenyum miris. Begitu mudah kakak nya berucap dengan yakin jika pada akhirnya tidak sesuai dengan janjinya.
•••●●•••
Seharusnya seorang kakak akan selalu ada untuk sang adik. Tidak akan membiarkan adiknya sendirian. Menjaga adiknya sebagai kewajibannya. Membantu mencari solusi jika terkena masalah. Percaya kepada adiknya jika melakukan hal-hal yang tidak diperbuatnya. Mendukungnya jika itu benar dan akan tetap menyalahkan jika itu salah
Seharusnya namjoon seperti itu. Tidak boleh langsung memutuskan jika jiminlah yang salah. Seharusnya mereka mencari tahu dulu yang sebenarnya baru boleh memaki atau memukuli jimin dan jimin tidak akan merasa keberatan jika benar dia yang salah
Seandainya hoseok tahu jika namjoon ikut andil dalam memukuli jimin. Seandainya hoseok tahu apa yang terjadi diantara mereka dan lainnya. Seandainya hoseok tahu semuanya
Tapi hoseok terlalu sibuk dengan keluarganya. Sang appa yang sakit-sakitan yang mana membuat dirinya harus menggantikan di perusahaan. Sang ibu yang sudah tidak bisa lagi memimpin latihan dance murid-muridnya diperusahannya
KAMU SEDANG MEMBACA
••fate🏳°
FanfictionPerlahan semua memudar. Memudar menjadi bayangan yang tidak terlihat. kesalahpahaman membuat mereka membutakan mata. membuat pertahanan dinding kokoh yang tidak dapat dicapai. membekukan hati dan memilih egonya masing-masing. kesalahan seseorang yan...