Mate (Nielcham)

273 25 22
                                    

Mata Woojin bisa menangkap bahwa senior yang sekarang asyik bercanda di meja kantin bersama teman-temannya tersebut, sedang menatap tajam padanya. Woojin mempercepat kunyahannya agar makanannya cepat habis. Sesekali melihat dari ekor matanya. Tampak sang senior kadang mencuri pandang dengan ekspresi tajam yang sulit di jelaskan.

Woojin bangkit dan segera pergi menuju toilet.

Setelah menyelesaikan urusannya, Woojin mencuci tangannya di wastafel dan sedikit membasuh wajahnya.

"Kang Daniel" ucapnya saat mengusap wajahnya. Ditatap tajam seperti tadi oleh pemuda berbahu lebar tersebut membuat jantungnya berdebar. Dan entah kenapa membuat hatinya bimbang.

"Kak Jihoon jauh Lebih ganteng, kak Jihoon Ganteng" doktrinnya pada diri sendiri. Woojin merogoh sakunya untuk mengeluarkan ponsel.

Dicarinya nomor telepon kekasihnya tersebut.

Nae Sarang Hoonie💖

Sudah sampai dering ketika sang kekasih tidak menjawab.

Sudah seminggu tidak bertemu dan hanya bertukar pesan. Sang Pacar selalu sibuk.

"Ah, kuliahnya sedang sibuk-sibuknya itu, jangan khawatir" doktrinnya lagi pada diri sendiri.

Pintu kamar mandi terdengar tertutup membuat Woojin menoleh kepintu.

"Hai" ucap pria berbahu lebar yang baru masuk ke dalam kamar mandi.

Mata Woojin membola, kenapa senior ini masuk dan malah menutup pintunya.

Woojin yang kaget, lebih kaget lagi karena tiba sang senior menghimpit tubuhnya ke dinding dan memeluk tubuh Woojin erat.

Daniel menahan bahu Woojin dan menangkup pipinya. Menyumpal bibir Woojin dengan bibirnya.

Woojin kaget berusaha melepaskan tautan mereka namun Daniel dengan kurang ajarnya meremas privasi Woojin membuat Woojin melemas.

"Ahhn"

Satu desahan yang keluar dari mulut Woojin membuka akses bagi Daniel untuk masuk lebih dalam ke rongga mulut sang submisif.

Daniel mengeksplor seisi mulut Woojin. Terasa manis. Woojin memberontak karena kehabisan nafas sehingga Daniel melepaskan tautannya namun tetap menahan tubuh Woojin ke dinding.

Daniel sibuk memandangi wajah Woojin yang sayu dengan liur yang membentuk benang jatuh keleher kulit madunya.

Woojin mencoba mengumpulkan kekuatannya. Ketika nafasnya sudah mulai terkumpul Woojin dengan sisa-sisa kekuatannya.

Bugh!!

Woojin menendang benda kehormatan Daniel yang sudah setengah menegang.




Dengan sisa sisa kekuatannya juga Woojin berlari ke kelasnya. Bel berbunyi segera setelah Woojin masuk ke kelas.

Beberapa teman yang didekat bangkunya bertanya apa yang terjadi dengan Woojin, namun Woojin masih belum sanggup mengatakan apa-apa.

Untungnya Guru agak terlambat masuk kelas dan Woojin sempat untuk merapikan rambut dan sedikit membersihkan wajahnya dengan tisu basah.














Woojin tidak konsentrasi belajar. Semua omongan guru masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. Woojin benar-benar tidak bisa melanjutkan pelajaran.

Masalahnya adalah sekarang kepalanya pusing dan panas. Panas terutama di bagian selatannya. Organ bagian selatannya mulai berdenyut dan Woojin bisa merasakan hole nya mulai memproduksi cairan.

Leaf in early Winter-Park WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang