90. Cemburu? (Yoongi X Jimin BTS)

405 15 7
                                    

Bagi Yoongi, membuat lagu adalah sebuah keasyikan sendiri, ia memang tidak dituntut oleh perusahaan untuk membuat berapa banyak lagu dalam satu tahun meskipun ia selalu membuat banyak lagu. Sepertinya keluarga mereka memang terbiasa menciptakan sesuatu dengan jumlah banyak dan tentu saja berkualitas. Kakaknya, Hyunbin, sebagai penulis bahkan bisa membuat novel lebih dari 4 judul dalam satu tahun sementara yang penulis lain hanya satu judul untuk 2 tahun. 

Bagi Yoongi, mencintai Jimin adalah sebuah keharusan. Apalagi jika laki - laki bertubuh mungil itu sudah mulai menganggunya menulis lagu di studio, maka itu adalah sinyal keras untuk Yoongi agar lebih memperhatikan kekasihnya. 

Yoongi menatap kearah Jimin yang berbaring di sofa sembari bermain handphone. Sudah lebih dari 2 jam Jimin di posisi yang sama. 

"Sebentar lagi aku selesai, kita bisa keluar makan malam," begitu Yoongi selesai mengucapkan kalimatnya, Jimin segera bangkit dari tidurnya dan menatap dengan mata berbinar kearah Yoongi. 

Sudah Yoongi duga, Jimin memang sedang dalam mode 'ingin diperhatikan lebih', Yoongi kembali membalikkan badan  untuk menyelesaikan bagian reff sebelum pergi makan.

"Apa kau sedang membuat lagu untuk duet dengan Jieun nunna?" tanya Jimin yang kemudian memperhatikan lagu yang dibuat oleh Yoongi dari belakang kursi kekasihnya. 

Yoongi menganggukkan kepala, "Iya.. seperti itulah."

"Aku juga ingin duet denganmu," kata Jimin. 

Yoongi menoleh kearah Jimin dengan dahi mengkerut, "Kan kita satu grup, sudah sering... bukan sering tapi dari awal juga kita sudah menyanyi bersama kan."

"Hyung kau ini bego atau bagaimana, aku maunya duet bukan nyanyi di grup rombongan," kata Jimin. 

Yoongi masih menatap terus kearah Jimin, ia memalingkan wajahnya, "Iya, nanti kita nyanyi berdua."

"Hyung aku serius...." Jimin yang mulai kesal menguncang - guncang tubuh Yoongi. 

"Iya, aku juga serius. Tunggu dulu sebentar, aku akan selesaikan ini, setelah itu makan malam dan kita akan duet," Yoongi tiba - tiba saja dikejutkan dengan suara dering handphone miliknya yang berbunyi keras. Yoongi menerima telepon yang masuk dari managernya, "Tapi aku mau makan malam dengan Jimin, memang harus malam ini."

Jimin memasang wajah kecutnya ketika Yoongi menatap kearahnya. Begitu Yoongi menyelesaikan bicaranya di telepon, ia menarik lembut tangan Jimin dan menggenggamnya erat. 

"Makan malam bersamanya ditunda dulu ya, manager menyuruhku untuk bertemu dengan Jieun nunna membicarakan projek kerjasama," kata Yoongi. 

"Tahu begini aku makan malam dengan Taehyung tadi," Jimin melepaskan pegangan Yoongi. 

"Ya... Jimin..." Yoongi buru - buru berdiri, melupakan jika dilehernya masih melingkar headphone dan membuat tubuhnya tertarik hingga terjatuh dan menabrak meja. 

Jimin menolehkan kepala, "Kau ini kenapa sih hyung?"

Yoongi meringis kesakitan, ia melepaskan headhphone dikepalanya ketika tangan Jimin mengelus lembut pada pipinya. 

"Kau tidak apa - apa? Sakit dimana?" tanya Jimin, "Makanya hati - hati, kau ini ceroboh sekali. Kalau sampai kau mati kejedot meja kan aku tidak mau jadi janda."

Yoongi yang cukup kesal tetapi gemas pada kekasihnya itu memukul tidak terlalu keras pada kepala Jimin, "Sembarangan saja kau bicara ya. Aku takut kalau kau marah karena batal makan malam."

"Ya memang aku marah," Jimin menarik tangan Yoongi untuk menyentuh perutnya, "Dengar dan rasakan, cacingku yang sudah bernyanyi lagu 'idol' karena kelaparan. Aku menunggumu lebih dari 2 jam dan kau malah mau makan malam dengan Jieun nunna."

Yaoi Oneshoot Series - Book 2Where stories live. Discover now