[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
"Kamu siapa?" tanya seorang lelaki paruh baya yang tiba-tiba saja berada di pintu depan menggunakkan kemeja serta jas formal dengan koper di tangannya. Siapa lagi jika bukan Guntur Razenka–ayah Petir.
Mendung yang tadinya duduk bersama Petir langsung berdiri, takut jika dirinya dimarahi oleh lelaki paruh baya di depannya itu, Petir yang mengerti gelagat Mendung pun ikut berdiri.
Tiba-tiba Awan datang membawa dua gelas jus jeruk untuk Mendung dan Petir yang sedang belajar. Mengetahui ayahnya telah datang Awan langsung menaruh kedua gelas itu ke meja kaca di depan Mendung dan langsung memeluk Guntur.
"Papaaa, papa pulang? Biasanya pulang malam." Memeluk Guntur membuat Guntur tersenyum dan membalas pelukan Awan.
Guntur kemudian melepaskan pelukannya lalu mengusap kepala Awan dengan lembut.
"Iya sayang, papa pulang, papa mau makan bareng sama kamu dan Petir, kita jarang makan bersama kan?" ucap Guntur, tersenyum pada Awan.
"Oh iya pa, ini ada tamu. Kak Mendung, yang sering diceritain sama anak BANDANGER," ucap Awan menunjuk Mendung membuatnya tersenyum kaku.
Guntur mengamati Mendung dari bawah sampai atas dengan wajah sulit diartikan membuat Mendung agak gerogi di depan Guntur. Lelaki itu berjalan mendekati Mendung membuatnya semakin gerogi.
Kemudian, Guntur mengelus puncak kepala Mendung dengan lembut membuat Mendung kaget. Jujur Mendung tak pernah merasakan bagaimana diberi kasih sayang oleh seorang ayah, yang dia dapat hanya pukulan, tamparan, tak jarang juga Gelap-ayah Mendung mencambuknya hingga badan Mendung merasakan sakit yang luar biasa.
"Cantik," puji Guntur.
"Makasih om," ucap Mendung sambil tersenyum.
Mendung kira setelah melihat penampilan Mendung yang ndeso. Guntur akan mengusir Mendung tetapi malah sebaliknya, Guntur malah menyambut Mendung dengan baik.
"Kamu sudah makan siang?"
"Belum om."
"Kalau begitu kamu makan siang bareng kita ya? Bareng Petir juga."
"Tapi ya pa, Awan belum masak apa-apa, tadi aja baru belanja," ucap Awan dengan cengiran tak berdosanya.
"Yaudah Mendung bantu masak aja," ucap Mendung menawarkan bantuan.
"Boleh, kak Petir juga ikut yaa," pinta Awan membuat Petir yang tadinya diam langsung menatap kearahnya.
"Buat apa?"
"Bantuin kak Mendung, kan Awan juga harus kasih makan Remo, Rejo, sama Reso," ucap Awan membuat Petir geleng-geleng kepala.
"Remo? Rejo? Reso?" tanya Mendung yang dari tadi bingung dengan perkataan Awan.
"Iya kak, ayam kesayangan Awan, kak Mendung tau nggak? Kemaren Reso bertelur dan telurnya hasilnya Reso sama Rejo padahal kan Reso udah Awan jodohin sama Remo, tapi tetep aja cinta kan nggak bisa dipaksa," ucap Awan dengan wajah polos membuat Mendung memandangnya takjub.
"Wah Awan melihara ayam? Mendung juga melihara loh tapi bukan ayam tapi ikan lele namanya Koko, Awan mau ketemu nggak?" tanya Mendung membuat mata Awan berbinar-binar.
Sementara Petir hanya memijat pelipisnya, Petir kali ini terjebak dengan kedua manusia ini, sepertinya otak mereka sudah sama-sama geser. Yang satu melihara ayam, yang satu ikan lele.
"Yaudah Mendung masak ya," ucap Mendung.
"Iya, Awan mau beri makan Reso ya, soalnya kasihan belum makan dari pagi," ucap Awan lalu mengambil makanan ayam dan pergi meninggalkan Mendung dan Petir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Petir Dan Mendung [Terbit]
Novela Juvenil-Ketika toa mengejar kulkas- Petir Ghuna Razenka. Si cowok cuek sedingin kutub selatan. Mulanya hidupnya tenang tenang saja namun setelah bertemu dengan sosok Mendung Putri Semestha. Si gadis pengejar cowok cuek. Hidupnya seketika berubah. Tiap hari...