[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
Hari ini Petir menginap di rumah Pelangi untuk mengetahui siapa mata-mata GENTALA yang membuat BANDANGER resah.
Yah Petir, Guntur, dan Awan baru pindah beberapa hari lalu ke sebelah rumah Neptunus, dan sekarang Petir kembali tinggal di rumah Pelangi untuk bisa mengamati setiap pergerakan Rain.
Seperti yang kalian ketahui Rain Ghuna Razenka adalah saudara kembar Petir, namun sifat mereka sangatlah bertolak belakang. Jika Rain sangat suka dipuji oleh Pelangi, tidak dengan Petir yang suka sekali dimarahi oleh Pelangi.
Rain pun adalah salah satu anggota GENTALA menjadikan dia bermusuhan dengan Petir.Malam ini Petir sendiri di rumah, sedangkan Pelangi dan Rain sedang berpergian entah kemana.
Tok...tok...tok...
Suara ketukan pintu membuat Petir yang tadinya sedang menonton bola di televisi langsung berjalan ke arah pintu dan membukanya.
Terlihat seorang lelaki tampan dengan senyuman liciknya membuat Petir mengeraskan rahangnya serta mengepalkan kedua tangannya, tapi untung saja dia masih bisa mengontrolnya. Siapa lagi jika bukan Jupiter Anjasmara.
"Heii broo," ujar Jupiter memeluk Petir membuatnya bertanya-tanya.
"Weii, lo kagak suruh gue masuk nih??" tanya Jupiter yang akhirnya disetujui oleh Petir.
Jupiter memasuki rumah Petir dan langsung duduk di sofa empuk depan televisi diikuti oleh Petir di sampingnya.
"Oh iya bro, gimana si Ranting?" tanya Jupiter membuat Petir bingung.
"Ranting?"
"Iya broo, masa lo lupa ah pikun lo Rain!"
Rain? Oh jadi Jupiter mengira bahwa Petir adalah Rain, pantas saja dia tak langsung marah pada Petir pikirnya.
"Gimana perkembangan Ranting? Kemaren kan gue cuma ngedrama di depannya BANDANGER biar si Ranting jadi anggota mereka, lo gak lupa kan kalo Ranting mata-mata GENTALA sekarang?" jelas Jupiter membuat Petir mengepalkan kedua tangannya.
Jadi kejadian saat Ranting dipukuli oleh Jupiter itu cuma akal-akalan mereka? Petir tak habis pikir, bisa-bisanya Ranting berkhianat pada BANDANGER, padahal mereka sudah membela Ranting habis-habisan.
Melihat Petir mengepalkan tangannya membuat Jupiter tersenyum miring.
"Yaudah bro." Menepuk bahu Petir. "Gue pulang ya udah malem, besok kita bahas ini lagi ya broo!" Jupiter pergi meninggalkan Petir yang sedang bergelut dengan pikirannya.
Jupiter menyalakan motornya, pergi dari kediaman rumah Petir dengan wajah senang. Setelah agak jauh Jupiter menghentikan motornya dan menelfon seseorang.
"Rencana kita berjalan dengan lancar," ucap Jupiter sambil tersenyum miring.
"Kerja bagus."
"Tapi Rain, kok lo bisa kepikiran rencana kek gini sih?"
Sebenarnya Jupiter tau yang sedang di rumah itu Petir bukan Rain, Jupiter pun sangat hafal dengan gerak-gerik Rain, apalagi rambutnya yang agak panjang, Jupiter telah merencanakan ini semua dengan Rain agar geng BANDANGER bubar.
"All within my control," ucap Rain dari sebrang sana sambil tersenyum miring.
***
"RANTING ABIMANYU! DIMANA LO!" teriak Petir murka pada Ranting.
Ranting yang sedang duduk manis sambil menikmati secangkir teh pun terkejut. Sama halnya seperti Ranting, Gempa dan Neptunus ikut terkejut melihat Petir sangat murka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Petir Dan Mendung [Terbit]
Novela Juvenil-Ketika toa mengejar kulkas- Petir Ghuna Razenka. Si cowok cuek sedingin kutub selatan. Mulanya hidupnya tenang tenang saja namun setelah bertemu dengan sosok Mendung Putri Semestha. Si gadis pengejar cowok cuek. Hidupnya seketika berubah. Tiap hari...