4. Pertama kali

532 40 19
                                    





'Cepet banget sih hari seninnya, padahal kemaren hari rabu, huh~'. Batinnya

"Jagoan Ayah kenapa hm? hari pertama masuk SMA kok lesu amat, mana nih semangatnya". Ucap Namjoon dengan senyum lembut yang selalu menghiasi bibirnya.

"Yee~". serunya dengan suara masih lesu.

"Hahaha... masih gamon sama kasur ya?". Tebak Haeji.

"Huaaa... Gyu masih mau rebahan dirumah~". Rengeknya manja

"Lagian Gyu juga belom puas sama liburannya Yah, Bunda selalu aja nyuruh ini nyuruh itu, Ayah buruan lah cari pembantu baru, Gyu capek disuruh ini disuruh itu".

Memperlihatkan muka memelas sambil memajukan bibirnya berharap Ayahnya akan luluh dan mencarikan pembantu baru agar dirinya tidak terus disibukkan oleh pekerjaan rumah.

Kedua orang yang berada di kemudi dan jok penumpang itu tertawa gemas melihat anak dan adik nya merajuk.

"Hahaha.. iya nanti Ayah carikan, lagi pula susah mencari pembantu yang memenuhi kriteria Bundamu"

"Hahaha.. itu kan bagus buat kamu juga, lagian selama liburan kamu sibuk tidur terus, sekali kali lah bantuin Bunda beres beres rumah, lagian Bunda kan sedang mengandung"

"Benar yang dikatan kakakmu"

"Huft.. iya iya demi Bunda, tapi jangan keseringan dong, lagian Mingyu juga udah mulai masuk SMA, kedepannya juga bakal sibuk"

"Baiklah, nanti sepulang kerja Ayah coba diskusi sama Bundamu soal cari pembantu baru"

"Nah gitu dong, Ayah bener-bener pengertian"

15 menit kemudian mereka sampai ke sekolah, sebelum pergi mereka pamitan kepada Namjoon. Sejak keluar dari mobil dan memasuki gerbang, Mingyu sudah merasa ada yang tidak beres dengan sekolah ini, jika dilihat sekilas saja sudah jelas jika gedung sekolah ini hampir keseluruhan dikelilingi kabut hitam samar dan terlihat suram, pastinya penghuninya juga tidak sedikit.

Baru saja memasuki gerbang tiba-tiba ada angin yang tak seberapa kencang menabrak tubuhnya hingga membuatnya menghentikan langkah dengan raut muka heran, dia mengamati halaman gedung didepannya dengan teliti, baru saja melangkah masuk dia langsung disapa oleh penghuni gedung.

Haeji yang menyadari bahwa tak ada seseorang yang berjalan disebelahnya segera menoleh ke belakang dan menemukan adiknya sedang diam mematung sambil menatap lurus ke arah depan.

Kejadian itu juga dirasakan oleh jungkook, dalam pandanganya sudah jelas jika gedung di depan itu banyak penghuninya dan tentunya kondisi itu tidak baik untuk Saudaranya, jadi dia sibuk menatap gerbang dan halaman depan gedung lalu memusatkan energinya untuk membersihkan jalan masuk dari energi negatif yang mengelilingi.

"Oii ngapain bengong, gih buruan turun!"

"Tae tunggu...".

Percuma, orang yang dipanggil sudah ngacir duluan meninggalkan Jungkook yang masih duduk di dalam mobil.

"Jungkook".

Taejung menatap serius ke arahnya dan Jungkook sudah paham jika dia harus selalu waspada dan menjaga saudaranya baik-baik karena disana energi negatifnya sangat kuat.

Meskipun hanya dipandang sejenak oleh Papanya, Jungkook paham jika beliau sedang mengkhawatirkan keselamatan anak-anaknya.

"Papa jangan khawatir, Jungkook pamit dulu"

"Hm"

Setelah Jungkook keluar, mobil bmw hitam keluaran terbaru itu perlahan pergi meninggalkan mereka, segera Jungkook menyusul Taehyung yang tengah berlari memasuki gerbang.

Maaf Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang