Genap tiga hari sudah rumah mewah serta indah mulai di tempati sang penghuni. Bau cat yang kadang masih tercium merebak di hidung, pertanda bahwa istana tersebut benar-benar baru rampung berdiri gagah serta kokoh berada di kawasan perumahan elit Hannam-Dong, Seoul.
Jessica berjalan terseok-seok di dalamnya, menuruni tangga yang terasa semakin sulit untuknya.
Sial, Jessica mengumpat dalam hati.
Anak tangganya, kenapa terasa sangat banyak sekarang? Apa benda itu sengaja ingin menyiksanya? Di sela rasa sakit yang ia rasakan di bagian sana?
Jessica menggigit bibir. Meremas pegangannya lalu menimbang kaki di atas udara sebelum kembali mencoba turun perlahan.
Walaupun ia sudah sangat berhati-hati, temponya begitu lambat, tetap saja nyeri dan perih itu masih terasa menyiksa hingga akhirnya Jessica menyerah dan duduk di anak tangga. Memeluk lutut disana, air matanya tumpah saat wajah sudah tersembunyi diantara kedua tangan.
Jessica tak bisa menahan dirinya yang tengah begitu emosional.
"Jessica?!" Terdengar suara setengah panik dari seseorang yang mulai menuruni tangga dengan berlari, menghampiri dirinya.
Wanita itu tak perduli teriakan Yoong. Ia masih menyembunyikan wajahnya yang berurai air mata saat sang pria mulai duduk di sampingnya.
Yoong bahkan mulai menarik tubuh mungil Jessica untuk masuk ke dalam pelukannya, membiarkan dia lepas kendali di sana.
"Sakit... Rasanya sangat sakit. Aku tidak bisa berjalan!" Suaranya nyaring, setengah berteriak.
Wanita itu tersedu. Memukul dada bidang Yoong tak terlalu keras, Jessica menyesali sikapnya yang sekarang menjadi kekanakan.
Mengapa ia harus menangis untuk sesuatu seperti ini? Jessica tak mengerti alasan dirinya begitu cengeng setelah bersama Yoong.
Jessica sadar tangannya mulai meremas dan menarik baju bahkan memukul Yoong. Ia berniat berhenti melakukannya, namun kendalinya mendadak hilang. Diri Jessica seutuhnya di kendalikan oleh ego yang tak biasa.
"Maaf. Harusnya aku tidak melakukan itu sebelum kau benar-benar siap." Tutur Yoong terdengar penuh penyesalan.
Raut bersalah tercetak di wajah Yoong yang mencoba menenangkan wanitanya. Membelai rambut panjang itu perlahan, tepukan pelan mendarat di pundak pemilik julukan ice princess.
Jessica menggelengkan kepala. Berusaha mengambil alih dirinya lagi, ia tak ingin membiarkan Yoong larut dalam rasa sesal yang tidak seharusnya dia miliki.
Tentu saja pria itu berhak atas dirinya sekarang.
Siapa ia? Jessica sudah mutlak adalah milik Yoong setelah resepsi berakhir lusa lalu. Mereka telah menjadi pasangan yang sah dan di akui keberadaannya sebagai sepasang suami istri. Tentunya Yoong memiliki hak penuh atas diri Jessica, berupa apapun itu.
"Jangan meminta maaf. Reaksiku yang terlalu berlebihan." Jessica bercicit serak.
Suaranya nyaris menghilang terlebih wajah wanita itu menempel di dada Yoong, suaminya.
"Kau ingin ke dapur?" Yoong menarik dirinya, melihat lalu merapihkan tatanan rambut Jessica yang berantakan.
Mengusap pipi istrinya, Yoong membersihkan jejak air mata di sana, lembut hingga menghilang.
Terlihat sebuah anggukan kecil dari kepala Jessica yang tengah menunduk malu hingga Yoong tersenyum sebelum menyambut tangan Jessica, membantu wanita itu untuk berdiri.
Ia beralih ke belakang Jessica lalu mulai mengangkat dan membawanya menuruni tangga dengan tak kalah berhati-hati.
"Ini terlihat memalukan." Ucap pemilik brand Blanc & Eclare tersebut mengerucutkan bibir kemudian menyembunyikan wajah di dada Yoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUZZLE
Fanfiction(8 days for open your heart) Puzzle. Bukan sebuah mahakarya yang tercipta sendiri dan satu-satunya. Menjadi sebuah bagian tunggal bukan aturan main puzzle. Puzzle. Memiliki kepingan-kepingan lain yang akan membuat mereka menjadi sebuah kesatuan yang...