Evanescent
Rencana Jeno dan Livia berubah, mereka tidak jadi jalan-jalan karena tiba-tiba saja Livia sedang tidak mood untuk keluar.
Dan sekarang keduanya kini tengah berada di rumah Livia, Jeno baru saja dikenalkan ke mama Livia. Dan untung saja mamanya tidak mengomel atau melarang malah sekarang Jeno jadi incaran empuk bagi sang mama untuk ditanya-tanya mengenai Livia.
"Mamaaa jangan nanya-nanya Jeno terus, kan aku mau masak sama dia" rengek Livia.
Mama tertawa, "Iya-iya deh sana masak berdua" jawab mama.
Livia tersenyum lalu meraih tangan Jeno dan mengajak pemuda itu pergi ke arah dapur.
"Emang mau masak apa?" tanya Jeno.
Livia menggeleng, gadis itu juga tidak tahu ingin buat apa.
"Gak tau, kamu mau bikin apa?" tanya Livia balik.
Jeno juga menggeleng, dan sekaramg keduanya tidak ada ide sama sekali untuk membuat sesuatu.
"Aduh apaan ya, seblak?"
Jeno menggeleng.
"Emm....kwetiau goreng?"
Jeno menggeleng lagi.
"Dalgona?"
Dan sekian kalinya Jeno masih menggeleng membuat Livia frustasi.
"Lho! Terus maunya apa dong?!" tanya Livia.
"Maunya kamu"
"HAH?!"
Jeno tertawa melihat wajah Livia yang seketika terkejut akibat ucapannya.
"Maunya kamu buatin aku pancake"
Livia menghela napas, "Ohhh, makanya ngomong yang jelas" jawab Livia.
Jeno tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Livia, "Yaudah yuk bikin" ucap Jeno.
"Kita beli bahannya dulu deh, sekalian beli topping buat ditaro diatas pancakenya" terang Livia.
Jeno hanya bisa mengangguk, pokoknya ngikut aja yang penting nanti jadi.
***
Sekarang Livia dan Jeno berada di minimarket, Livia tengah sibuk mengambil bahan-bahan sedangkan Jeno hanya diam saja sambil mendengarkan musik melalui airpod nya.
Livia terus mengitari setiap display untuk mencari satu bahan yang belum juga ia temui sejak tadi.
Melihat Jeno diam saja dan tidak membantu sama sekali membuat Livia kesal, lalu gadis itu melepaskan airpod dari telinga Jeno.
Jeno yang melihat Livia dengan wajah kesal sontak terkejut, apalagi ketika Livia melepaskan airpod itu dari telinganya.
"Kamu mau bantuin aku apa gak sih?" tanya Livia dengan nada sedikit ketus.
Jeno mengangguk, "Mau Lia" jawab Jeno.
"Terus kenapa daritadi cuma diem aja dengerin musik? Bukannya bantuin aku nyari bahan-bahannya" ucap Livia.
Jeno tahu Livia kini sedang sangat kesal kepadanya, dan kini Jeno beralih mengambil keranjang belanjaan yang sejak tadi Livia pegang.
"Maafin aku ya, yaudah ayok kita cari bareng"
"Jangan marah lagi" ucap Jeno sambil mengelus pipi Livia perlahan.
Livia menghela napas, "Yaudah aku maafin, ayok" jawabnya sembari menggandeng tangan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
Teen FictionJika ada kesempatan, ia--seorang gadis manis hanya ingin melihat sekali lagi bagaimana caranya 'dia' tersenyum untuk terakhir kali. Credit cover by: @hunyoel