🎋 Dua Puluh Empat

427 103 6
                                    


Waktu berlalu. Ujian yang Yunseong jalani telah selesai. Dan beberapa hari ini, ia disibukan dengan beberapa keperluan akhir untuk study tour gagal beberapa bulan lalu. Kesibukannya itu membuatnya banyak menghabiskan waktu di ruang organisasi siswa dan membuatnya tiba-tiba lupa di mana Mini serta apa yang mahluk itu lakukan.

Seperti beberapa hari sebelumnya, hari ini Yunseong masih sibuk mengarsip semua berkas sebelum ia menyerahkannya kepada pihak sekokah. Lelaki itu terus sibuk dengan semua kertas itu, hingga...

"Yunseong?" sadar jika itu suara Mini, lelaki Hwang itu hanya berdehem sebagai jawaban tanpa membalikan tubuhnya untuk melihat mahluk itu.

"Aku ikut sama kamu, ya?" tanya Mini dengan nada riang. Entah apa lagi yang terjadi padanya.

"Ke mana?" tanya Yunseong malas-malasan dan masih sibuk dengan kertas-kertasnya.

"Ke Geoje."

"Ngapain?"

"Nyari badan aku lah!"

"Gue kan udah bilang, gue mau nyari Minhee."

"Ya, siapa tahu aja pasa kamu nyari Minhee, kamu juga nemuin badan aku."

"Gak mau."

"Yunseong, ayo dong. Aku ikut kamu, ya."

"Gak!"

"Yunseong...”

"Gak!"

"Aku tetap ikut!"

"HEH ANJ... LO PAKE APAAN NIH?"

Yunseong yang berbalik dan akan mengajukan protesnya atas sikap Mini, tiba-tiba kaget saat melihat penampilan mahluk itu. Kalimat kekesalannya tertelan begitu saja dan digantikan dengan pertanyaan bernada kaget itu.

Sementara itu, Mini terlihat cukup kaget saat teriakan Yunseong itu menyapa indra pendengarnya tanpa aba-aba. Ia bahkan sampai meringis dan menatap Yunseong dengan tatapan ngerinya.

"A-a-apa?" tanyanya terbata.

Yunseong mengangkat tangannya lalu menunjuk apa yang Mini kenakan saat ini.

"Kenapa lo pake ini? Lo dapat ini dari mana?"

Mini menunduk, memperhatikan seragam sekolah yang ia kenakan saat ini—seragam yang sama dengan yang Yunseong kenakan saat ini—sebelum menggerakan bibirnya, menggumamkan 'Oh' dengan pelan.

"Ini kan punya aku," jawabnya kemudian.

“Punya lo?”

“Iya.”

Yunseong mendelik lalu menatap tak percaya pada mahluk itu, “Jadi maksud lo, lo mau bilang kalo lo anak sekolah sini juga?” tanya Yunseong lagi, kali ini dengan gaya sinisnya.

Mini mengendikan bahunya acuh, “Enggak, sih. Tapi boleh juga tuh.”

"Gila lo. Lagian gue gak pernah liat lo selama ini. Dan muka lo gak cocok jadi alumni," sahut Yunseong begiut saja, "Jadi, mending lo kasih tahu sini. Lo dapat dari mana tuh seragam?"

"Iya, iya. Yunseong mah marah-marah mulu.”

Mini lalu menfokuskan tatapannya pada Yunseong, sementara lelaki itu menatapnya dengan tatapan serius, “Waktu itu tuh, yang Yunseong pulangnya lewat jalan lain terus berhenti depan rumah gede tuh,” ia melanjutkan ucapannya itu menjawab pertanyaan Yunseong tadi. Tapi, sementara ucapan itu belum dilanjutkan, ada hal lain yang tiba-tiba mampir ke otak Yunseong.

Mendengar Mini menyebut ‘rumah gede’, Yunseong seakan dilempar kembali pada kejadian beberapa hari yang lalu saat ia selesai ujian. Hari itu, ia sangat merindukan Minhee dan ia ingin mengulang apa yang sering ia lakukan saat Minhee belum menghilang, mengikuti pemilik marga Kang itu hingga ke rumahnya. Walau saat ini, ia tak mengikuti Minhee, tapi ia ingin mengulang hal itu. Dan entah mengapa, saat mendengar Mini mengungkit tentang rumah itu, hati Yunseong merasa khawatir dengan alasan yang tak pasti. Ia seakan takut mendengar apa yang akan Mini katakan selanjutnya. Dan itu membuat jantungnya berdebar lebih cepat, seperti setiap mahluk itu menatapnya.

HUMAN OR GHOST || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang