Athena 2 - 17.

451 37 0
                                    

Rena menghela nafas kecewa saat melihat Athala ternyata membawanya pulang kerumah. Padahal ia masih ingin berada diluar, ia juga tidak mau bertemu dengan Reva dan Aira yang tiba-tiba sudah menunggunya didepan rumah.

"Sudah sampai. Ayo turun."

Rena menoleh ke arah rumahnya dari balik kaca mobil, tidak ada siapa-siapa. Ia bernafas lega, kedua orang itu sudah pulang ternyata. Rena melepas seatbelt dan meraih tasnya, "Terima kasih, Pak."

"Sama-sama, ingat ya besok kamu harus kembali bekerja."

Rena hanya mengangguk, kemudian keluar dari mobil dan menutup pintu dengan keras. Setelah itu ia masuk begitu saja ke dalam rumahnya.

Sesampainya di apartemen, Athala menutup pintu dan mendudukan diri di sofa empuk yang ada disana. Melelahkan sekali rasanya, untuk sekedar melepas kaus kaki pun rasanya malas.

Dering panggilan masuk berbunyi, ia berdecak sebal. Langsung saja ia meraihnya tanpa melihat dulu siapa yang meneleponnya saat ini,

"Apaan sih? gue capek anjir!"

"Atha? ini mama. Kok mama dibentak gitu? mama aduin ke papa ya."

Athala melotot, ia melihat layar ponselnya sebentar. Dan benar ternyata, Rachel yang meneleponnya.

"Ma-maaf, Ma. Atha ga liat siapa yang nelepon."

"Ada-ada aja, oh iya besok pulang kerja kesini dulu ya. Ada yang mau mama kasih buat kamu."

"Apa itu?"

"Besok kamu juga tau sendiri kok. Yaudah istirahat ya. Jangan tidur malam-malam, jaga kesehatan. Jangan suka ngiler, udah gede juga. Jangan suka nyimpen pakaian kotor terlalu lama, langsung bawa ke laundry kalau memang kamu gak sempat cuci."

Athala merasa pusing saat mendengar mamanya mulai bawel lagi. Ia hanya menggumam saja, lalu menguap lebar karena matanya terasa berat.

"Aku tutup dulu ya, Ma."

"Iya sayang, dadah!"

Panggilan pun berakhir, ia menaruh ponselnya di meja dan ia merubah posisi duduknya menjadi tiduran di sofa. Perlahan kedua matanya terpejam erat, mulai memasuki alam bawah sadarnya. Athala pun tertidur.

Pagi-pagi sekali setelah melaksanakan sholat Subuh, Rena segera memakai seragam kantor dengan terburu-buru. Ia takut Aira dan Reva akan datang kerumahnya sebentar lagi. Urusan sarapan, nanti ia bisa membeli nasi uduk di dekat kantor.

Jamilah, ibu berdaster ungu yang sedang sibuk menyapu halaman rumah dengan sapu lidi pun menoleh ke arah Rena yang sedang mengunci pintu rumah,

"Mau berangkat kerja, neng?" tanyanya. Rena mengangguk, "Iya, bu. Kalau misalnya nanti ada yang datang kesini, bilang aja aku belum pulang ya dari kemarin."

Jamilah mengangguk, "Oke, hati-hati ya, neng."

Rena mulai berjalan kaki ke arah jalan raya besar untuk menunggu angkutan umum. Waktu masih menunjukan pukul setengah enam lewat, masih terlalu pagi untuk kendaraan angkutan umum melewati jalanan itu. Ia berinisiatif untuk memesan ojek online saja,

Athena 2 [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang