Aku menunggu seseorang dan aku tak menghitung sudah berapa lama aku melakukannya. Hal itu cukup berarti seandainya yang kulakukan adalah menunggu klien yang yang akan mengajukan proyek bernilai milyaran dollar. Tapi yang kulakukan sekarang ini justru tak ada kaitannya dengan hal-hal semacam itu. Faktanya aku sedang berada di dalam mobil, memerhatikan para mahasiswa yang berlalu lalang seraya mencari kepala merah jambu yang tak kunjung muncul sejak tadi.
Ayolah, siapa aku ini. Uchiha Sasuke, dengan harta yang jumlahnya tak bisa kau pastikan banyaknya. Aku tak butuh memberikan senyuman hanya untuk mendapatkan para wanita yang bersedia menjadi teman kencan satu malam bahkan mungkin satu jam seperti yang biasanya dilakukan oleh rekan-rekan dalam kelas sosial sepertiku. Tapi kenyataannya aku cukup puas hanya dengan memiliki ikatan resmi dengan satu wanita yang menganggapku cukup menakutkan untuk memperbolehkanku menyentuhnya.
Aku normal. Pria dewasa yang berada dalam masa produktif terbaik. Hidup selibat selama hampir setengah tahun adalah pencapaian tersendiri yang cukup membanggakan. Bukan berarti aku kecanduan seks. Aku cukup selektif dalam memilih teman tidur selama ini. Tak terlampau sering dan sangat berhati-hati. Aku tak pernah bermain-main dalam menjaga kesehatan.
Aku memiliki satu prinsip kuat yang akan tetap kujaga setelah menikah. Bahwa aku, Uchiha Sasuke, telah bersumpah tak akan ada wanita lain selain istriku, Sakura. Aku tak membutuhkan simpanan; tak membutuhkan wanita lain untuk memuaskan hasrat lelakiku. Aku hanya membutuhkan Sakura. Hal itu menjadi cukup menakjubkan karena keinginanku untuk memiliki Sakura sepenuhnya bertambah kian besar, menutup kemungkinan atas ketertarikan terhadap wanita lain.
Pertahanan diriku selama ini adalah hal lain yang juga patut untuk diberi apresiasi yang tinggi, mengingat kami selalu tidur dalam posisi berpelukan namun tak melakukan apa-apa. Jika tak merasakan denyutan menyiksa itu, aku yakin aku akan mulai meragukan kecondonganku sebagai seorang pria.
Aku kembali memerhatikan sekitar, merasakan bibirku berkedut ketika melihat orang yang kutunggu sejak tadi berjalan menuju mobilku dengan langkah cepat dan panjang. Aku menaikan satu alis setelah ia membuka pintu mobil dengan kasar dan membantingnya sampai tertutup.
"Aku memang kaya, Sakura. Tapi aku cukup menyayangi mobil ini," ujarku memperingatkan. "Menutup pintu dengan normal tak akan menyakitimu," tambahku dengan satu decakan halus. Ia tak mengatakan apa-apa dan malah mengerutkan dahi tanpa menatapku.
"Apa lagi sekarang?" tanyaku penasaran seraya menyalakan mesin mobil.
"Jalan saja," ujarnya singkat. Lebih menyerupai sebuah perintah.
Aku mengangkat bahu dan mulai berkendara, menahan lidahku sampai mobil kami telah benar-benar keluar dari pelataran kampus. Lalu kembali bertanya.
"Halo, ada orang di sana?" Tak perlu menoleh untuk mengetahui bahwa ia sedang menatapku geram. Terlalu banyak hal yang dapat membuat Sakura marah dan itu cukup menghibur sejauh ini.
"Aku sedang tak ada waktu meladenimu, Sasuke." Suaranya terdengar jengkel.
"Seingatku kau memang tak pernah punya waktu untuk meladeniku." Ia menghela napas, tapi tak membantah.
"Sasuke!" Teriakannya yang tiba-tiba membuatku terpaksa membanting stir dan berhenti di pinggiran jalan.
"Apa?" Aku tahu bahwa Sakura memiliki semacam keahlian dalam mengubah-ubah ekspresi di wajahnya. Ia mungkin saja sedang marah tadinya. Tapi kini kemarahannya digantikan dengan sebuah senyuman menggoda. Menggoda? Sakura tak pernah menggodaku sebelumnya. Tidak. Jadi jika ia melakukannya sekarang itu artinya ada yang ia inginkan dariku. Sudah pasti.
"Sasuke, rasanya aku ingin pindah kuliah saja." Aku tak bisa menahan diri untuk tak menyipitkan mata mendengar rengekannya. Tadi menggoda, dan sekarang merengek. Aku tak tahu siapa yang lebih gila di antara kami. Masalahnya aku tak begitu terganggu dengan perilakunya yang luar biasa aneh. Mungkin aku yang lebih gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Married (END)
FanficKehidupan menjengkelkannya bermula ketika Sang Ayah menyewa seorang bodyguard untuk menggantikan bodyguard-bodyguard sebelumnya yang lagi-lagi mengundurkan diri karena ulahnya. Sakura telah melakukan hampir segala cara untuk menyingkirkan bodyguard...