BAB 1 prolog

14 6 2
                                    


"Aku hanya sekedar pengagum, dan untuk memiliki-mu pun aku sadar diri."

~Hanania Janisti.


Rasa-nya jatuh cinta sendirian itu seperti apa, Menurut kalian?


***************************

Suara derap langkah seseorang memecah keheningan di sekolah SMA Rajawali yang sudah mulai sepi di karenakan semua siswa/i sudah pulang sedari tadi hanya saja ada satu dua orang yang berlalu lalang di sekolah, yang sedang mengikuti Ekstrakulikuler. Gadis itu selalu saja pulang sendiri dan menunggu sekolah sepi barulah dia pulang, gadis itu suka sendiri. Karena baginya, meskipun dalam tengah keramaian pun dia tetap selalu merasa sendiri, dia adalah— Hanania Janisti, gadis cantik yang selalu ceria walaupun banyak masalah yang selalu menerpa hidupnya.

"Hanaa???" Teriak seseorang dari arah belakang punggung Hana. Mau tak mau Hana yang sudah melangkah cukup jauh terpaksa harus menghentikkan langkahnya, lalu berbalik ke arah seseorang yang baru saja memanggilnya..

Hana menatap tubuh tegap yang sekarang sedang berlarian kecil menuju ke arahnya, sekilas tersenyum tipis namun tak banyak orang melihatnya, mungkin senyum itu hanya bisa dilihat oleh dirinya sendiri.

"Diktaaa?? Mau kemana kamu?" teriak salah satu siswi dari arah yang berlawanan, yang sedang berlarian kecil menyusul seseorang yang sedang mengejar Hana.

Hana menarik nafas dengan panjang, sudah ia duga mungkin takdir tak mengijinkan mereka untuk selalu bersama. Bahkan untuk sekedar pulang bareng saja rasanya susah selalu saja ada halangannya.

Dia adalah Pradikta Agaskara seorang cowok yang Hana cintai sejak semasa kecilnya. Mereka berteman sudah cukup lama, meskipun mereka sempat terpisah saat menduduki bangku SMP, Hana sempat merasa sedih sekaligus kehilangan saat Dikta pergi. Namun pada akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali saat mereka memasuki SMA, disitulah Hana mulai kembali menyukai Dikta. Namun lelaki yang ia cintai sama sekali tak menyadari perasaan-nya, membuat gadis tersebut harus menahan setiap sesak dan sakit hati, ketika lelaki yang ia cintai mencintai orang lain.

Dikta akhirnya berhenti mengejar Hana dan diam di tempat seketika, dia berbalik dan tersenyum lebar ke arah perempuan yang baru saja mengejarnya. Hana yang menyaksikkan itu semua tersenyum kecut, dan sesak di ulu— hatinya kian menjadi, membuat dirinya tak lagi menunggu lelaki tersebut. Hana memutuskan untuk kembali berbalik dan meneruskan langkahnya yang sejak sedari tadi terhenti.

"Ada apa Feb? Lari-lari gitu? Gak cape?" seraya mengelus puncak kepala Febbi yang baru sampai ke arahnya, dan merapihkan rambut Febbi yang acak-acakkan akibat berlarian.

Febbi Aurellia Candra dia adalah pacar dari— Pradikta Agaskara, selain dirinya cantik dia juga pintar dan juga ramah. Membuat seorang Pradikta Agaskara bertekuk lutut kepada-nya. Bisa di bilang bucin juga wkwkw

"Enggak, aku gak capek! Kamu ngapain sih lari-larian, lagi ngejar siapa?" tanyanya dengan selidik.

Dikta pun tersenyum. "Aku lagi ngejar Hana, eh tanpa sadar, aku juga lagi di kejar bidadari."

Febbi pun tersenyum malu-malu, apa katanya bidadari? Ah rasanya aku ingin punya sayap, dan terbang bebas di angkasa.

"Ciee.. Merah gitu pipi-nya?" ucap Dikta sedikit menggodanya.

"Apaansih Dik, enggak gak merah." seraya menyembunyikkan wajah-nya dengan kedua telapak tangannya.

"Yaudah buka dong, aku gak bisa lihat wajah cantik kamu." alih- alih membuka Febbi malah di buat semakin tersipu malu. Membuat Dikta semakin gemas oleh tingkah laku sang—pacar.

"Dikta ih, nyebelin," sambil membuka kedua tangannya, lalu menengok ke arah kiri dan kanan.

Dikta yang memperhatikan gerak- gerik Febbi membuat Dikta mengerutkan keningnya heran atas kelakuan sang—pacar. "Kamu cari siapa Feb?"

"Aku lagi cari Hana, katanya kamu lagi ngejar Hana. Mana Hana-nya? Ko gak ada?" sambil terus mencari keberadaan Hana.

Dikta yang baru saja tersadar langsung menepuk jidatnya, padahal sudah jelas-jelas Hana tadi menunggunya. Kenapa sekarang tak ada? Apakah dia sudah pulang? Gara-gara dirinya terlalu asyik mengobrol dengan Febbi?.

"Kenapa Dik? Ko raut wajah kamu berubah gitu?"

"Aku duluan pulang yah Feb, kamu di jemput kan? Aku mau pulang bareng Hana. Aku udah janji tadi, By!" pamitnya dan berlalu pergi mengejar Hana.

"Diktaa... Aku gak di jemput." teriaknya namun Dikta sudah berlalu pergi menjauh dan sudah tak terlihat lagi.

Febbi menghela nafasnya. "Sebenarnya, kamu sama dia itu ada hubungan apa? Sekedar teman atau lebih?"

************

Gimana-gimana? Suka belum sama part awalnya?

Mudah-mudahan kalian suka ya sama  ceritanya.

Karena ini masih tahap awal jadi aku anggap ini sebagai perkenalan dulu aja yaa!!!

*TBC*

Budidayakan dulu follow sebelum membaca🤗

Jangan lupa untuk vote dan comennya.
Kritik dan sarannya aku terima dengan lapang dada🤗

See you di chapter selanjutnya❤

Handikta (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang