Faktanya

1.2K 111 3
                                    

"Kupikir semua itu sudah sesuai dengan realitanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kupikir semua itu sudah sesuai dengan realitanya. Ternyata masih ada fakta dibaliknya."-Aruna Greenidia Chemistriyani

****

"Eh Na, kamu pulang?"

"Iya mbak, cuma mau ngambil beberapa barang yang tertinggal."

Tiga hari sudah berlalu setelah kepulanganku dari Pulo Cinta. Selama berlibur di sanapun ternyata aku terus menerus menerima teror. Bukan teror dari Afka, tetapi dari nomer tak di kenal yang memintaku untuk bertemu di Caffe sebrang kampusku.

Hari ini aku datang ke kosan lamaku, untuk mengambil beberapa barang yang masih tersisa. Tetapi yang aku temukan adalah kamar kosanku terlihat di huni oleh seseorang. Walaupun aku sudah meninggalkan kosan ini lebih dari dua minggu yang lalu. Tetapi di sini terasa ada kehidupan yang menaunginya.

"Mbak, boleh aku tanya?"

"Tanya apa Na?"

"Apa selama ini ada yang tinggal di kosan bekasku? Pasti ada penghuni baru ya mbak?"

Mbak Remi menggeleng sejenak, "Tidak ada,"

"Hah, terus siapa yang tinggal di kosanku? Seprainya baru diganti, ada pengharum ruangan baru juga." Bingungku.

"Oh iya, ada.... Bakos."

"Bakos?" Bingungku.

"Iya, aku baru ingat kalau Bakos akhir akhir ini sering masuk ke kosan kamu."

"Pak Afka?"

"Iya Na. Hm, maaf ya soal pernikahan kamu. Mbak ģak sempet dateng."

"Gak papa mbak."

"Yang sabar ya. Una yang mbak kenal itu cewek kuat."

Aku tersenyum tipis sebagai jawaban untuk ucapanya. Sepeninggalan mbak Rumi, aku kembali menatap pintu kosanku nanar. Apakah benar Afka yang selama ini menghuni kosanku? Entahlah, aku tidak mau memikirkan hal itu lagi.

Dengan segera aku membawa barang barangku yang masih tertinggal. Aku akan menemui orang itu, orang yang memintaku untuk bertemu hari ini.

Tiba di caffe tempat kami membuat janji, aku langsung mengedarkan netraku keseluruh penjuru ruangan. Meja nomor 14 tulis pesan singkat dari si pemilik nomor asing tersebut.

"Maaf membuat anda menunggu, ada beberapa hal yang harus saya kerjakan tadi." Ucapku saat telah menemukan meja dengan nomor 14 tersebut.

"Duduklah."

Deg!

Aku hampir saja terpikik saking terkejutnya. Kupikir siapa pemilik nomer asing tersebut. Ternyata dia--Altar--kakaknya Altarez. Lelaki kini tengah duduk di hadapannku.

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang