✨ мαgιє - νιηgт-qυαтяє

4.2K 747 99
                                    

Waktu malam di dalam hutan belantara. Jaehyun berjalan menuju suatu tempat yang menjadi awal permasalahannya dengan salah satu penyihir golongan hitam.

Jaehyun berjongkok, ia menyentuh permukaan tanah dengan tangan kanannya. Merasakan sebuah energi yang tak terasa asing baginya.

Keningnya berkerut samar. Ia yakin jika inilah tempat dimana ia menemukan jasad Lee Hyunjae. Perasaannya mengatakan hal demikian.

Jaehyun menoleh ke samping kirinya. Ia melihat sebuah bayangan ketika ia berjalan tertatih menyusuri hutan. Saat dimana ia menemukan sebuah jasad.

Titik dimana ia datang adalah satu-satunya jalan yang biasa dilalui. Baik bagi para manusia, atau pun penyihir.

Menoleh ke kanan, ia menemukan jalan dimana Lee Taeyong datang. Jalan yang merupakan jalan yang diambil oleh pelaku penyerangan Lee Hyunjae pergi.

Mengapa Jaehyun bisa yakin demikian?

Ingatlah jika hutan itu hanya memiliki satu jalan yang bisa dilalui. Jika pelaku pergi untuk kembali, maka ia akan berpapasan dengan Jaehyun. Sementara, Jaehyun saat itu tak bertemu atau berpapasan dengan siapa pun.

Dan lagi, jika dilihat dari keadaan jasad Lee Hyunjae, maka Jaehyun berasumsi bahwa kejadian belum lama terjadi. Yang berarti, pelaku belum lama pergi saat Jaehyun datang.

Hanya ada satu kemungkinan. Yaitu, pelaku yang memilih untuk keluar dari hutan.

"Hanya ada satu saksi," monolognya.

Benar, hanya Lee Taeyong yang mengetahui jati diri si pelaku. Karena ia adalah satu-satunya saksi yang Jaehyun tahu.

"Aku harus menemuinya," ujar dalam benaknya.

Jaehyun bangkit berdiri. Ia berniat untuk segera menemui Lee Taeyong. Tanpa memikirkan hal yang akan terjadi kedepannya.

Namun, saat ia hendak berbalik untuk melangkah, seseorang tanpa sengaja menabraknya. Jaehyun secara spontan menahan pundak pria tersebut—menatapnya dengan raut terkejut.

"Lee Taeyong?"

Pria tersebut—Lee Taeyong, menatap Jaehyun dengan manik bergetar. Air mata pun tak luput keluar dari kedua matanya.

"Apa yang terjadi? Mengapa—"

"Jaehyun, tolong aku! Aku sangat takut. Tolong, tolong aku!"

Jaehyun masih tak mengerti dengan keadaan. Berbagai pertanyaan masuk ke dalam pikirannya. Namun, melihat bagaimana kedua manik Taeyong bergetar ketakutan, membuat Jaehyun membuat keputusan dengan segera.

_-_Magie De L'univers_-_

Waktu makan malam tiba. Di kediaman Jaehyun, Jaemin tengah berada di dapur. Karena Jaehyun tengah keluar, maka ia kini memasak sendiri.

Mengenakan apron polos berwarna merah muda, Jaemin memotong bahan-bahan masakan yang akan ia masak untuk menu makan malam. Ia berniat membuat makanan berkuah dengan banyak sayuran dan daging.

Jaehyun sudah pernah memberi tahunya tentang menu yang disukai dan tidak disukai sang Noble. Jadi, ia tidak perlu khawatir akan memasak menu yang salah.

Saat tengah memotong lobak, gerakan Jaemin tiba-tiba berhenti. Pikirannya tiba-tiba tertuju ke kegiatan ia kini. Maksudnya, kini ia tengah di rumah hanya bersama dengan sang Noble. Lalu, ia yang berada di dapur dan memasak menu untuk makan malam mereka.

Kedua pipi Jaemin tiba-tiba bersemu. Mengapa ia berpikir seolah tengah melayani seorang suami?

"Apa yang kau pikirkan?"

[✔] 1. Magie De L'univers : Le Début Du Destin a ChangéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang