Jaehyun mendudukan diri tepat di hadapan Mark dan Haechan yang sejak tadi melambai menyuruhnya menghampiri mereka.
"Kau sendirian, hyung?" Jaehyun mengangguk lalu meneguk soju yang ternyata sudah tertuang pada gelas di depannya.
"Jadi, kenapa kalian menyuruhku datang ke sini?" Jaehyun kini bersua, sedikit risih dengan pemandangan di hadapannya sekarang, Haechan memeluk manja Mark di sampingnya sambil bersenandung mengikuti alunan musik yang terdengar di Cafè malam itu.
"Ayolah, ini malam minggu Hyung. Carilah sesuatu yang menarik" timpal Haechan sambil melayangkan tatapan menggoda dengan pandangan mengitari beberapa pengunjung di sana. Jaehyun kembali meneguk sojunya, benar benar pernyataan tidak penting.
"Jika tidak ada sesuatu yang penting, aku pulang!" Tegas Jaehyun yang sekali lagi meneguk soju lalu bangkit.
"Eh tung-"
"Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you, too~"Jaehyun, Mark maupun Haechan tiba tiba terpaku dan mengalihkan atensi mereka pada sumber suara. Terlihat seseorang tengah mengisi panggung malam di Cafè itu. Ya, suara itu membuat mereka tiba tiba terhanyut dan tanpa sadar Jaehyun sudah kembali terduduk dan menatap kagum orang itu dari kejauhan.
"Kau tidak jadi pulang, hyung?" Mark menyadari posisi Jaehyun di hadapannya sekarang. Tapi Jaehyun tidak menoleh sama sekali, atensinya masih fokus pada orang itu. Haechan yang melihat gelagat Jaehyun mulai menggoda.
"Sudah menemukan sesuatu yang menarik sepertinya?" sindirnya sedikit keras hingga membuat Jaehyun menoleh salah tingkah, Jaehyun melipat kedua tangannya di depan dada berusaha mengontrol sikapnya.
"Ekhm, aku bakalan bosan di rumah, lagian ini malam minggu kan?" Jaehyun kembali menuangkan soju pada gelasnya lalu meneguk sekilas, gelagatnya memang kentara sekali. Haechan dan Mark yang melihat tingkah Jaehyun hanya terkekeh.
"Pandangin aja dulu sepuasnya Hyung, mumpung dia masih nyanyi" seru Mark, Jaehyun kembali menoleh dan memfokuskan atensinya pada orang itu. Sesekali dia tersenyum, terhanyut dengan suara merdunya. Selain itu, Jaehyun bisa melihat dengan jelas paras manisnya dibalik lampu remang remang ketika orang itu bernyanyi.
"Sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead~"
Suara riuh tepuk tangan memenuhi Cafè itu, sang penyanyi tersenyum puas setelah menyelesaikan satu perform nya.
Sekali lagi, Jaehyun kembali terhanyut dengan paras manisnya."F*ck, manis banget!" gerutunya pelan tampak frustasi, seperti tidak biasanya Jaehyun dengan mudahnya sefrustasi ini karena terpesona dengan seseorang.
"Jangan mengumpat, hyung! Aku bisa dengar" protes Mark.
Jaehyun tidak merespon dan masih memperhatikan orang itu yang perlahan sepertinya akan beranjak dari panggung. Jaehyun memperhatikan gerak gerik orang itu yang sudah bangkit meninggalkan panggung, tanpa Jaehyun sadari dirinya sudah berdiri dan mencondongkan tubuhnya berusaha meraih pandangannya agar sosok itu tidak hilang. Jaehyun bergerak seinci, sosok yang dia lihat semakin pergi menjauh menuju pintu keluar Café tersebut. Jaehyun tidak ingin kehilangan jejak orang itu hingga dia semakin bergerak dan
"Aku pergi!" Jaehyun melesat mengejar orang itu yang sudah menghilang dibalik pintu Cafè.
🎃
Sosok yang Jaehyun ikuti terlihat berjalan santai memasuki sebuah gang kecil tak jauh dari posisi Cafè itu. Jaehyun masih mengikutinya secara diam diam. Jaehyun dapat melihat dari belakang bagaimana orang itu berjalan sambil tertunduk dengan kedua tangan yang dia masukan ke dalam saku celana. Sesekali langkahnya berhenti sambil menghembuskan nafas seolah dia sedang menghikangkan beban serta kegelisahannya, sesekali orang itu meremat rambutnya kasar. Seperti terlihat tidak baik baik saja.
Kali ini, orang yang Jaehyun ikuti berhenti cukup lama, orang itu sedang memperhatikan layar ponselnya, dia kembali menghembuskan nafasnya, menyenderkan punggungnya pada dinding di dekatnya, lalu tak lama pertahanan orang itu runtuh hingga dia tiba tiba merosot jatuh seperti sedang terpuruk.
Jaehyun tidak dapat bergerak, dia terpaku dengan pemandangannya sekarang. Tak lama seorang lelaki asing muncul dari sudut lain dan menghampiri pria manis itu.
Jaehyun semakin menyembunyikan dirinya tapi atensinya masih terfokus pada mereka.
Pria manis itu kini berdiri ketika menyadari seseorang menghampirinya.
"Hyung?" Panggilnya serak. Tunggu, apa sejak tadi pria manis itu sedang menangis? Jaehyun dapat melihat keduanya saling pandang dan terdiam cukup lama.
"Kita sudah berakhir, Doyoung" lelaki manis yang di panggil Doyoung itu tertunduk. Seperti ada perasaan bersalah.
"Berhenti menghubungiku dengan alasan tidak masuk akal ini!" Pria itu sedikit meninggikan suaranya sembari memamerkan layar ponselnya pada pria manis yang dipanggilnya Doyoung itu. Doyoung tersenyum meremehkan.
"Jika kau memang sudah tidak peduli, kenapa kau datang, Hyung?" Kini tatapan mereka bertemu. Doyoung menatap sendu lawan bicaranya.
"Aku mohon Kim Doyoung, jangan seperti ini" keduanya tampak terlihat frustasi. Jaehyun benar benar tidak paham dengan situasi rumit ini. Sorot tatapan keduanya memancarkan jika keduanya masih ingin memiliki.
"Hubungan kita sudah berakhir" tatapan hangat dan suara lembut itu, Kim Doyoung kembali menangis, dia menggeleng pelan.
"Tidak hyung, tolong jangan." Suara Doyoung cukup bergetar. Pria di hadapannya mengusap lembut pipi basah dan menatap lekat manik Doyoung.
"Aku mencintaimu Kim Doyoung, sungguh" kembali tangisan itu semakin pecah. Doyoung menarik lelaki di hadapannya dan memeluknya erat.
"Jangan pergi.." isakan dan suara parau itu terasa sesak bagi keduanya.
"Maaf, aku tidak ingin kau terluka lebih dari ini" lelaki itu mengelus pelan punggung Doyoung, lalu dia melepaskan sesuatu yang melingkar di jari telunjuknya dan melepas pelukan erat Doyoung.
"Simpan cincin ini baik baik" Doyoung kembali menggeleng, tetapi lelaki itu memaksa dan menaruh cincin itu pada kepalan tangan Doyoung.
Keduanya kembali memandang satu sama lain.
"Aku pergi"
Jaehyun dapat melihat bagaimana lelaki manis itu kembali merosot ketika lawan bicaranya pergi begitu saja. Terisak dalam keheningan sembari mengepal kuat sebuah cincin yang sudah ada dalam genggamannya. Ah, rupanya pria manis itu sedang terluka.
🎃
Fin.
Haaaa gantung banget??