(Name) dan Shouto terpilih sebagai pengisi acara terakhir di bunkasai sekolah yang disenggalarakan pada bulan Desember nanti.
Sejak musim panas, keduanya sering pergi latihan bersama. Shouto memainkan alat musik opera bersama murid-murid terpilih lainnya dan (Name) yang bernyanyi.
Pemuda itu lebih tepatnya memegang biola. Aura ketampanannya bertambah setiap ia menggesek senar biolanya.
Meski Shouto tak melihat pertunjukan (Name) di akhir musim semi, gadis itu tetap senang Shouto mengetahui kemampuan bernyanyinya karena mereka latihan setiap hari di sekolah. Biarpun liburan musim panas, latihan tetap dilaksanakan.
Di bermacam kesempatan, (Name) membawa masakannya dan membagikannya dengan Shouto. Berharap perasaannya berbalas, ia tak perlu dioperasi dan uang hasil kerja keras orangtuanya bisa ditabung.
“Todoroki, aku membuat bento lagi. Kau mau?”
“Apa ... tidak masalah kau sering memberi makananmu padaku?”
“Um. Daijoubu dayo. Ambil lah.”
Shouto sedikit berat hati menerima kotak bekal dari gadis itu. Ia terus menerima masakan gadis itu, tetapi ia tidak memberinya apa-apa. Shouto semakin tak enak.
“Nanti malam ada hanabi, kau mau menontonnya?”
Pertanyaan Shouto menghentikan (Name) mengunyah nasinya sejenak. Apa Shouto bermaksud mengajaknya pergi bersama? Memikirkannya saja membuat jantung (Name) berdebar kencang.
Gadis itu menunduk, menyembunyikan wajah memanasnya.
“U-uh tentu.”
Shouto tahu apa yang harus ia lakukan untuk membalas jasa gadis itu.
“Mau berangkat bersama?”
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia | Todoroki Shouto ✔️
Fanfiction(Todoroki Shouto x Reader) (Name) sangat mencintai musim semi. Bunga-bunga bermekaran, salju mencair, cahaya matahari bersinar hangat, dan angin sepoi-sepoi yang memainkan rambut sepinggangnya. Musim semi ia identikkan sebagai musim kehidupan. Semua...