"Sudah kubilang! Diam di rumah dan jangan pergi keluar jika bukan perintahku!"
Plak!
Tamparan telak mengenai pipi selembut kulit bayi. Si empu hanya diam, tak ingin membantah ataupun melawan.
"Kau akan kuhukum! Pergi ke ranjang! Sekarang!" Teriakan tersebut membuat seorang korban tamparan tadi tersentak.
"T-tapiー"
"Tidak ada tapi-tapian! CEPAT!" Dengan menundukーmenahan keluarnya cairan bening yang keluar dari matanya, kaki berbalut celana bahan berwarna cream berjalan terseok-seok menaiki tangga, menuju kamar utama.
"Mommy? Mommy baik-baik saja?" Sebelum membuka pintu kamar, seorang gadis kecil berusia 8 tahun memanggilnya.
"Mommy baik-baik saja. Sekarang kamu kekamar dan jangan lupa untuk mengunci pintunya. Selamat tidur, sayang." Sang Mommy mengecup singkat dahi si gadis kecil.
"Mommy juga." Si gadis kecil balas mengecup pipi lalu mereka sama-sama pergi ketujuannya.
《●~●~●~●》
Ceplash!
"AKH! Maaf, tadi aku bersama Mikasa hanya menemui teman lamaー"
Ceplash!
"JANGAN BERBICARA! Aku tak menyuruhmu untuk berbicara, ya, jalang! Sekarang diam dan nikmati hukumanmu!"
Ceplash!
"Hiks... sa-sakit... hiks... " bersamaan dengan diayunkannya ikat pinggang mahal ke kulit seputih porselen, air mata terus menetes membentuk sungai kecil. Dalam hatinya, ia lebih sakit. Mengapa suaminya begitu tega pada dirinya. Apakah dirinya pernah membuat suatu kesalahan fatal?
"Cih!" Si pelaku pencambukan mendecih lalu melempar ikat pinggang tadi kesembarang arah. Mengambil jas yang tergantung rapi, meninggalkan Istri-nya yang terisak pilu.
"Kenapa, kenapa kau meningkari janji kita dulu, Erwin? Apa kau sudah bosan denganku? Mengapa, apa kau sudah tak mencintaiku dan Mikasa lagi... " lirihnya sebelum masuk ke alam mimpi. Karena ia yakin, suaminya pasti akan ke bar, lalu menyewa satu jalang untuk semalam.
Can I Belive You
.
A EreRi story by: Es Batu
.
Cerita ini mengandung Yaoi | Boys Love | BxB | Gay | Homo | Mpreg | Typo(s) | OOC | ga paham EYD | dan lain-lain |
.
~ Selamat menikmati ~
☆▪☆▪☆"Sshh... " rintihan kecil disela-sela tidurnya kala merasakan sensasi perih pada kulit kaki-nya.
"Mommy tahan sebentar, ya," suara anak kecil mengalun ke gendang telinganya. Sontak kedua mata obsidian terbuka perlahan.
"Mikasa? Ada apa? Apa kau lapar? Shh... " Tanyanya mengelus surai sang anakーMikasa yang masih telaten membersihkan luka cambukan di kaki Mommy-nya.
"Mommy diam dulu, aku akan mengobati luka Mommy." Ujar Mikasa menuntun Mommy-nya kembali duduk.
"Mommy bisa sendiri, Sayang. Kau tidak sekolah?"
Yang dipanggil Mikasa mendengus, "bagaimana aku sekolah jika hari ini hari Minggu. Dan juga, Mommy tak kan bisa mengobati area punggung Mommy... " jemari mungil beralih mengobati area punggung dengan telaten setelah menitah Mommy-nya untuk berbalik.
"Shh... ya, kau benar." Jawab sang Mommy seadanya.
Beberapa saat terlalui, Mikasa selesai mengobati orang yang melahirkannya kedunia. Mereka berdua bahu-membahu memasak makanan. Sesekali Mikasa akan menceritakan bagaimana rencana lomba esok disekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Belive You?
FanfictionEreRi [One-shot] Re-published Tentang Levi yang selalu ingin mempercayai Suaminya, namun apadaya sang Suami terus menerus dan berulang kali mengingkari janji. Bahkan janji saat di altar yang suci. Tingkat kesabaran Levi yang kerap kali dapat membunu...