Arvinza 1

6 2 0
                                    


"woi bro diem-diem Bae, ngoceh ngapa ngoceh" ujar leo saat melihat Arvin yang sedari tadi diam

"Iya, ngapa sih lo Vin?" Timpal Yogi

"Gue suka Arlin" ujar Arvin tiba-tiba tanpa beban

"Woah gila Lo! Ternyata dari tadi diem itu lagi mikirin cewek" kata Yogi tertawa

"Lo kayak bocah baru puber aja sih Vin, kalo suka ya Pepet dong jangan merenung" ujar leo menimpali

"Gue lagi mikir anjir gimana cara deketinnya" sontak keduanya tertawa mendengar perkataan Arvin

"Uluh-uluh si Arvin lagi berpikir yak"  ujar leo dengan raut wajah dan nada yang mengejek

"Diem Lo sialan"

"Gini ya bebep Arpin, kalo misalnya suka ya Lo deketin aja dulu si Arlin nya. ajak ngobrol kek, jalan kek, nonton kek, tawarin pulang kek atau apalah yang bentuknya pdkt" oceh Yogi

"Udah ah jangan urusin Arvin yang lagi bucin, mending kita main basket aja" ajak leo lalu keduanya melangkah menuju lapangan basket

"Woi anjing tungguin gue mau ikut" ujar Arvin lalu berlari menyusul Yogi dan leo

Cuaca siang yang terik ini membuat peluh mengalir diwajah Arvin dan kedua temannya , tetapi mereka tetap melanjutkan permainan basketnya tanpa memperdulikan panas matahari yang menyengat tubuh mereka.

Brukk

Bola basket itu menyasar ke tubuh Arlin yang sedang berjalan dipinggir lapangan bersama Kezia.

"SIAPA YANG LEMPAR NIH BOLA?" Teriak Arlin, jika kalian berfikir bahwa Arlin akan pingsan tentu saja jawabannya tidak karna Arlin tidak selemah itu.

"Gue beb kenapa" Arvin berjalan santai menghampiri Arlin

"BAB BEB APAAN SIH!! DARI KEMAREN PERASAAN LO NYARI MASALAH SAMA GUE MULU DEH, MAU LO APA? NGAJAK GELUD? HAYUK!" ujar Arlin ngegas

"Woi santai beb, daripada gelud mending kita nikah dulu aja yuk habis itu kita gelud sepuasnya di ranjang" balas Arvin cengengesan

"LO ITU EMANG GILA YA VIN!" teriak Arlin frustasi setelah itu dia melangkah pergi menjauhi lapangan

"Udah berani ngajak perawan nikah Lo vin" Ujar leo terkekeh

"Iya dong, kan biar ada morning kiss tiap pagi" balas Arvin terbahak

"Itu mah niatmu gorila! Udah ah yuk ke kelas" cibir Yogi lalu pergi ke kelas disusul Arvin dan leo

"Ada yang bawa air putih gak?" Tanya Arvin saat sampai ditempat duduknya

"Ada nih gue" jawab Yogi lalu menyodorkan sebotol air mineral

Arvin mengeluarkan beberapa obat-obatan lalu menelannya bersamaan dengan air putih yang diminum.

"Pil apaan tuh? Jangan-jangan narkoba ya?" Kata leo menatap lamat-lamat obat itu

Arvin melotot "mana ada narkoba! Ini vitamin bego" ujarnya lalu menoyor kepala leo

••••

"Lo mau pulang bareng gak Lin?" Tawar Kezia

Arlin menggeleng "gue ada ekskul hari ini"

"Yaudah gue duluan ya Lin" ucap Kezia

"Iya hati-hati"

"Mau kemana Lin?" Tanya Arvin tiba-tiba, Arlin menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Arvin " bukan urusan Lo" ucapnya lalu melanjutkan langkahnya, Arvin tetap mengikutinya dari belakang

"Gue temenin ya Lin?" Tawar Arvin

"Gaus-"

"Arlin udah ditunggu Bu Ika diruang ekskul" ucap Rizky teman ekskul Arlin, Arlin merupakan siswi yang aktif disekolahya ia mengikuti berbagai ekskul dan organisasi, contohnya seperti PMR, PIK remaja, OSIS, Pramuka, dan sekarang jadwalnya Arlin mengikuti ekstrakurikuler PIK remaja.

"Ayo ke ruangan bareng" ajak Arlin pada Rizky

"Gue tungguin Lo ekskul ya Lin" Arlin diam tidak menjawab dan terus berjalan bersama Rizky

"Gue ke kantin aja deh timbang kaya orang gila berdiri sendirian disini" gumam Arvin

"Halo mamang"

"Eh Arvin," ujar mang kodim penjaga stand siomay

"Hehe iya mang, ehm Arvin pesen air putih sama siomay nya satu porsi ya mang" ujar Arvin

"Siap ditunggu sebentar ya Vin" ujar mang kodim lalu membuatkan siomay pesanan Arvin

"Ini siomay nya" ucap mang kodim membawakan satu porsi siomay dan segelas air putih

"Iya mang makasih"

"Kamu kok tumben banget jam segini belum pulang?" Tanya mang kodim

"Iya mang lagi nunggin pacar ekskul" jawab Arvin terkekeh dan mang kodim hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

••••


"Jadi apakah ada murid atau teman kalian yang mencoba curhat atau menceritakan masalahnya kepada kalian?" Tanya Bu Ika

"Ada Bu, namanya Aska. Jadi dia itu cerita ke saya bahwa dia itu mempunyai masalah dengan keluarganya, orang tuanya Aska itu tidak pernah akur dan tidak pernah memperhatikan Aska, mereka sibuk dengan dunia masing-masing dan itu membuat Aska bosen dan perlahan benci kepada mereka bu" jawab Arlin, PIK remaja merupakan pusat informasi konseling remaja. Disini kalian bisa bercerita atau curhat tentang masalah kalian kepada teman sebaya, dibentuknya ekskul ini bertujuan agar kalian yang malu bercerita kepada guru BK bisa bercerita kepada anggota ekskul PIK remaja.

"Bagus Arlin, dengan begitu beban masalah si Aska akan berkurang sedikit karna sudah bercerita kepada kamu, kamu  bilang saja kepada si Aska supaya sabar menghadapi orang tuanya dan jika bisa suruh si Aska untuk berbicara jujur masalah ini kepada orang tuanya agar orangtuanya sadar dan bisa merubah semuanya secara perlahan, ibu harap kamu bisa menjaga rahasia si Aska."

"Sudah tidak ada lagi? Jika tidak mari kita akhiri pertemuan kali ini" ucap Bu Ika setelahnya eksul dibubarkan

"Kalian hati-hati pulangnya" pesan Bu Ika

Arlin menggendong tas nya lalu keluar dari ruang PIK remaja.

"Arlin udah selesai? Yuk pulang" ujar Arvin yang sedang bersandar pada pilar, Arlin diam dan tetap berjalan.

"Arlin, ayo pulang bareng gue" kata Arvin mengejar Arlin dan menarik tangan Arlin

"Apaan sih lepas" Ucap Arlin melepaskan tangannya "gue bisa pulang sendiri"

"Tapi gue udah nungguin Lo ekskul Lin biar bisa pulang bareng"

"Gue gak nyuruh Lo nungguin gue"

"Tapi Lo mau pulang sama siapa?"

Mata Arlin tidak sengaja menangkap keberadaan Rizky dan dengan segera dia memanggil Rizky "Rizky!" Panggil Arlin

"Iya Lin ada apa?" Jawab Rizky

"Lo pulang bareng siapa? Gue boleh nebeng Lo gak?"

"O-oh iy-a boleh" jawab Rizky tergagap melirik Arvin, Rizky sungguh merasa tidak enak pada Arvin tapi dia juga tidak enak jika menolak Arlin.

"Yaudah hati-hati Lin, gue duluan." Ujar Arvin lalu pergi dari hadapan mereka.

Kalian suka ceritanya gak? Aku jadi insekyur  takut gak ada yang suka hiks:*

ArvinzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang