Raut bahagia menghiasi wajah setiap orang yang berlalu lalang di SMA Pancasila. Pasalnya hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh siswa kelas 12, yaitu perayaan wisuda. Pengumuman kelulusan yang dilakukan beberapa hari yang lalu dinyatakan bahwa seluruh siswa lulus seratus persen. Suasana wisuda tampak berlangsung dengan khidmat. Semua siswa terlihat bahagia kala selesai mengikuti prosesi wisuda yang diadakan di aula bernuansa biru-putih ini.
“Kepada ananda Revan Aditama, diharap untuk segera naik ke panggung.” mendengar sang MC menyebut namanya, Revan segera beranjak dari tempat duduknya. Revan yang kebetulan duduk di deretan bangku nomor dua dari depan, langsung memberi aba-aba kepada teman di sebelahnya dengan mengibaskan tangan kanannya-bermaksud agar mereka memberi celah untuk Revan berjalan. Kakinya yang dibalut sepatu kulit hitam mengkilat itu segera melangkah ke panggung bersama dua temannya yang lain untuk menerima sebuah penghargaan dari sekolah karena telah berhasil meraih nilai yang bagus saat pelaksanaan Ujian Nasional yang diadakan tiga minggu yang lalu.
Setelah kedua temannya menerima penghargaan dari kepala sekolah, kini giliran Revan. Revan menerima sebuah piala beserta piagam, lalu berjabat tangan dengan sang Kepala Sekolah. Satu persatu blitz kamera langsung menyorot Revan untuk mengabadikan momen indah kali ini. Revan bangga akan pencapaiannya hingga detik ini. Gelar bintang kelas yang tersemat pada diri Revan belum runtuk sejak ia memasuki sekolah dasar.
“Revan, terima kasih kamu udah bikin mama dan papa bangga. Kamu harus tetap pertahankan prestasimu ini sampai kamu kuliah nanti, ya!” selepas turun dari panggung, Revan langsung mendapat sambutan pelukan erat dari mamanya.
“Udah, Ma. Pelukannya nanti saja. Tuh, dilihatin banyak orang.” Revan melepas paksa pelukan mamanya sambil nyengir tipis. Bukannya apa, Revan hanya sedikit risih jika orang-orang di sekelilingnya terus menatapnya berpelukan seperti tokoh kartun Teletubbies.
Dari kejauhan terlihat seorang gadis bertubuh mungil dengan memakai dress selutut berwarna biru muda berhiaskan pita dibagian pinggangnya berlarian menghampiri seorang lelaki berpakaian jas hitam rapi khas anak wisuda. Rambut hitam panjang milik gadis itu yang ia biarkan tergerai, ikut terombang-ambing mengikuti irama langkah kakinya yang dibalut flat shoes berwarna putih. Mungkin sebagian orang menganggap penampilannya persis seperti anak kecil alias childish. Tapi memang inilah ciri khas dari seorang Radhea Novania atau yang akrab disapa dengan Rara.
"Selamat, Rev! Akhirnya kamu bisa lulus dan nilaimu juga bagus. Tidak sia-sia usahamu selama ini, Rev." ucap gadis itu dengan bahagia.
"Iya, terima kasih. Ini juga berkat kamu yang selalu mendukungku dan selalu mendoakanku agar lulus dengan nilai yang bagus. Sekali lagi, terima kasih!" balas seorang lelaki hadapannya.
Gadis itu adalah Rara, dan lelaki di hadapannya adalah Revan, kekasihnya. Mereka adalah sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama 1 tahun terakhir. Awalnya mereka berdua hanyalah sebatas adik dan kakak kelas, dan pada akhirnya keduanya pun bersatu dalam suatu hubungan.
Sebenarnya jauh di lubuk hatinya, Rara merasa sedih. Pasalnya setelah Revan lulus mereka berdua akan berpisah. Apakah Rara mampu menjalani hari tanpa Revan di sampingnya? Apakah Rara mampu menahan rindu kepada Revan? Membayangkan saja rasanya sudah tersiksa.
"Ciee.. Kak Revan lulus nih yee... Selamat, kak!" segerombolan siswa perempuan berlarian menemui Revan lalu memberi ucapan selamat juga memberikan sebuah hadiah dan bunga sebagai kenang-kenangan dari mereka. Mereka semua sangat mengagumi Revan.
Maklum saja, Revan adalah sosok lelaki yang cukup populer di SMA Pancasila. Berbagai bakat dan daya pesona yang dimilikinya menjadikan banyak siswi mengagumi dirinya. Ditambah dengan wajahnya yang tampan juga sifatnya yang ramah dan akrab kepada siapapun, membuat siswi semakin 'tergila - gila' pada sosok Revan Aditama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Ingin Menyerah (Short Story)
Teen FictionIni adalah sebuah cerita pendek, perihal ingin menyerah dari sebuah hubungan yang entah bisa diselamatkan atau tidak. Love, Kharisma Nova