37. Dia kembali Menang,

4.1K 366 42
                                    

Nisa balik lagi yeay ada yang senang,

Tadinya Nisa mau hiatus loh,,, tapi nggak jadi liat kalian pada ngasih semangat,,, padahal kemarin Nisa udah pamit...

HARGAI SETIAP KARYA INSAN MANUSIA DENGAN VOTE, VOTE GRATIS APA SUSAHNYA SIH,

NOTE: NISA UP LAGI SETELAH PART INI TEMBUS 100 VOTE KURANG DARI ITU MAAF NISA NGGAK BISA UP,,

happy reading sayang...

Setiap insan tak luput dari salah dan dosa, maka hendaklah ia memperbaiki dengan bertaubat, memohon ampun pada yang kuasa..

•~aksrannisa•~

Aku terdiam dengan pandangan kosong menatap jendela yang mengarah langsung keluar rumah sakit, mataku memanas saat tak sengaja melihat anak kecil yang sedang bermain, aku mengelus perut datarku yang saat ini sudah tak lagi ada nyawa di dalamnya,

"ikhlas Bill, harus ikhlas nggak boleh nangis"semangatku dalam hati,

Aku yang berusaha tegar ini nyatanya rapuh, hatiku perlahan terkikis sendu yang terus menjalar sanubariku, mataku mungkin sudah sembab tak berbentuk, kali ini lebih sakit dibandingkan saat mas Faris menyakitiku dengan sikapnya yang tak acuh,

"ya Allah Billa kuat kan?"tanyaku dengan pandangan ke atas tak sedikutpun ingin menghapus air mataku,

Kakiku kini lumpuh, begitu pula hatiku yang rapuh, kesakitan yang menjalar keseluruh tubuh, membuat mataku kian teduh tertutup air mata yang membasahi wajah yang kian kumuh,

"assalamualaikum"salam mas Faris,

"Waalaikumsalam"jawabku langsung menyeka air mataku,

Mas Faris menghampiriku aku berusaha tersenyum manis ke arahnya menutupi segala kesakitanku,

"kenapa?mau apa hmm?mau ice cream?"tawar mas Faris berjongkok mensejajarkan tubuhnya denganku,

Aku menggeleng tak mau, ice cream siapa yang tau? Seorang Nabilla sangat suka ice cream tapi kali ini mood ku tidak bersahabat mulut ini enggan memakan apapun,

"oh nggak mau, ya udah apa dong?ice boba mau?"tawarnya lagi kali ini dengan memegang tanganku memberikan kekuatan,

Aku menggeleng lagi pertanda tak mau, dia mendengus kesal namun mas Faris tetap menatapku dengan senyuman manisnya, ia tidak marah sedikitpun,

"terus kamu mau apa sayang, katakan saja nanti mas belikan,"ujarnya padaku,

Aku mengalihkan pandanganku ke luar, "Billa mau pulang mas"

"kita tunggu hasil observasi dokter,kalau kamu sudah pulih bisa pulang besok"kata mas Faris menjelaskan sambil mengusap usap pucuk kepalaku yang kali ini tertutup khimar instan berwarna navy,

"assalamualaikum"salam mereka,

"Waalaikumsalam mamah, papah!"pekikku senang,

"maafnya baru sempat kesini"ujar mamah,

"nggak apa apa kok mah"timpalku mencium tangan mamah dan papah disusul mas Faris yang melakukan kegiatan yang sama,

"kapan Billa pulang Ris?"tanya papah Aryo pada mas Faris,

"kalau kondisinya udah stabil besok udah boleh pulang"jawab mas Faris,

"sebenarnya siapa yang tega sama kamu ya Bill?"tanya mamah Ranti kali ini membuatku terdiam,

Skenario Allah yang Terindah (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang