Hari itu...
Hari di mana semuanya berubah, hari dimana tawa tamara hilang terenggut. Mama yang tadinya penyayang tiba-tiba menjadi sosok yang mengerikan, penuh amarah dan tindakan kasar.Tamara sungguh bingung dengan perubahan mama yang secara tiba-tiba, di susul juga oleh perubahan sikap papa kepadanya. Papa menjadi cukup pendiam dan tidak merespon dirinya.Tamara sungguh tak mengerti tentang apa yang sedang terjadi yang membuat suasana rumah itu menjadi dingin dan menikam.
Malam itu tamara tidak sengaja terjaga dari tidurnya, ia mendengar suara teriakan dan barang-barang dibanting. Tamara membuka sedikit pintu kamarnya dan mengintip dari pintu yang sedikit terbuka itu.
Ternyata papa dan mamanya sedang bertengkar hebat,tamara sangat ketakutan dan gemetar terlebih di lihatnya kak tasya yang mencoba melerai keduanya tiba-tiba terhempas oleh tangan papa yang membuatnya tidak sadarkan diri.Mama dan papa akhirnya tersadar telah menyakiti anak sulungnya itu.Tamara yang sedari tadi mengintip di cela pintu menangis, dia tak pernah membayangkan ini akan terjadi pada keluarganya,dia harap ini semua hanya mimpi, ini semua tak pernah terjadi.
Tamara pun mencoba melangkahkan kakinya perlahan keluar dari kamarnya saat melihat kondisi rumah sudah mulai agak tenang dan kak tasya sudah siuman. Tamara hanya menatap semua tak berani bertanya.
Kak tasya pun langsung pergi ke kamarnya sambil menangis tanpa berbicara apapun, sama halnya dengan mama dan papa yang hanya diam sembari menunduk menuju kamar mereka.
Tamara bingung sebenarnya apa yang sedang terjadi pada keluarganya ?,ia pun memutuskan untuk kembali tidur karena besok ia akan sekolah.
Pagi pun menyongsong, ia segera bersiap untuk pergi sekolah. Tibalah saatnya sarapan, semua sudah berada pada tempat makannya masing-masing, tetapi kali ini berbeda, semua tampak murung dan terdiam.
Melihat itu tamara pun ingin membuka pembicaraan,anak kelas 3 SD itu seharusnya memiliki pemikiran yang masih tidak dewasa tetapi tidak dengan tamara, di usia itu ia sudah cukup tau tentang perubahan yang terjadi.
"Ma.. Pa.. Minggu depan kita pergi berlibur yuk?" Cetus tamara.
Mama dan papa nya hanya mengela nafas panjang tanpa merspons sedikitpun ucapan tamara.
"Ma ada apa ma? Kenapa semua hanya diam" Ucap tamara dengan nada pelan.
Mama pun akhirnya merespon pembicaraan tamara.
"Ngga ada apa-apa kok" jawab mama.Tamara kembali menunduk dan melanjutkan makannya.
Tamara dan kak tasya pun pergi ke sekolah bersama.Tiba di tempat penyebrangan mereka berhenti sejenak, memperhatikan kanan kiri untuk menyebrang,kak tasya yang sedari tadi hanya tersenyum dan diam kepada tamara, tiba-tiba menyebrang sendiri tanpa tamara.
Tamara pun tersadar bahwa kak tasya sudah berada di depannya berjalan Dengan tatapan sendu seperti ada sesuatu yang menganggu pikirannya.
Tiba-tiba dengan cepat mobil melintas dan menabrak tubuh kak tasya. tamara yang melihat itu tidak bisa berbuat banyak, selain menjerit dan menangis histeris.
Tamara berlari sambil berteriak"Kak Tasya... Kakak.. Kakak.."sambil terduduk dan memeluk tubuh kak tasya yang bersimbah darah.
Apakah yang akan terjadi setelah ini?
Akankah kak tasya selamat?
Lanjut di episode berikutnya☺Jangan lupa vote😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Tamara
General FictionTamara.. Namanya Tamara, gadis kecil yang seharusnya diperlakukan dengan kasih sayang justru selalu mendapat perlakukan kasar dari keluarganya.Dalam diam dan tawa di depan orang lain, ia ternyata menyimpan banyak luka dan trauma. Ia Tamara.. Puku...