32. Duality (1)

480 68 26
                                    

Kisah kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kisah kami...
Adalah masa lalu yang mengerikan
Dan aku adalah definisi paling menyakitkan untuknya.

***

Namaku Park Jimin. Mungkin kalian sudah mengenalku. Aku adalah anak pertama dari keluarga Park yang dibunuh 10 tahun lalu. Selama itu,hidupku tidak baik baik saja. Aku dan adikku menderita. Adikku yang belum mengerti apa apa,hanya meringkuk dipinggir jalan dengan jaketku sebagai selimutnya. Kami hidup seperti gelandangan. Kami makan makanan bekas. Minum air sungai,dan berjalan tak tentu arah hingga dua tahun lamanya.

Lantas ada sepasang suami istri yang mengadopsi kami. Aku memanggilnya ayah dan bunda. Mereka sangat baik. Menyekolahkan dan merawat kami dengan penuh kasih. Tapi sayang,suami istri itu meninggal karena kecelakaan mobil saat kami hendak menuju Busan. Seluruh hartanya diwariskan padaku. Oh,mereka tidak punya anak. Jadi mereka memutuskan untuk mengadopsi anak.

Tapi,keluarga dari suami istri itu menuntut warisan. Aku kalah. Karena memang aku masih kecil dan tidak memiliki hubungan darah.

Kami hidup sebagai gelandangan lagi. Makan makanan sisa,kemudian tinggal dibawah kolong jembatan. Saat itu,adalah titik terendahku. Aku nyaris depresi. Pernah berpikir untuk bunuh diri,namun Park Lili menyadarkanku. Aku ingat. Alasanku bertahan adalah karena Park Lili. Adik kecilku yang lugu. Tapi siapa sangka,adik yang kukira begitu polos dan baik ini menyimpan dendam yang begitu mengerikan.

Sebenarnya aku sudah merasakan perubahan kepribadiannya semenjak adikku berumur 11 tahun. Dia aneh sekali. Pernah saat itu,dia minta dibelikan kelinci untuk dipelihara. Oh ya,kami sudah punya rumah karena ada paman baik yang sedia memberi apartemen miliknya untuk ditinggali. Dia membolehkanku menyicil uang sewa sedikit demi sedikit. Namanya Paman Donghae. Namun sayangnya dia sudah meninggal.

Oh ini juga ada hubungannya dengan adikku.

Selang beberapa minggu setelah permintaannya,aku baru bisa membeli seekor kelinci. Tapi aneh. Lili tidak terlihat senang dengan hadiah yang kubawa. Dia hanya diam,mengerjab,kemudian kembali tidur tanpa bertingkah imut seperti anak seumurannya.

Dan mengenai Paman Donghae,dia meninggal karena sakit. Pada awalnya sakitnya tidak parah,hanya demam karena terlalu banyak lembur bekerja. Adikku dengan senang hati merawat dan menghibur paman Donghae agar cepat sembuh. Namun bukannya makin membaik,duda 32 tahun itu malah semakin memburuk. Lili masih setia tertawa seperti biasanya. Tapi Paman Donghae malah ketakutan. Wajahnya membiru,keringat dingin meluncur diseluruh bagian wajahnya. Aku mengamati dari balik pintu. Mengawasi lebih tepatnya. Aneh sekali. Kenapa adikku terlihat begitu senang.

"Kakak,sepertinya paman Hae mau pergi." Aku yang tidak mengerti hanya mengangguk,mengiyakan ucapan anak berumur 11 tahun itu tanpa memikirkannya lebih lanjut. Usiaku saat itu 13 tahun. Yang kupikirkan hanya, 'oh mungkin dia pergi ke suatu tempat untuk berobat'.

Tapi tidak! Nyatanya dia pergi untuk selamanya. Dan seminggu selepas itu,aku menemukan bangkai kelinci dibawah konter dapur dan sebotol racun serangga. Disebelahnya,ada piring berisi nasi busuk dan potongan daging mentah yang sudah dihinggapi ulat. Mengerikan. Siapa yang meletakkannya?! Aku juga tidak tahu.

Aku tidak ambil pusing. Karena memang hidupku sudah terlalu pusing untuk menyisipkan hal itu dalam benakku. Aku tidak mau jadi gila.

"Kakak,hari ini Lili tidak mau pergi ke sekolah!" Adikku itu menyuarakan keinginannya di bulan kedua musim semi. Usiaku sudah 15 tahun saat itu. Masih terlalu kecil ya?! Tapi siapa sangka,aku sudah berpikir seperti orang dewasa meski usiaku sedikit. Keadaan memaksaku menjadi dewasa. Itu sebabnya.

"Kenapa? Kakak kan sudah bekerja keras untuk membayar sekolahmu." Jawabku. Menyudahi kegiatan mencuci baju yang selalu kulakukan diawal pekan. Aku sibuk bekerja sepanjang hari. Hanya ada libur diawal pekan,karena tempatku bekerja memiliki hari libur yang aneh.

"Tidak mau kak,aku tidak mau terkena masalah."

Lagi lagi aku tidak bisa menangkap maksudnya.

Aku menghela nafas sejenak,"Kenapa? Kalau Lili tidak berbuat salah kan,tidak akan kena masalah. Sudah ya,ayo ganti baju. Kau harus sekolah agar pintar dan mendapat pekerjaan bagus."

Lili cemberut. Lucu. Dia memang selalu lucu sih. Akhirnya adikku menurut. Dia pergi ke sekolah meski dengan mood yang buruk. Oh ya,jika kalian ingin tahu apa aku sekolah atau tidak. Tentu iya. Aku sekolah. Tapi aku sudah memutuskan berhenti selama setahun. Kemudian lanjut sekolah ditahun berikutnya. Selama setahun ini,aku harus fokus mengumpulkan uang untuk membiayai adikku. Dia butuh banyak uang.

"Kakak,aku tidak mau sekolah,huaaa~" sedih sekali melihat adikku tidak memiliki semangat untuk belajar sementara aku bekerja keras untuk membayar sekolahnya. Tapi sepertinya dia benar benar tidak ingin.

"Oh,Lili mau makan ramen saja bersama kakak? Kita makan di minimarket ya?" Tawarku. Lili menggeleng. Aku mengerutkan kening,heran. Kenapa dia menolak? Padahal kan itu makanan kesukaannya.

"Aku mau bertemu kakak Yoyo saja."

Aku terhenyak. Yoyo? Kenapa dia ingin bertemu Taehyung?!

"Aku mau meminta saran dari kak Yoyo. Ada beberapa masalah akhir akhir ini,sepertinya Kak Yoyo tidak sibuk. Ayo kak!"

Ah kenapa aku kecewa. Seharusnya Park Lili meminta saran dariku. Woah apa ini?! Apa aku sedang cemburu melihat adikku lebih dekat dengan sahabatku sendiri?

"Kak Yoyo tidak sekolah kok,tadi aku melihatnya di warnet sebelah minimarket."

-

Yoyo? Bukankah itu aneh. Kenapa Park Lili memanggil Yoyo?

"Kak Yoyo!"

"Hei Lily,how your day?" Seperti biasa,Kim Taehyung yang sok western.

Lili tersenyum lebar. Astaga aku jarang sekali melihat senyum itu,kenapa Taehyung mudah sekali mendapatkannya.

"Baik," jawabnya. Kemudian duduk disebelah kursi Taehyung. Sementara aku masih berdiri dibelakang mereka berdua.

"Kak Yoyo—"

"Kenapa kau terus memanggilnya Yoyo?! Namanya Kim Taehyung,Park Lili." Aku menyela.

Taehyung terkekeh,"No problem,men. Aku tidak masalah dengan itu." Jawabnya,kalem.

Lili tertawa kecil,"Sebenarnya aku punya sedikit masalah sosial disekolah kak. Semuanya mengabaikan aku. Jadinya aku malas sekali sekolah."

Aku agak—terkejut. Jujur saja,Park Lili itu tipe introvert. Bukankah akan lebih nyaman diabaikan? Aneh.

"Tenang saja,aku akan menghampirimu setiap jam istirahat. You have me,so jangan khawatir oke?!"

"Kak..."

"Hmm?"



"Aku mau mencekik lehermu,boleh?"






[]

Aku double up yeey. Sebenarnya part ini panjang sekali. Jadi aku jadikan dua. Yang mau next,komen yaa. Aku kasih target😂 kalo komennya nyampe 10,aku bakal up besok. Kenapa bukan sekarang? Cause,ini jam tidur. Wkwk...

[✔] Choose You | Revenge and the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang