PRIИƆESS
𝔣𝔬𝔩𝔩𝔬𝔴 𝔣𝔦𝔯𝔰𝔱 !
𝑫𝒐𝒏𝒕 𝑷𝒍𝒂𝒈𝒊𝒂𝒕 𝑴𝒚 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚
__________________
"ɪ ᴡɪʟʟ ᴛᴀᴋᴇ ᴡʜᴀᴛ's ᴍɪɴᴇ"
***
Dia adalah tuan putri sesungguhnya. Dia yang hidup jauh dari hiruk pikuk keluarga kera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♕ᴘ ʀ ɪ ɴ ᴄ ᴇ s s♕
♕
P R I N C E S S ! ⼁ BAB 9 : PARTY !
♕
PLAY LIST : Salime Elise- Mad at Disney
♕
"jadi dimana gadis gadis itu sekarang ?" tanya Ruby menuju mobilnya.
Begitu ia mendapatkan laporan tentang gadis pembully itu. Ia sangat semangat untuk memberikan pelajaran untuk gadis itu.
"mereka berada di markas mereka sendiri boss." Jawab Jae. Pria itu mengekori yang Ruby menuju mobilnya.
"kalau begitu ayo. Kita beri mereka pelajaran sekarang." Ujar Ruby."yang lain akan memandu boss boss. Saya harus tinggal di kantor. Jika memungkinkan saya akan menyusul nantinya."
"hm." Setelah itu mereka lansung menuju markas para gadis pembully yang sudah mereka targetkan itu. Tak butuh waktu yang lama mereka sampai di tempat yang mereka tuju.
"jadi ini tempatnya ? rumayan." Cibir Ruby. Ia gunakan maskernya. Ia dipandu oleh anak buahnya untuk menuju tempat tujuan mereka. Mereka berhenti sejenak di pintu.
"lain kali jika kau salah membelikan makanan lagi. Bukan hanya tangan ini yang akan aku injak. Kepala bodohmu akan aku injak juga." Suara perempuan terdengar dari dalam.
Ruby dengan santai menerobos. Gadis itu masuk ke dalam markas itu seakan itu tempatnya bermain.
"wah sepertinya kalian sedang berpesta ? boleh ikut tidak ?". Ruby dengan santai berbicara kepada mereka.
"kalian siapa ?" teriak Daisy dengan marah. Saat ia tengah bermain ada saja orang yang menerobos ke dalam apartemen yang ia gunakan sebagai markas tempas ia bermain dengann teman temannya.
"aku ?" Ruby menunjuk dirinya sendiri. Lalu ia memandang kepada anak buahnya.
"aku siapa ya ?" tanyanya lagi kepada anak buahnya.
" pergi dari sini sebelum aku laporkan kepada security." Ujar Daisy. Ia mendekat.
"kau siapa berani beraninya masuk ke apartemen orang lain sembarangan !." kata Daisy. Gadis itu masih bisa mengontrol emosinya.
"ah sepertinya aku tidak di sambut dengan baik." Daisy memanaskan otot ototnya.
"keluar." Terika Daisy.
"kenapa kalian diam saja. panggil security untuk mengusir mereka." Kali ini Daisy benar benar marah.
"sayang sekali. Ponse punya mu harus aku hancurkan." Ruby dengan mudah merebut ponsel.
