Losing My Mind || Jirose

Chapter 5

.
.

Hay guys, aku balik lagi. Jangan lupa VOTE and Komen yah.

Tekan tombol 🌟 di sudut kiri bawah atau kanan atas. Karena, aku butuh apresiasi kalian yang gratis ini 😊😊

Keep enjoy reading till the end

Jangan bosen bosen yah sama ceritanya 😊😊

.
.

.

.

.

.

-oOo-

Sudah dua minggu berlalu ia menjadi siswa di Seoul Internasional High School dan juga Asisten dari Ketua Osis. Itulah yang membuat Rose -gadis yang sedang meminum jus stoberinya- terus mendesah pelan hingga sahabatnya yang sejak tadi memperhatikannya mengernyitkan alisnya bingung. Masalahnya, sahabat gilanya yang biasanya berisik kini melamun dengan nyamannya.

Gadis dengan rambut cokelat panjang yang di gerai itu mengibaskan tangannya di depan wajah Rose.

"Hey, Pasta! Ada apa hm?" Kata Lisa yang sedikit mengeraskan suaranya.

Mereka sekarang sedang di kantin dan beristirahat makan siang.

Rose mengerjapkan matanya. "Ya. Kenapa Lis?"

Lisa mendengus. Hey, bukan kah ia yang bertanya?

"Ada apa denganmu?"

Rose menggeleng. "Tidak ada, hanya..." Rose menghentikan perkataannya. Ia melirik Lisa yang menatapnya siap ingin menerkam.

"Hanya?"

"Kapan aku bebas menjadi asistennya, itu yang aku pikirkan." Desah Rose mengatakan keinginan yang menjanggal hatinya.

"Memangnya kenapa? Bukannya bagus kau selalu dekat dengan Ketua." Jelas Lisa yang kembali meneruskan acara makannya yang tertunda.

Rose mengikuti Lisa dan mulai memakan makanannya. "Aku hanya... hanya..."

"Hanya apa? Kau semakin jatuh cinta, begitu?" Kata Lisa dengan suara yang keras hingga membuat sebagian yang berada di kantin memperhatikan mereka.

"Uhuk... Uhuk." Rose langsung tersedak mendengar penuturan Lisa. Hey. Kenapa ia berbicara dengan suara keras begitu?!

"K-kau... Kenapa kau berkata seperti itu?!" Rose mendelik memandang sahabatnya yang hanya tersenyum dan mengangkat jarinya membentuk huruf 'V'.

Lisa terkekeh lalu meminum jus jeruknya dan berkata, "Akui saja. Jika kau lama - lama di sana, kau akan semakin terjebak dengan pesonanya. Begitu kan?"

Rose mengerjapkan matanya walau rona merah nampak jelas di pipinya ia tidak mau mengakuinya. "K-konyol. Mana mungkin aku menyukainya. Dia itu menyebalkan."

Mendengus, Lisa menyeringai dan menggidikkan bahunya. "Aku tau kau dengan baik, Pasta."

Rose menggidikkan bahunya acuh. "Tapi kali ini kau..."

"Benar. Selesai dan makanlah." Sela Lisa menunjuk makanan Rose yang masih banyak itu.

"Hm."

TUK!

"Aww!" Ringis Rose karena seseorang memukul kepalanya dengan sendok.

Rose mendongak dan siap akan memukul siapa pun yang sudah mengganggu kenyamanannya. Namun amarah yang siap ia keluarkan hilang tertelan di tenggorokan saat tau siapa sang pelaku itu.