"10"

285 32 7
                                    

Jungkook kini tengah duduk di ranjang sambil bersandar di headboard. Ia memainkan game di ponselnya karena merasa bosan menunggu Jiae yang sepertinya masih asik mengobrol di luar.

Mood-nya benar-benar turun drastis melihat Jiae yang sepertinya sangat dekat dengan pria di depan tadi, Jungkook lupa namanya siapa.

Karena bosan memainkan ponselnya, Jungkook memutuskan untuk mandi saja sekalian mendingan pikirannya yang sempat panas melihat kedekatan istrinya dengan pria asing tadi.

Beberapa menit kemudian Jungkook keluar dengan mengenakan boxser, rambutnya yang basah di keringkan dengan menggosoknya dengan handuk. Bertepatan dengan keluarnya Jungkook dari kamar mandi, Jiae membuka pintu kamar. Ia terkejut melihat Jungkook yang baru keluar dari kamar mandi.

"Astaga, kau mengejutkanku Kook." Ucap Jiae sambil memegang dadanya karena merasa terkejut, sedangkan Jungkook hanya menampilkan tampang datarnya. Ia sedang mode ngambek pokoknya.

"Lapar." Ucap Jungkook singkat, padat dan jelas.

"Sudah aku siapkan di meja makan. Turunlah jika sudah sangat lapar, tidak usah menungguku. Aku akan mandi." Jiae lalu masuk kamar mandi.

"Dasar tidak peka, giliran tamu saja di layani dengan baik. Sedangkan dengan suaminya banyak alasan." Jungkook menggerutu sambil berjalan keluar, Jiae yang mendengarnya hanya bisa tersenyum dengan tingkah Jungkook. Sepertinya suaminya itu sedang cemburu.

Jungkook mengambil kaos hitam polosnya dan memakainya, setelah itu ia pergi turun ke bawah untuk makan karena perutnya sudah sangat lapar. Di meja sudah terhidang makanan kesukaannya, Jungkook segera mengambil piring dan mengambil nasi.

Jungkook makan dengan sangat lahap, setelah selesai makan Jungkook melihat yang turun dari tangga dengan wajah fresh sehabis mandi.

"Kau tidak menungguku?" Tanya Jiae yang melihat Jungkook yang sepertinya sudah selesai makan.

"Untuk apa aku menunggumu." Jungkook bangkit dari tempat duduknya untuk kembali ke lantai atas.

Namun langkahnya terhenti di pijakan tangga pertama. "Masakanmu tak enak, aku tidak suka." Ucapnya lalu kembali menaiki tangga menuju kamarnya.

Jiae di buat terperangah dengan ucapan Jungkook, coba liat sekarang di meja makan, hanya tinggal setengah saja masakan yang dia buat. Jika tidak enak kenapa dimakan?

Sepertinya suaminya itu gengsi sekali mengakui jika masakan buatannya enak, awas saja nanti jika Jiae tidak memasakkan Jungkook, baru tau rasa si pria kelinci berotot itu.

•••

Pagi-pagi Jungkook sudah siap dengan  setelan kerjanya. Ia segera pergi berangkat ke kantor untuk bekerja seperti biasanya.

Saat tengah fokus membaca berkas-berkas penting, perhatian Jungkook teralihkan karena seseorang membuka pintu ruangnya. Siapa yang berani masuk ruangannya tanpa mengetuk pintu dulu.

"Hai bro, apa kabar?" Jungkook mendengus kesal melihat tingkah sahabatnya, Mingyu.

"Ckk, apa tidak bisa mengetuk pintu dulu sebelum masuk?"

"Ayolah, jangan marah. Aku kesini membawakan undangan untukmu." Mingyu meletakkan sebuah undangan berwarna gold di meja kerja Jungkook.

"Siapa yang akan menikah?" Tanya Jungkook.

"Tentu saja aku." Jawab Mingyu dengan bangga sambil melipat kedua tangannya di dada.

The Hurt Wife ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang