Gundukkan tanah yang sudah hampir seminggu berlalu itu tampak masih segar.
Aslan menaburkan bunga terakhirnya di atas makam Ibunya. Tempat peristirahatan terakhirnya.
Sudah hampir dua jam Aslan duduk di pinggiran makam. Bercerita tentang kebaikan Ayahnya yang tersembunyi. Segala perasangka buruk yang sama-sama Aslan bisa sesali sekarang ini.
Ia yakin, Ibunya pasti mendengarnya dan turut mengerti apa yang menjadi penyesalan keduanya selama ini. Selain, hanya bisa pasrah dan menerima semuanya.
"Lan, kita pulang ... udah mau hujan ini."
Aslan mengangguk patuh. Digiring oleh Uka dan Gery menjauh dari makam Ibunya yang berderet dengan makam lainnya.
"Lo yakin Ibu gue akan seneng dengernya?" tanya Aslan.
Uka tersenyum sementata Gery mengangguk.
Aslan merasa sisa bebannya terangkat. Ada lapang yang begitu melegakkan dalam dadanya. Sebelum benar-benar keluar dari tempat peristirahatan terkahir semua manusia. Aslan berhenti melangkah. Pandangannya menengadah ke langit dengan tangan yang masih terais.
Langit mulai mendung, rintik yang jarang mulai berjatuhan. Suara angin yang samar-samar menggerakkan pohon di sekitarnya. Dan bau tanah yang menguar terbawa oleh angin. Setelah terbasahi oleh rintik hujan yang mulai melebat.
Ada bisikkan batin yang Aslan suarakan.
"Gue harap, Tuhan mau beri gue kesempatan kedua."
∆∆∆
Suara alat penompang hidup seakan mengisi nada setiap detiknya pada ruangan yang senyap itu.
Memberi iringan melantun pada tubuh yang masih belum bangun dari lelapnya yang panjang.
Hingga suara hujan jatuh di luar. Memberikan suara gemericik samar yang menenangkan.
Bersamaan dengan seorang Suster yang memasukki ruangan pasien yang koma tersebut. Mulai menge-cek perkembangan sang pasien, lalu mencatatnya di atas buku yang ia pegang.
Namun, saat suara alat penompang hidup itu berbunyi cukup nyaring.
Suster itu mengalihkan pandangannya ke arah pasiennya yang perlahan jari-jemarinya terlihat bergerak lemah.Suara sama lemahnya, terdengar samar keluar dari bibirnya yang kaku.
"Aslan."
SELESAI
A/N
Allo, ill?
Lagi sakit radang tenggorokan.But, tentang cerita ini mungkin kalian masih bertanya-tanya.
Gimana tuh sama Arin?
Kalian pasti tahu, setelah ibunya meninggal, Arin udh nggak punya tanggungan selain dirinya sendiri. Dia bisa lanjtuin hidup.Trus Rania?
Itu balas dendam yang pas buat dia.Kenapa saya bikin ceritanya kek membiarkan beberapa problem tokoh. Saya rasa, para pembaca yang pintar, lebih dari itu mungkin tahu buat kedepannya.
Kecuali klo cerita ini akan diterbitkan. Saya akan sipakan beberapa kejutan lain hehehe.
So, thanks buat semuanya :)
Ketemu lagi dilapak selanjutnya.
See you next time!
Agus Setiawan 2001
KAMU SEDANG MEMBACA
[-] 00:00 (Thinking [Be] Like This) [END] ✔
Novela Juvenil[ DARKTEENLIT (15+) ] 4th - #MOONWAVE_PROJECT ~Mereka hanya pembohong manis dalam topeng rupa-rupa emosi~ Dunia Aslan sudah tak seperti dulu lagi. Setelah ia tahu apa artinya omong kosong dan kenyataan palsu bahwa kedua orang tua, teman-temannya ter...