42. Menghitung Hari

931 124 15
                                    

Menghitung hari menjelang kelahiran buah cinta pertama mereka. Kyuhyun dan Seohyun dibuat antusias sekaligus gugup secara bersamaan. Menyambut lahirnya si kecil yang bukan ditunggu oleh mereka saja, tapi juga orang-orang di sekitar mereka yang turut antusias. Seperti saat ini, decakan gemas terus keluar dari bibir Yoona yang menatap takjub layar LED berukuran 21,5 inci. Sesosok bayi mungil yang merupakan adik sepupunya dari sang paman.

"MasyaAllah, lucunya kamu, Dek. Jadi makin gak sabar pengen cepet-cepet kamu lahir deh," ucap Yoona antusias.

Seohyun tersenyum melihat reaksi sahabatnya yang baru pertama kali menemaninya mengecek kandungan. Ia pun beralih menatap sang suami yang justru terlihat sebal menatap keponakannya yang memang cukup heboh, hingga membuatnya tertawa.

"Yuyun, berisik tau gak?! Tuh, anak Om lagi bobo di perut Ummanya. Eh, kamu malah berisik gini. Nanti kalo dia bangun gimana?" ujar Kyuhyun sebal.

"Ihh... apaan sih, Om! Aku tuh seneng banget bisa ngeliat calon adik sepupu aku," balas Yoona langsung, menatap sebal ayah dari bayi yang ia kagumi.

Kyuhyun menghela napas panjang, lalu beralih menatap sang istri yang justru kini tertawa kecil melihat mereka. "Aku bilang juga apa? Harusnya kamu nolak waktu dia bilang pengen ikut. Sekarang malah berisik gini. Kasian anak aku."

Seohyun mengerutkan dahinya seraya memanyunkan bibirnya sebal. "Dedek anak aku juga, bukan anak Kakak aja. Yang hamil juga aku... bukan... Kakak."

Yoona langsung tertawa mendengar jawaban sang sahabat yang membuat pamannya langsung terdiam dengan tampang melongo yang justru terlihat sangat konyol. "Tuh, dengerin, Om!"

Mendapat serangan seperti itu dari istrinya membuat Kyuhyun memutar otak untuk memberi serangan balik. Ia berdeham kecil, lalu kembali menatap sang istri. "Eum... tapi tanpa usaha aku, kamu gak akan bisa hamil, Sayangku."

Kalimat yang baru saja keluar dari bibir Kyuhyun pun sukses membuat Seohyun, Yoona, seorang dokter dan juga seorang suster langsung terdiam.

Yoona tersenyum canggung, melirik dokter dan suster secara bergantian. "Jangan didengerin ya, Dok, Sus. Om aku emang suka ngaco omongannya," ucapnya langsung, lalu melirik sang sahabat yang kini juga terlihat malu.

"Ma—maaf, Dok, Sus." Kyuhyun turut tersenyum canggung pada dokter dan suster yang kini menatapnya dengan tatapan tak habis pikir. Rasa malu pun menghampirinya sesaat setelah sadar dengan apa yang diucapkannya tadi.

Seteleh selesai mengecek kandungan, mereka pun memilih untuk langsung pulang ke rumah saja. Namun, tidak dengan Yoona yang ingin mampir ke babyshop lebih dulu. Entah apa yang ingin dibelinya lagi untuk calon adik sepupunya itu. Bahkan Kyuhyun dan Seohyun pun menggelengkan kepala mereka saking dibuat tak habis pikir.

"Om, nanti kita mampir ke babyshop dulu, ya. Ada yang mau aku beli," ucap Yoona yang duduk di kursi belakang.

"Mau beli apa lagi sih, Yoon?" tanya Kyuhyun heran, lalu melirik sekilas Yoona melalui kaca spion depan.

"Eum... aku juga gak tau sih. Mungkin nanti di sana baru dapet ide mau beli apa," jawab Yoona dengan santainya.

Mendengar jawaban yang diberikan oleh sahabatnya, membuat Seohyun langsung memejamkan matanya. Ia menoleh ke belakang, menatap Yoona yang kini menyandarkan tangannya di punggung kursinya. "Seriusan mau beli sesuatu lagi? Eum... kalo terlalu banyak nanti gak kepake, terus bisa mubazir."

"Tuh, Yoon. Dengerin," timpal Kyuhyun.

"Ya... nanti kalo aku punya anak kan pakaian anak kalian bisa kepake lagi," jawab Yoona tanpa berpikir panjang.

"Huhhh... gak modal!" ujar Kyuhyun.

"Ya... daripada mubazir, kan?" tanya Yoona, menyentuh bahu sahabatnya.

Presiden Jomblo (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang