Thirty

71 16 3
                                    

Setelah dua minggu berlalu, luka jahitan di sisi kanan atas dari alis lelaki itu mulai mengering. Ia mulai terbangun dari tidurnya saat seseorang menepuk-nepuk pelan area lukanya dengan kassa yang telah dilumuri antibiotik.

"... ng,"

Gadis itu terhentak saat menyadari Leon telah terbangun.

"Hei, apa yang kau lakukan?" Ia menaikkan volume suaranya saat Leon hendak menggaruk area luka di kepalanya.

"Aku merasa sedikit gatal di bagian lukaku," jawab Leon.

"Iya, tapi jangan digaruk. Bagaimana kalau infeksi? Kapan kau bisa sembuh?" Ucapnya sambil mengatur jumlah tetesan infus Leon.

"Kenapa aku tidak amnesia saja?" tanya Leon.

"Aku sudah rela mengambil jatah cutiku untuk mengurusmu, jadi jangan mengucapkan hal yang tidak perlu," tegasnya.

Suster Heejin Lee atau Heejin adalah seorang tenaga medis yang sempat merawat Leon sebelumnya.

Suster Heejin Lee atau Heejin adalah seorang tenaga medis yang sempat merawat Leon sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Lima hari sebelumnya...

Sehari setelah Leon kembali dirawat. Heejin mendapatkan jadwal sift pagi. Dari kejauhan ia melihat rekannya memanggilnya. Heejin lantas mempercepat langkahnya.

"Ada apa?"

"Pasien tampan yang kemarin, ada lagi," bisiknya.

"Siapa," tanya Heejin bingung.

Dengan wajah yang tersipu-sipu rekannya menyebutkan nama Leon. Hal itu membuat Heejin cukup terkejut, pasalnya baru kemarin lelaki itu memaksakan diri untuk keluar dari Rumah Sakit.

Raut wajah Heejin cukup cemas saat memasuki ruang rawat VIP. Ia mendapati Leon terbaring lemah dengan beberapa luka memar dan lecet pada wajah serta lengannya. Heejin merasa bersalah, karena saat Leon meminta untuk keluar secara paksa, ia tidak bersikeras untuk menahannya agar tetap dirawat.

"Karena ini bagian dari kesalahanku, aku akan merawatmu sampai benar-benar pulih," batin Heejin.

Karena hal itulah Heejin meminta izin kepada atasannya untuk mengambil jatah cutinya hanya untuk merawat Leon.
***
.
.
.

Sejak Juni dan Rey belum menemukan Leon, selama itu pula keduanya kembali dekat. Terlebih saat Rey menemani Juni ke tempat ibunya di Itaewon untuk mencari Leon. Namun mereka harus kembali dengan membawa harapan kosong.
__
"Iya, memang Leon sempat menghubungi ibu. Katanya mau berkunjung. Tapi saat ibu bertanya apakah dia pergi bersamamu, dia malah menutup teleponnya," jelas ibu Juni dengan raut wajah cemas.
__

Seminggu setelah kembali dari rumah ibunya, Juni masih bersikeras untuk mencari Leon di tempat yang biasa mereka kunjungi. Bersamaan dengan itu, Rey tak pernah absen untuk menemaninya.

I'm sorry [Complete ✓️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang