05. Kebenaran Tentang Hati Roseana

169 21 0
                                    

"Sungguh, aku lelah jika harus terus mengalah dalam hal keegoisan."


***

Suara bising yang terus memasuki indra pendengaran Roseana tak membuatnya menjadi tuli, layaknya hal ini sudah biasa ia dengarkan. Lampu gemerlap warna warna terus berputar acak di tengah kegelapan yang berdesakan penuh dengan manusia-manusia pecinta dunia malam.

Segelas minuman pesenan Roseana kembali diberikan padanya. Sudah ada 5 gelas ia meminum, sekarang adalah gelas ke-6. Roseana bukan tipikal manusia yang bisa berdiam diri saja ketika masalah melanda. Ia lebih suka membaginya ke tempat yang jauh dari kata sunyi. Mendengarkan suara bising sangat menyenangkan baginya, seolah suara-suara masalah tertutupi begitu saja.

Dulu ketika ia mendapati masalah yang sama, dia juga pergi ke tempat bising yang jauh dari kata sepi. Konsernya yang begitu spektakuler membuatnya bangga sekaligus dapat melupakan sebuah masalah sejenak.

Lagi dan lagi, masalah dengan kasus yang sama dan penyakit yang sama. Jeffri dan dunianya. Jujur saja Roseana lelah dengan Jeffri. Pria yang terlihat sangat sempurna dan suka diagung-agungkan oleh banyak wanita itu benar-benar menyebalkan.

Jauh dari kata menyebalkan, Jeffri itu egois, sungguh apa dia tidak bisa membagi waktu dengan dirinya?

Sejak SMA pun, Jeffri masih sibuk dengan dunianya. Musik dan basket yang selalu membuatnya muak, ingin sekali rasanya ia memaki dan mengomelinya. Tapi Roseana tak bisa, Roseana lemah dengan tatapan dan suara maskulin Jeffri.

Pulang dari Australia langsung ke kantor kekasihnya, berharap ada hilal menyenangkan namun yang didapat menyedihkan. Roseana bahkan tidak bisa menginap di apartemen Jeffri. Buat makan malam atau jalan bersama saja tak bisa. Benar-benar menyebalkan bukan?

Roseana yakin, hanya dia wanita paling sabar yang masih waras untuk bertahan dalam hubungan seperti ini. Terkadang Roseana berpikir apa Jeffri benar-benar mencintainya? Dia terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Waktu dengan dunianya hampir 80 persen, sedangkan dirinya hanya 20 persen.

Roseana mulai merasa pusing, kepala tiba-tiba terasa berat. Dia lupa bahwa sudah meminum hingga 6 gelas minuman beralkohol dengan level terkuat. Sepertinya Roseana mulai mabuk, bagaimana ini?

Sebuah tepukan dan suara serak bercampur berat mulai memasuki gendang telinganya. Suara yang ia kenali. Kepala Roseana pun menoleh ke arah samping kanan dengan mata sedikit sayup-sayup.

"Hei, kenapa kamu ke sini? Bukankah kamu harusnya istirahat? Kamu 'kan dari bandara Ana," omel laki-laki bertubuh besar nan jangkung itu.

Telinga Roseana tidak salah dengar bukan? Ini dia? Benar-benar dia? Bagaimana bisa dia ada di Indonesia? Bukankah terakhir kali Roseana bertemu dengannya di Australia?

"K-kau ... ke ... napa ... a--" Ucapan Roseana terputus bersamaan dengan terpejamnya kedua mata Roseana.

***

Natasha membuang napas beratnya di depan pintu berwarna hitam. Tadi dia ditelpon untuk datang ke ruangannya, entah apa yang akan terjadi di dalam namun, Natasha merasa gugup.

Tangan Natasha pun mengetuk pintu tersebut sampai sebuah intrupsi seruan menyuruhnya untuk masuk.

"Masuk!"

Mellifluous [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang