Keputusan Hati (30)

101 4 0
                                    

Mohon maaf jika mengandung typo

.
.

Selamat membaca ⚡

.
.

Iqbaal mempercepat langkahnya menuju Ruang UKS. Ia baru saja mendengar kabar tidak mengenakan dari salah satu murid Kelas XII IPS 3.

"Gimana kondisinya?". Tanya Iqbaal dari ambang pintu Ruang UKS kepada salah satu anak PMR yang baru saja keluar dari dalam.

Anak PMR itu sejenak melongok kearah ranjang UKS yang tengah terbaring seseorang disana.
"Tadi pas dia mau ngumpulin tugas kedepan, tiba-tiba aja pingsan. Gua tanya keluhannya apa, dia jawab cuma pusing karena lupa sarapan dirumah". Tuturnya kepada Iqbaal yang tengah menganggukkan kepalanya.

Setelah mengucapkan terimakasih kepada Anak PMR itu, Iqbaal mengayunkan langkahnya mendekati ranjang UKS. Seseorang yang tengah menatap sendu langit-langit Ruang UKS itu adalah Zidny. Sahabatnya. Lebih tepatnya lagi sahabat kecilnya.

"Kenapa tadi gak sarapan?". Tanya Iqbaal yang langsung disambut keterkejutan oleh Zidny.

"Iya lupa. Maaf, ya". Jawabnya dengan tenang.

Zidny kemudian meraih telapak tangan Iqbaal lalu mengelus lembut setiap inci dari jari-jari kekar Iqbaal. Disamping itu, Iqbaal tidak merasa keberatan. Terlihat sesekali Zidny menarik dalam nafasnya yang terasa sesak, tapi sebisa mungkin dirinya bersikap biasa seolah semuanya baik-baik saja.

'Prang!'.

Suara nampan stainless obat-obatan yang terjatuh dibelakang Iqbaal sukses membuat keduanya terkejut bukan main dan hal itu sontak membuat Iqbaal menarik tangannya yang sebelumnya ada digenggaman Zidny. Iqbaal menolehkan badannya menuju sumber suara, dan betapa canggung Iqbaal ternyata penyebab kegaduhan itu adalah Steffi. Sahabat (namakamu).

"Upss, sorry! Gua kesini cuma mau ambil obat merah buat Kiki, dan ga sengaja gua nyenggol nampannya". Alibi Steffi yang sebenarnya ingin merusak suasana saja. Haduhh Steffi bisa aja.

"Kiki kenapa?". Tanya Iqbaal yang berusaha mengubah suasananya agar tidak canggung lagi.

"Tadi pas diruang musik, dia gak sengaja kesandung kabel terus kepalanya kebentur dikit. Cuma luka kecil, jadi ya gua bisa ngobatin sendiri. Yaudah gua duluan ya, kalian lanjutin aja, Sorry ganggu". Ucap Steffi yang langsung membereskan nampan obat-obatan yang terjatuh tadi lalu meletakkannya kembali, setelahnya ia pun melenggang pergi dari sana karena sudah benar-benar muak dengan drama ini.

Jujur, Iqbaal sedikit tersindir dengan ucapan terakhir Steffi. Tapi apa boleh buat? Iqbaal hanya perlu mengikuti alurnya agar dirinya tidak gegabah lagi dan tidak mengulangi kesalahan yang sama, dimana ia sudah tega menyakiti hati seseorang yang benar-benar tulus untuknya.

📖📖

Bell pulang berdering ~

Dengan segera Iqbaal membelakangi Zidny dan membungkukkan badannya memberi izin Zidny agar naik ke punggungnya. Zidny yang paham maksud Iqbaal, lantas tersenyum dan mengikutinya.

Di koridor kelas, tanpa sengaja Iqbaal dan Zidny bertemu dengan Steffi kembali. Bersama (namakamu), OHH NO! Rupanya mereka baru saja keluar kelas dan tidak sengaja berpapasan dengan dua insan yang tengah gendong menggendong mesra ini. Dengan cepat, Steffi langsung menutup kedua mata (namakamu) dan membawanya pergi menjauh.

'Sungguh, mereka berdua benar-benar membuat suasana jadi semakin kacau!'. Begitulah hardik sinis Steffi didalam hatinya.

KEPUTUSAN HATI - (Namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang