Ayah Luqman sudah lama meninggal dunia, waktu itu Luqman masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Dan penyakit yang diidap oleh Ayahnya pun menurun kepada Luqman.
Sejak kecil, Luqman memang sudah diponis oleh dokter mengalami kebocoran pada jantungnya, dan segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Luqman masih bisa bertahan sampai hari ini.
Dan Kaomi sudah mengetahui semua hal itu. Ia tidak menyangka keinginannya, doa-doanya akan benar-benar dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala secepat itu.
Kaomi memang sering menulis di buku diarynya. Ia memiliki dua buah buku diary. Diary ke-1 tempat ia mengulang harapan-harapannya. Semua harapannya ia tulis di buku sampai beberapa baris dan ia tulis ulang satu hari 3 kali.
34. Jika aku menikah, aku ingin mendapatkan seorang suami yang shaleh, penghafal al-qur'an, dan seseorang yang berpendidikan.
35. Dan suamiku, aku ingin dia membimbingku dan mencintai aku juga anak-anak kami nanti.
Itulah salah satu contoh keinginannya. Dan buku diary yang kedua berisi tentang jurnal kegiatan sehari-harinya. Mulai dari kebahagiaannya sampai dengan kesedihannya. Termasuk kebahagiaannya saat mendapatkan tawaran Ummi Ruyya untuk menikah dengan anaknya.
Tentu saja Kaomi tidak akan menolak. Luqman itu adalah seorang pemuda lulusan S2 Kairo. Penghafal al-qur'an, meskipun belum 30 juz. Seorang pendidik santri. Kesempurnaan berada pada dirinya.
Juga menjadi sebuah kesedihan sebenarnya karena dengan Ia menikah, Ia harus meninggalkan ibunya. Ibunya yang kini sudah mulai berhijrah bersamanya.
Sejak ayahnya meninggal karena stroke, memang banyak sekali perubahan kepada Ibunya, menjadi lemah lembut dan penyabar, hal itu membuat Kaomi tidak tega meninggalkan ibunya seorang diri.
Tetapi bagaimanapun, Ibunya sangat merestui pernikahan anaknya itu. Bahkan ia sangat bahagia akan mendapatkan seorang menantu yang sangat sempurna baginya.
"Ibu tidak apa-apa harus ditinggal oleh Kaomi. Bahkan yang sedang ibu rasakan adalah kebahagiaan. Allah telah mempertemukan Kaomi dengan Ummi Zainnab melalui perantara Syifa. Dan ummi Zainnab menjadi perantara Kaomi untuk bertemu dengan Ummi Ruyya. Dan mereka menjadi motivasi Ibu untuk terus memperbaiki diri,"
Dan siang ini Kaomi akan mengunjungi sahabatnya, Syifa. Sahabat yang benar-benar andil dalam hijrahnya. Syifa sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Siang ini kedua anaknya itu baru saja tertidur dan suaminya memang akan pulang petang nanti.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumussalam, masuk Mi!"
"Oh iya-iya. Maaf ya seminggu ini udah hampir dua kali main ke rumah,"
"Nggak apa-apa dong Mi, kayak main ke siapa aja. Oh iya jadi gimana? Padahal kamu nggak usah resign dari pekerjaan kamu,"
"Aku mau kayak kamu. Fokus menjadi seorang istri dan ibu,"
"Alhamdulillah kalau memang begitu. Aku seneng banget kamu bisa dapat suami yang benar-benar type kamu,"
"Bahkan aku sendiri juga tidak pernah menyangkanya,"
"Berarti jadi dong ya jadi seorang ibu dari empat anak kembar laki-laki dan dua anak kembar perempuan,"
"Insya Allah Fa, aku juga jadi berpikir kalau keinginan aku yang ini sudah terwujud bukankah keinginan yang lain juga akan segera terwujud"
"Insya Allah. Jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala Menghendaki,"
Kaomi sudah tidak sabar ingin melihat rupa calon suaminya itu. Ia hanya baru saja mendengar dari mertuanya. Itupun sudah membuat Kaomi bahagia. Ia sudah tidak sabar ingin berbahagia sedunia sesurga bersama suaminya itu nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepadamu Penggenap Imanku [2016]
SpiritualeDiunggah pertama kali pada tahun 2016 Mencapai satu juta viewers pada masanya Luqman Nurhandiman, seorang pria shalih yang diuji dengan permintaan Ibunya. Menikah dengan Kaomi, wanita hijrahan yang sama sekali bukan tipenya. Terlebih lagi kepulangan...