04. Hari Pernikahan

43 15 0
                                    

"Saya terima nikahnya Kaomi Sofa Marwah binti Jainuddin Hamid dengan seperangkat alat shalat dan kalung emas sepuluh gram dibayar tunai,"

Wanita mana yang tidak bahagia ketika seorang lelaki mengucapkan ijab kabul dengan lantangnya, membuktikan keyakinan di dalam diri lelaki itu bahwa ia benar-benar mencintai wanita yang dinikahinya.

Kaomi. Wanita yang merasa dirinya beruntung itu sedari tadi mendengarkan proses ijab kabul di balik tirai tempat walimah akhwat. Seruan sah dari para tamu undangan membersamai air mata Kaomi yang meluap.

Lelaki yang baru saja terdengar suara lantangnya saat berakad kini ada di samping Kaomi. Lelaki yang mengkhitbahnya waktu lalu, hari ini telah sah menjadi suaminya.

Luqman mengunjungi tempat walimah akhwat seorang diri untuk memberikan surat-surat yang harus ditanda-tangani oleh mempelai perempuan.

Setelah surat pernikahan ditanda-tangani oleh kedua mempelai dan kedua mempelai saling memasangkan cincin. Dipakaikanlah kalung mahar itu oleh Luqman kepada Kaomi. Setelah itu Luqman mencium Kaomi tepat di tengah-tengah keningnya.

Semua itu juga menjadi kebahagiaan bagi para undangan, meskipun hanya dihadiri oleh tetangga dan kerabat dekat. Tetapi apakah ini juga menjadi kebahagiaan bagi Luqman?

Raganya terus mengikuti alur yang mengalir tetapi pikiran dan hatinya tetap diam.

Pikirannya masih sama, benarkah Kaomi juga termasuk wanita idamannya? Shalihah, dapat meningkatkan keimanannya, dan bisa menjadi temannya ke Surga Allah.

Dan hatinya, tidak dapat dipungkiri meskipun belum terlampau jauh sampai ke perkenalan. Luqman masih membayangi Aisyah. Ia tahu ini salah dan siapapun pasti menganggap hal ini bodoh.

Tetapi belum ada hal lain yang dapat mengganti hal bodoh itu. Dan belum Luqman temukan tebusan atas kekecewaan di dalam hatinya.

Yang saat ini Luqman harapkan. Semoga wujud baktinya kepada ibunya itu mendapatkan balasan yang baik dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Kalau dikatakan tidak ikhlas. Memang benar Luqman tidak ikhlas. Tetapi jika dia terus memanjakan ketidak-ikhlasan itu, maka bisa jadi pernikahannya tidak sah.

Maka dari itu ia akan berusaha untuk mencintai Kaomi. Bukan karena ibunya, bukan karena ia harus lupa kepada Aisyah tetapi karena Luqman harus mencintai Kaomi karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

***

Setelah akad nikah selesai. Luqman dan Kaomi menunaikan shalat sunnah dua rakaat. Tidak ada yang mereka bicarakan setelah shalat selesai.

Kaomi mencium tangan Luqman dan Luqman membalasnya dengan mengusap kepala Kaomi lalu mencium kembali keningnya.

Dan berlangsunglah ke acara selanjutnya yaitu pesta walimah. Meskipun hanya tetangga dan kerabat dekat, keluarga mempelai tidak membatasi tamu undangan yang datang.

Dari kalangan apa pun tamunya, yang mereka harapkan hanyalah keberkahan untuk pernikahannya.

Kaomi begitu sumringah ketika para tamu undangan menyalaminya. Sementara Luqman, mungkin akan lebih tepat jika dikatakan bahwa Luqman hanya bersembuyi dibalik wajah sumringahnya.

Sebenarnya ada rasa takut terhadap Allah jika suatu saat Luqman tidak bisa memuliakan isterinya. Wanita cantik yang saat ini berada di sampingnya, ia ragu, mampukah wanita itu membuat dirinya jatuh cinta karena Allah?

Kepadamu Penggenap Imanku [2016] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang