Gadis dengan surai hitam sebahu itu terdiam, menatap awan-awan dari jendela disebelahnya tanpa menghiraukan pria disampingnya yang sedari tadi tidak berhenti memanggil namanya.
"Narin-ah,"
Hening.
"Ahn Narin,"
Tidak ada jawaban.
"Choi Narin!"
Masih tidak ada jawaban.
Yeonjun mengacak rambutnya frustasi. Gadis yang duduk disampingnya itu benar-benar tidak menghiraukan dirinya.
"Dengarkan penjelasan—"
"Aku sudah tahu."
"Huh?"
Narin menoleh kearah Yeonjun, lalu menatap pria itu lekat. "Chou Tzuyu, pramugari, pernah memiliki hubungan dekat denganmu—"
"Hubungan dekat? Kata siapa?" tanya Yeonjun yang terkejut mendengar ucapan Narin.
"Soobin. Aku tahu dia tidak akan berbohong, jadi tidak perlu mengelak." jawab Narin lalu kembali menghadap jendela disampingnya.
"Ck, jadi kau lebih percaya dengan Soobin sekarang daripada kekasihmu sendiri?"
"Iya. Memang kenapa?" balas Narin sembari menatap tajam Yeonjun.
Yeonjun berdecak kesal, lalu memejamkan matanya. "Benar-benar, Choi Soobin, minta diberi pelajaran ternyata."
———
"Narin-ah!"
Pria dengan penampilan yang sedikit berantakan itu melepaskan jas nya, lalu melemparnya asal. Tidak lupa melepas kancing kemeja dilengannya yang sedari tadi membuat lengannya sedikit sakit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah Choi Yeonjun itu menghempaskan tubuhnya diatas ranjang. Hari ini cukup melelahkan baginya, baru saja mereka sampai di Berlin, German, ia sudah harus langsung berurusan dengan banyak orang. Sepertinya Lim Jaebum sudah tau kalau Yeonjun sedang mencari keberadaannya.
"Sedang apa dikamarku?" tanya Narin yang baru saja keluar dari kamar mandi. Namun tenang, kali ini ia sudah berpakaian dengan lengkap.
"Kamarmu kamarku juga," jawab Yeonjun dengan mata yang masih terpejam.
"Baiklah, aku saja yang pindah kamar kalau begitu." ucap Narin sembari merapihkan kopernya kembali.
"Ahn Narin!" pekik Yeonjun membuat Narin membeku karena terkejut.
"Bisakah kau berhenti bersikap kekanakan seperti ini?! Aku lelah! Bukannya disambut dengan hangat malah seperti ini! Memang benar, aku salah mengambil keputusan membawamu kesini, bukannya membantu malah menambah beban!" pekik Yeonjun panjang lebar dengan emosi yang sudah tidak dapat dibendung lagi. Pria itu bangkit dari duduknya, lalu masuk kedalam kamar mandi.
