Cerita Duapuluhempat (🔞)

252 20 2
                                    

⚠️ Tiati. Udah dibilangin nih. ⚠️

"Are you happy?"

Pertanyaan itu lagi-lagi melintas di kepala Hyewon. Sudah lewat beberapa hari, namun entah kenapa ia belum bisa menjawab pertanyaan Eunbi sampai sekarang. Eunbi pun tidak pernah bertanya lagi, tapi pasti ada maksudnya kan?

Bahagia? Apa maksudnya? Tentu ia Bahagia. Tapi, Bahagia itu emangnya bisa diukur? Oleh apa? Ia Bahagia kok.

Ia bisa berkuliah di kampus dan jurusan yang ia mau. Ia memilikki orang-orang yang ia sayangi di sekitarnya. Ia punya Minjoo yang sudah seperti adik perempuannya sendiri. Ia punya Yuri.

Iya?

Iya kan? Yuri miliknya?

Apa iya Yuri memang miliknya?

"Cuk," ucap Chaeyeon sambil melempar kacang elang ke Hyewon, membuyarkan lamunannya. "Bengong aja. Kesambet tau rasa lo."

Hyewon kemudian menatap dua sejoli yang duduk di depannya tersebut, Chaeyeon dan Sakura yang sedang bercanda sambil suap-suapan kacang. Romantis, Tapi cringe.

"Eh, gue mau nanya dong," Ucap Hyewon tiba-tiba, membuat Sakura dan Chaeyeon kompak menatap sahabatnya itu. "Kalian Bahagia gak?"

Sakura dan Chaeyeon terdiam sebentar sambil saling menatap, "Maksudnya? Bahagia gimana nih? Bahagia orang kan beda-beda."

Hyewon termangu sesaat. Mengangguk tanda setuju ke sahabatnya tersebut.

"Lu deh Chae. Bahagia versi lu gimana?"

Chaeyeon terdiam sebentar, menyilakan kakinya sembari jempolnya menusuk-nusuk kecil dagunya. Ia kemudian merangkul Sakura yang duduk di sebelahnya sambil menatap tulus ke perempuan rambut sebahu itu. "Dia. Sakura salah satunya. Dia alasan gue masih bertahan di dunia ini,"

"Lo tau gak? Salah satu kebahagiaan di dunia adalah cinta sejati. Perasaan tulus dari dia yang lo kasihi. Perasaan yang buat lo seneng terus tiap deket dia. Lo seneng kalo dia perhatian dan berbagi harinya sama lo tiap hari. Semua tentang Sakura adalah Sebagian kecil Bahagia yang gue punya."

Hyewon terlihat diam, berusaha memahami maksud Chaeyeon. "Kalo elu Ra?"

Berbalik Sakura menatap Chaeyeon. Satu tangannya mengamit tangan kekasihnya itu erat. "Chaeyeon's happiness is my happiness. Kadang gue mikir kalo emang kita diciptakan satu sama lain, Hye. Diciptakan bukan hanya untuk bertemu, tapi juga untuk mendampingi satu sama lain."

Mengangguk, Hyewon merasa mengerti sedikit maksud Eunbi. Mungkin maksud Eunbi apakah dia Bahagia bersama Yuri? Apakah Yuri benar Bahagia yang dicari Hyewon? Atau bahkan, Hyewon sendiri pun belum tau kebahagiaan itu sendiri?

Bagaimana kalo pertanyaannya berbalik? Apakah Yuri Bahagia dengannya?

Pening menyeruak di kepala Hyewon. Siapa sangka ternyata menghafal pasal lebih mudah dari mengerti maksud perkataan wanita. Hyewon menjatuhkan pelan kepalanya ke atas meja, ditatap heran oleh kedua sahabatnya.

"Lo kenapa? Ini hari istimewa lho, kok malah lesu?" tanya Chaeyeon.

Hari besar? Pikir Hyewon. "Hari bes—astaga! Hari ini kan gue harus ketemu dekan kita!"

Hyewon menepuk jidatnya cukup keras kemudian terburu-buru berdiri. Ia membereskan sofa tempanya duduk tadi, mengambil kunci motor dan dompetnya dan melesat keluar dengan cepat. "Makasih ya Chae untung lu ingetin."

"Eh, eh. Bukan itu. Maksud gue, bukannya hari ini ulang tahun Yuri? Dia jadi ngerayain kecil-kecilan kan di rumahnya?"

Hyewon menepuk jidatnya lagi, entah yang keberapa kali. Banyaknya pikiran yang melanda dirinya belakangan ini benar-benar membuatnya bahkan tidak kepikiran Yuri sekalipun.

Someday | IzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang